Kiara merupakan seorang gadis yang masih berusia 18 tahun, saat ini dia baru dinyatakan lulus SMA, Akan tetapi takdir malah membuat dia terjebak dalam ikatan pernikahan dengan pria asing bernama Arya. akankah pernikahan yang dijalaninya berakhir bahagia? ataukah akan sebaliknya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rosnila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suasana baru dirumah Arya
Bik Marni membawa gaun-gaun tersebut turun kelantai satu rumah Arya. Kemudian menyusunnya kedalam kotak yang sudah disiapkan diruang tamu.
Kiara hanya menatap Bik Marni dengan tatapan penasaran nya. Namun dia enggak mau bertanya lagi.
Berjalan ke sofa dan duduk disana, Baru juga beberapa jam dia disana , dia sudah sangat dibuat penasaran oleh gaun-gaun perempuan Yang ada dirumah itu.
"Nyonya istirahat saja dikamar!" pinta Bik Marni.
"Tidak apa-apa Bik, Kiara juga tidak mengantuk." jawab Kiara sambil Tersenyum.
Bik Marni kembali mengulas senyum, kemudian melanjutkan lagi melipat gaun-gaun mewah itu.
"Bik!" panggil Kiara lagi.
"Iya nyonya." jawab Bik Marni.
"Apa boleh Kiara tanya sesuatu?"
"Silahkan!" kalau Bibi bisa jawab ya dijawab."
Bik Marni Memang wanita yang ramah dan bertutur kata lembut, yang membuat Kiara merasa dekat meskipun baru bertemu.
"Nyonya mau nanya apa?" tanya Bik Marni.
"Bingung sih Bik."
"Nyonya jangan sungkan, katakan saja!"
" Kiara cuma mau nanya, memangnya..." Kiara menggantung perkataan nya, dia terlihat ragu.
"Katakan saja nyonya!" ucap Bik Marni melihat Kiara tidak melanjutkan perkataannya.
Sebenarnya dia bingung mau menyebut Arya dengan sebutan apa. Bik Marni yang sudah selesai dengan pekerjaan nya pun terlihat pergi meninggalkan Kiara diruang tamu.
Namun tak berapa lama dia kembali dengan secangkir teh ditangannya.
"Ini nyonya Minun dulu!" memberikan teh hangat tersebut kepada Kiara.
"Terimakasih Bik." jawab Kiara.
"Bik, tolong jangan panggil Kiara dengan sebutan nyonya, Kiara merasa canggung." ucap Kiara sambil tersenyum.
"Jangan nyonya, nanti saya yang tidak enak dengan Tuan Arya." jawab Bik Marni.
Kiara kembali diam, tapi didalam hati apa harus dia dipanggil nyonya. Dengan pernikahan nya yang penuh kepalsuan.
Kiara meneguk teh hangat Yang ada ditangannya.
"Nyonya, kalau begitu saya permisi untuk menyiapkan makan siang." pamit Bik Marni.
"Kalau begitu biar Kiara bantu ya Bik." Kiara bangun dari duduknya dan meletakkan gelas yang masih dipegang oleh nya.
"Tidak usah nyonya, Bibi sudah terbiasa melakukan hal ini." jawab Bik Marni sambil berlalu menuju dapur.
Kiara pun ikut masuk ke dapur. Dia pun sedikit terpana melihat dapur rumah Arya yang begitu mewah.
"Bibi mau Masak apa?" tanya Kiara.
"Bibi mau Masak Sop iga aja." jawab Bik Marni sambil mencuci iga sapi yang baru dikeluarkan dri freezer itu .
"Tuan Arya itu, tidak pernah pilih-pilih makanan. selama Bibi disini tidak pernah rewel soal makanan."
"Apa yang dimasak ya dimakan, kalau ditanya pun mau makan apa diam aja, jawabnya terserah." Bik Marni terus cerita panjang lebar tanpa harus ditanya.
"Orang nya juga jarang marah, entah mungkin karena Bibi jarang jumpa ya nyonya." cerita bik Marni sambil terkekeh sendiri.
"Memangnya berapa lama Bibi udah kerja disini?" tanya Kiara.
"Lumayan lama nyonya, sudah hampir 7 tahun." jawab Bik Marni seperti mengingat-ingat.
"Berarti Tuan itu orang baik Bik?" tanya Kiara dengan polosnya.
"Iya nyonya, bahkan sangat baik." jawab Bik Marni dengan tersenyum.
"Tapi kenapa nyonya bertanya begitu? nyonya kan istrinya." jawab Bik Marni lagi.
"Iya, tapi Bibi pasti tau kan, kalau Kiara ini hanya istri pengganti?" tanya Kiara dengan wajah muram.
Bik Marni tidak langsung menjawab, dia terdiam sesaat. Tidak mungkin dia tidak tau, karena dia yang selama ini hidup bersama Arya.
"Nyonya, apapun itu namanya. Yang jelas sekarang nyonya adalah istrinya Tuan " jawab Bik Marni sambil terus mengaduk masakannya.
Kiara diam, tak mengatakan apapun lagi. karena apa yang dikatakan Bik Marni itu benar adanya.
Setelah masakan Bik Marni selesai dimasak, Kiara ikut membantu menatanya dimeja makan. Namun tak ada lagi pembicaraan disana. Hanya dentingan sendok dan piring yang ditata diatas meja yang terdengar.
Setelah selesai, Kiara kembali kekamar untuk membersihkan diri, mengganti bajunya dengan baju yang dibawa dari rumah Sari.
Rok selutut dengan baju kaos berwarna putih berlengan pendek. Kemudian langsung turun lagi ke lantai satu.
Dia belum juga melihat Arya pulang, bahkan dia bertanya-tanya didalam hati apa laki-laki itu akan pulang kerumah.
Namun belum juga rasa penasaran nya itu selesai, pintu utama pun terbuka, dan lelaki yang sedang ditunggunya pun datang.
Hanya menatap Ke arah Kiara sesaat, kemudian pergi menaiki tangga menuju kamarnya.
Kiara juga tidak protes, hanya diam ditempatnya. bahkan tak menyambut kedatangan Arya saat itu.
"Nyonya!" panggil Bik Marni yang baru saja datang dari arah dapur.
"Iya Bik!" jawab Kiara sambil bangun dari duduknya.
"Maaf nyonya, Bibi cuma mau bilang. Biasanya bibi yang melayani Tuan untuk makan."
"Kan sekarang udah ada nyonya, rasanya tidak sopan kalau Bibi masih mengambilkan makanan ke piring Yuan " ucap Bik Sri.
Kiara sesaat terdiam, dia paham maksud Bik Sri. Tapi bagaimana kalau Arya tidak suka dilayani Oleh nya.
Tapi dia tidak mungkin bicara begitu, mungkin tidak ada salahnya kalau dicoba. Kiara pun mengangguk pelan tanda setuju.
Bik Marni pun mohon izin untuk membersihkan halaman rumah mereka.
Kiara berjalan dengan malas menuju ke meja makan. Menunggu Tuan Arya nya itu. Namun tak berapa lama yang ditunggunya pun datang.
Arya menggeser kursi dimeja makan dan duduk disana. Kiara yang melihat kedatangan Arya pun langsung bangun dari duduk nya.
Meraih piring yang ada dihadapan Arya, dan mengisinya dengan se centong nasi, dan lauk Yang ada. Namun hal itu dilakukan dengan hati-hati.
Dia takut salah, karena ini kali pertama dia melayani Arya, sekaligus lelaki kedua setelah sang ayah.
Arya tak terlihat melarang, dia langsung menyuapkan apa yang sudah ada di piringnya. Namun Kiara masih berdiri ditempatnya.
"Apa kamu akan kenyang kalau melihat saya makan?" tanya Arya tiba-tiba. Namun tentu dengan nada datarnya.
"Duduk dan makan!" perintah Arya.
"Baik tuan!" jawab Kiara tiba-tiba.
Dan dia langsung menarik kursi dihadapan Arya. namun belum juga dia mengisi piringnya, terdengar Arya bicara lagi.
"Jangan panggil saya tuan, saya ini bukan majikan kamu!"
Kiara menelan ludahnya, dia sudah duga. pasti dia bingung mau memanggil Arya itu apa.
"Lalu saya harus panggil apa Tuan?" ucap nya lagi dengan nada bicara yang lembut.
"Terserah!" jawab Arya yang kemudian kembali melanjutkan makan nya.
Didalam hati Kiara menggerutu, bagaimana tidak. Dia bertanya harus dipanggil siapa malah terserah, dia panggil Tuan lelaki dihadapannya malah marah.
Kiara diam, dia mengisi piringnya dan melanjutkan untuk makan. Suasana hening sesaat. Tak ada yang bicara, sampai akhirnya makan siang itu selesai.
Tanpa bicara, Kiara membereskan meja makan, yang tentu saja langsung dibantu bik Marni yang baru saja datang.
"Sudah nyonya, biar Bibi saja yang cuci piring!"
"Tidak apa - apa, Kiara juga sudah terbiasa." jawab Kiara sambil tersenyum.
Arya hanya menatap sekilas kearah kedua perempuan itu, dan kemudian pergi menuju keruang tamu.
Siang itu, rumah yang biasa sunyi namun hari ini sesekali Arya bisa mendengar canda tawa bik Marni dan Kiara.
Apakah kehadiran Kiara akan merubah kehidupan Arya jauh lebih baik, atau sebaliknya?