NovelToon NovelToon
Dua Akad Satu Cinta

Dua Akad Satu Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Poligami / Penyesalan Suami / Konflik etika / Tamat
Popularitas:334k
Nilai: 4.8
Nama Author: mama reni

Tiga Tahun berumah tangga, Amanda merasa bahwa pernikahannya benar-benar bahagia, tapi semua berubah saat ia bertemu Yuni, sahabat lamanya.

Pertemuan dengan Yuni, membawa Amanda pergi ke rumah tempat Yuni tinggal, dimana dia bisa melihat foto pernikahan Yuni yang bersama dengan pria yang Amanda panggil suami.

Ternyata Yuni sudah menikah lima tahun dengan suaminya, hancur, Amanda menyadari bahwa dia ternyata adalah madu dari sahabatnya sendiri, apakah yang akan Amanda lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Sebelas

Amanda membuka pintu kamar hotel itu perlahan. Pandangannya langsung tertuju pada sosok suaminya yang berdiri di dekat jendela, menatap jauh ke luar dengan ekspresi kosong.

Azka belum menyadari kehadirannya. Wajahnya tampak serius, seperti sedang tenggelam dalam pikiran yang berat.

“Mas, lagi mikirin apa?” tanya Amanda pelan sambil melangkah mendekat. Dalam hatinya, ia yakin pria itu sedang memikirkan anak dan istrinya yang lain.

Azka tersentak kecil mendengar suara itu. Begitu menoleh dan melihat Amanda, senyum tipis muncul di wajahnya. Ia segera berjalan mendekat, lalu merangkul pinggang istrinya dengan lembut.

“Sayang, kamu udah pulang ternyata. Maaf, aku nggak sadar,” ujarnya.

Tanpa banyak bicara, Azka mengangkat tubuh Amanda dan membaringkannya di atas ranjang, lalu ikut berbaring di sampingnya.

“Sayang,” bisiknya, menatap wajah Amanda dari dekat. “Baru satu hari nggak ketemu, rasanya udah lama banget.”

Ia berbaring miring, menopang kepala dengan satu tangan, sementara pandangannya tak lepas dari wajah sang istri.

"Amanda, apa aku ada salah?" tanya Azka. Dia merasa istrinya sedikit berubah. Biasanya kalau sudah berdua di ranjang, Amanda akan langsung masuk dalam pelukannya dan bersandar di dadanya.

"Kenapa Mas bertanya begitu? Apa Mas merasa pernah melakukan kesalahan denganku?" Amanda balik bertanya.

"Sayang, tentu saja tidak. Tapi aku takut sikapku ada yang tak kamu suka. Kalau memang ada, aku mau kamu jujur. Biar aku bisa merubahnya," ucap Azka.

"Mas, kejujuran itu hanya Mas sendiri yang tahu. Apakah selama ini Mas merasa pernah berbohong atau tidak, tanyakan saja pada diri Mas sendiri!"

Azka terdiam. Mungkin dia menyadari jika telah berbohong dengan istrinya. Amanda memperhatikan wajah suaminya yang tampak sedikit gelisah.

"Mas, selama kamu masih belum mau jujur, aku akan terus desak. Agar kamu pada akhirnya mengakui semua," ucap Amanda dalam hatinya.

Amanda mendekati suaminya. Jujur saja, rasa cinta itu masih ada untuk Azka. Selama tiga tahun berumah tangga dengan pria itu, tak pernah sedikitpun dia melakukan kesalahan. Dia selalu memanjakan dan meratukan dirinya.

"Mas, besok aku mau pulang. Aku baru ingat, ada janji dengan dokter. Aku ingin periksa kesuburanku. Apa kamu masih mau tinggal di sini?"

Azka tampak terkejut mendengar ucapan istrinya. Dia lalu berkata, "Sayang, kenapa harus periksa ke dokter. Sudah aku katakan, aku menerima kamu apa adanya. Jangan kamu bebani pikiran kamu dengan keinginan untuk memberikan keturunan padaku."

"Mas, aku mau periksa bukan hanya untuk itu saja. Aku takut ada penyakit dalam tubuhku."

"Sudahlah, Sayang. Nanti kita periksa ke dokter kandungan temanku itu saja. Aku tak suka kamu periksa ke dokter kandungan yang lain," balas Azka.

Amanda memandangi wajah suaminya yang tampak berbeda. Selalu saja begitu setiap dia bicara tentang pemeriksaan kandungan. Seperti ada yang disembunyikan pria itu darinya.

**

Pagi itu cahaya matahari menembus tirai kamar hotel, membuat suasana ruangan terasa hangat dan tenang. Amanda sudah bangun lebih dulu dari Azka. Tubuhnya terasa berat, tapi pikirannya sudah bulat.

Di atas ranjang, Azka masih terlelap dengan posisi miring, sementara Amanda pelan-pelan menyusun pakaian ke dalam koper kecil di sudut ruangan.

Suara gesekan resleting membuat Azka menggeliat. Matanya terbuka perlahan, lalu menatap istrinya yang sedang sibuk membereskan baju.

“Sayang … kamu ngapain pagi-pagi udah beres-beres?” tanya Azka dengan suaranya yang serak, karena baru bangun.

Amanda menoleh sekilas, tersenyum kecil. “Aku mau pulang, Mas. Nanti siang aku ada janji sama dokter.”

Azka bangun duduk, menyandarkan punggung di sandaran tempat tidur. Raut wajahnya tampak sedikit kaget, meski berusaha menyembunyikannya. “Serius kamu mau pulang hari ini?” tanyanya.

Amanda mengangguk pelan. “Iya, Mas. Aku udah bilang'kan semalam.”

Azka terdiam beberapa detik sebelum akhirnya menghela napas panjang. “Ya sudah, kalau memang itu maumu. Tapi jangan sekarang, ya. Aku masih ada rapat online jam sepuluh. Selesai paling jam dua belas. Kita berangkat setelah itu aja.”

Amanda menatapnya sebentar, lalu menjawab datar, “Baik, aku tunggu. Tapi apa kamu yakin mau pulang sekarang?"

"Maksud kamu apa, Manda?"

"Mana tau masih ada yang ingin Mas datangi, atau masih ada urusan lain di kota ini!" seru Amanda.

"Sayang, aku ke sini hanya untuk urusan bisnis. Tak ada yang lain. Apa kamu mencurigaiku?" tanya Azka. Dia merasa dua hari ini istrinya agak berbeda, seperti menyembunyikan sesuatu.

"Mas, aku hanya bertanya karena kamu kemarin bilang mau seminggu di sini. Ini baru empat hari," jawab Amanda.

"Aku tadinya mau mengajak kamu jalan-jalan di kota ini setelah selesai rapat. Tapi kalau kamunya pulang, untuk apa aku bertahan?"

"Iya, Mas. Maaf jika pertanyaanku membuat Mas marah."

"Tidak apa, Sayang. Aku juga minta maaf karena tak bisa menemani kamu beberapa hari ini," ucap Azka. Amanda hanya mengangguk sebagai jawaban.

Sesaat kemudian suasana kamar mendadak hening. Hanya terdengar suara ketikan laptop saat Azka mulai menyiapkan bahan rapatnya. Amanda kembali melipat bajunya, tapi pikirannya melayang entah ke mana.

Sebenarnya, bukan pulang yang membuat dadanya sesak, melainkan rasa tak nyaman yang terus tumbuh setiap kali Azka terlihat menutupi sesuatu.

Sesekali Azka melirik ke arah Amanda. “Kamu marah, ya, Sayang?” tanyanya hati-hati.

Amanda menoleh, tersenyum samar. “Enggak, Mas. Aku cuma capek. Kayaknya butuh suasana rumah aja.”

“Kalau kamu mau, nanti aku susul sore. Sekalian nemenin kamu ke dokter, ya?”

Amanda menatap mata suaminya. Sekilas ada keraguan di sana. “Nggak usah, Mas. Aku bisa sendiri. Lagian kamu kan sibuk.”

Azka menutup laptopnya sebentar, lalu berjalan mendekat. “Sibuk sih, iya. Tapi bukan berarti aku nggak peduli. Aku cuma nggak mau kamu salah paham. Dan ingat, kamu hanya boleh di periksa temanku saja!"

Amanda terdiam. Dalam hati, ia ingin sekali percaya ucapan itu. Tapi setiap kali mendengar kata “jangan salah paham”, justru semakin jelas kalau memang ada yang disembunyikan.

“Mas,” ucap Amanda pelan, “Aku cuma pengin semuanya jujur. Itu aja.”

Azka menatapnya beberapa detik sebelum akhirnya berbalik, pura-pura fokus lagi ke laptop. “Iya, Sayang. Nanti kita bicara lagi, ya. Sekarang aku harus siapin bahan rapat dulu.”

Amanda tersenyum pahit, lalu duduk di tepi ranjang. Ia menatap punggung suaminya lama-lama, seolah mencoba membaca isi hatinya dari jarak itu.

"Sebenarnya apa lagi yang kamu sembunyikan selain pernikahan kamu dengan Yuni, Mas. Kenapa aku tak boleh ke dokter kandungan lain, padahal aku ingin tau pendapat dokter lain, apa benar aku tak bisa memiliki keturunan atau ...."

1
Apriyanti
terimakasih thor 🙏
Sugiharti Rusli
memang sih si Yuni mencoba berusaha karena dia merasa mertuanya mendukung nya penuh agar bisa utuh lagi bersama Azka,,,
Sugiharti Rusli
apa mereka semua ga ada yang notice yah, apa fisik si Azka tidak berubah karena penyakitnya
Sugiharti Rusli
tentang suami kamu yang masih menyimpan rahasia, itu benar sekali Yun bahkan kalo suatu saat terbuka pasti akan menimbulkan luka mendalam bagi semua
Sugiharti Rusli
entah si Azka akan bertahan sampai berapa lama dengan penyakitnya yah,,,
Sugiharti Rusli
walo sekarang mereka sudah berpisah, sepertinya itu ga jadi masalah buat Azka buat tetap mencintai Amanda dengan caranya,,,
Sugiharti Rusli
sepertinya kamu tidak usah berharap banyak Yun, karena sampai menutup mata hati si Azka sudah terpatri buat Amanda
Sugiharti Rusli
entah kalo nanti keluarganya tahu tentang hal ini yah,,,
Sugiharti Rusli
pantas saja dia sampai terpukul seperti itu saat si Amanda pergi dulu yah, karena dia selama ini menyimpan penyakitnya
Sugiharti Rusli
lho ternyata si Azka menyimpan sesuatu yang hanya Tuhan, dirinya dan dokter yang tahu penyakitnya yah ternyata
Sugiharti Rusli
memang yah mungkin kalo posisinya dibalik, mungkin banyak yang bersikap sama seperti Yuni
Sugiharti Rusli
bahkan si Yuni marah ke si Azka hanya sekedarnya saja yah, dia ga mau mengakui kalo sang suamilah yang kecintaan sama si Amanda,,,
Sugiharti Rusli
karena sedari awal yang harus disalahkan memang kamu Manda di sini bagi Yuni
Sugiharti Rusli
apa Davino yang datang, ko dia bisa tahu keberadaan Amanda di sana
Sugiharti Rusli
kalo yang melihat dari luar seperti Yuni tadi pasti juga akan suuzhon jadinya melihat adegan tadi
Sugiharti Rusli
memang seharusnya baik Amanda maupun Azka tadi sudah jaga jarak yah, karena mereka sudah bukan suami-istri lagi
Sugiharti Rusli
sepertinya jurang kesalahpahaman yang terjadi dengan Yuni akan semakin melebar
Sugiharti Rusli
walo dia katakan di pesan akan berpamit secara benar, tapi kalo orang melihatnya kan dia tidak seperti itu,,,
Sugiharti Rusli
benarkan si Amanda membuat keputusan salah yang akan dia sesali kelak sih ini,,
Sugiharti Rusli
entah apa nanti yang akan Yuni lakukan melihat pertemuan mereka yah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!