My Hot Enemy

Alceena menatap tajam pada Aldrich. Dia sangat tak suka dengan saudara tirinya yang satu itu. Bisa dikatakan bahwa Alceena risi dengan anak angkat orang tuanya yang merupakan anak hasil selingkuhan suami Mama Gwen dahulu sebelum bersama Papa Danzel.

Dahulu, Alceena biasa saja dengan Aldrich, berlaku layaknya saudara pada umumnya. Tapi, semakin bertambahnya usia, Aldrich mulai berbeda dengannya. Dan Alceena selalu mengabaikan karena merasa yang dilakukan oleh kakak tirinya itu tidak benar.

Alceena melipat kedua tangan di dada. Wajahnya terlihat sangat angkuh. “Kau gila? Bodoh? Atau apa? Otakmu itu kau tinggal di mana? Tempat sampah?” Dia mengomel karena ucapan Aldrich yang tiba-tiba menyatakan ketidaksetujuan terhadap keputusannya. “Sudah jelas kita adalah anggota keluarga! Kau kakakku, dan selamanya akan tetap seperti itu! Tak ada perasaan yang boleh melebihi dari sekedar saudara!” Dia sampai menegaskan hubungan yang seharusnya terjalin diantara keduanya.

Aldrich mengayunkan kaki kian mendekati Alceena. Namun, wanita yang sudah mendapatkan serangan dari jutaan pasukan bibit Dariush itu mencegah agar tak maju.

“Stop! Kau dilarang mendekat!” titah Alceena seraya menunjuk kaki Aldrich agar berhenti mengayun.

Aldrich berdiri di tempat. Kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celananya. “Kita bisa melebihi sauadara, Ceena. Kau dan aku tak memiliki hubungan darah. Jadi, boleh saja memiliki jalinan yang serius.”

Alceena menarik sudut bibirnya sinis. “Sudah tahu kita tak memiliki hubungan darah. Lalu, kenapa kau masih saja tinggal di mansion keluarga Pattinson?” Pertanyaannya sangat menohok.

Belum sempat Aldrich menjawab, Alceena sudah berdiri dengan angkuh. Tangan tetap dilipat pada dada. Dia berbicara seraya mengayunkan kaki mendekati kakak tirinya. “Anak hasil perselingkuhan mantan suami Mamaku, ditelantarkan oleh Mommy kandungmu, lalu diangkat anak oleh orang tuaku, hidup sedari kecil dengan orang tuaku, dibesarkan penuh kasih sayang. Setelah dewasa diberikan perusahaan secara cuma-cuma, padahal tak ada kewajiban orang tuaku untuk memberimu harta.”

Alceena berhenti di hadapan Aldrich. Wajahnya sangat tak bersahabat. “Dan sekarang kau bermimpi ingin memiliki hubungan yang melebihi sebatas saudara denganku?” Tangannya menoyor kepala Aldrich tepat pada pelipis. “Sadar diri!”

“Oh, aku tahu kenapa kau masih hidup di sini saat usiamu yang sudah dua puluh delapan tahun itu.” Alceena memutar tubuhnya untuk kembali duduk di tepi ranjang, karena area pangkal pahanya masih kurang nyaman. Dia benar-benar tak memberikan waktu untuk Aldrich menjawab pertanyaannya, suara Alceena sudah mengudara lagi di ruangan tersebut. “Kau ingin menjadi lintah di keluargaku, bukan? Sehingga tak berniat untuk keluar dari mansion keluarga Pattinson, wahai Tuan Eisten,” tuduhnya dengan nada penuh penekanan. Bahkan Alceena sampai memanggil menggunakan nama keluarga asli Aldrich.

“Aku tetap di sini karena ingin selalu dekat denganmu,” sanggah Aldrich yang tak terima dengan tuduhan Alceena.

Alceena tersenyum sinis. “Hidupmu terlalu sempit sekali, ya? Atau kau tak pandai bergaul sampai menyukai saudara tirimu sendiri yang tak sedarah?” ejeknya. Dia pun menyela sebelum Aldrich menjawab. “Oh, sudah pasti iya. Pria dengan masa lalu keluarga yang rumit sepertimu, pasti malu untuk berteman dengan orang lain.”

Baru pertama kali ini Alceena menghina saudaranya dengan mengatakan kehidupan masa lalu Aldrich. Sebelumnya masih bisa sabar. Namun, hari ini dia muak karena pria itu sok mengatur hidupnya ditambah Alceena sedang menahan sakit di area pangkal paha yang belum juga hilang sejak kemarin. Sehingga kalimat pedas pun harus terlontar dari bibir dan sudah dipastikan semuanya terdengar sangat menyakitkan.

...*****...

...Jangan lupa like, komen, vote, dan hadiahnya bestie....

...Aku nulis bab ini dengan emosi wkwkwk semoga kalian juga ikutan emosi kaya Alceena ahahaha...