NovelToon NovelToon
Aku Dibenci Ayah

Aku Dibenci Ayah

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Konflik etika
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Taurus girls

Ini kisah nyata tapi kutambahin dikit ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11

Selepas dari pantai Dita mengajak Ella untuk muter-muter di jalan. Katanya, Dita ingin makan ice cream dan setelah itu ingin memanjakan mata melihat pemandangan hijau yang tidak sering dia perhatikan.

Selain itu di kelas mereka juga ada tugas tentang alam. Mereka di minta untuk mengumpulkan foto-foto tentang tumbuhan oleh pak guru.

"Kita mau ngambil foto apaan, Dit?"

tanya Ella setelah mereka sampai di pinggiran sawah yang masih kosong tanpa tanaman padi. Kemungkinan daerah sini memang belum jatahnya di tanam padinya.

"Ngambil gambar apaan ya? Gue juga bingung sih,"

Dita turun dari motor dia mulai melangkah menuju pinggiran sawah. Dia menatap sekitar sawah yang suasananya cukup sejuk karena waktu sudah sore. Sudah tidak panas seperti di siang hari.

Ella dan Dita terdiam mereka mulai menyusuri tumbuhan-tumbuhan apa yang sekiranya bisa di jadikan objek buat bahan materi sekolahnya. Hingga tatap mata Ella tertuju pada pohon yang menurutnya bagus. Di sana terlihat ada beberapa pohon itu yang kemungkinan bisa di jadikan bahan tugas.

"Dit, lihat di sana,"

Ella menarik lengan Dita untuk melihat kearah pohon yang dia tunjuk. Dita menurut. Dia juga melihat kearah pohon yang bernama pohon pinus.

"Eh, kok gue nggak ngeh ya ada pohon pinus di situ. Kita ke sana yuk, El."

"Itu bisa kita jadiin bahan tugas nggak sih? Gue rasa itu bagus juga sih, menurut lo gimana?" Ella butuh persetujuan Dita karena mereka berada di satu kelompok. Memang tugas kali ini di minta berkelompok tapi hanya teman sebangku saja. Itu keputusan guru.

"Kayaknya bagus juga. Yuk samperin,"

Dita menyeret lengan Ella untuk mendekati pohon pinus itu. Pohon pinus yang bagian batangnya sudah terdapat cairan putih nan lengket.

"Wih, Dit. Ini apaan sih namanya? Kok gue baru liat pohon pinus di giniin," Ella mulai mengambil ponsel dari saku lalu mengambil gambar beberapa kali di beberapa bagian.

Lalu tatap mata Ella tak sengaja melihat seseorang yang membuat keningnya mengerut, tidak jauh dari pepohonan pinus.

"Dit, Dita.." Panggil Ella berbisik, membuat Dita yang tengah fokus mengambil gambar pohon pinus jadi ngeblur dan tidak jelas.

"Ah elah! Lo ngapain sih El? Liat nih, gambar gue jadi ngeblur begini, kan," Dita sewot.

"Liat Dit, di sana ada cowok itu.."

Dita menoleh menatap pada arah yang Ella tunjuk. Kedua mata Dita menyipit guna memperjelas penglihatannya pada cowok yang sedang berjalan di depan sana. Cowok itu keliatan ngomong sendiri.

"Ah, cuma mirip doang kali. Liat tuh bajunya, kucel lecek begitu, El."

"Masa sih?" Ella agak ragu.

Tiba-tiba Dita mendelik dia ingat akan sesuatu. Dita mencekal lengan Ella. "El, kata gue itu bukan cowok itu deh, tapi orang gila. Ish... Kita balik aja yuk El. Kita cari objek lain aja. Gue takut," bisiknya dan mulai gelisah. Takut kalau itu orang gila sungguhan dan akan berlari mengejar-ngejar mereka nantinya.

"Masa sih?"

Dita mendengus. "Masa sih-masa sih, udah buruan. Gue takut, sumpah, El. Kalau lo nggak mau pergi ya udah gue pergi sendiri aja. Jaga diri lo baik-baik, ya El. Daaa..."

"Eh, Dit..!" teriak Ella karena Dita sudah pergi dan lari menuju motornya, lalu kabur meninggalkannya.

Sendi mendongak menoleh pada asal suara. Kedua matanya melebar melihat cewek yang dia pernah liat.

"Cewek itu kan yang biasanya sama Ella. Ngapain dia di sini?" Sendi sedikit panik tapi berusaha tidak menunjukannya. Sendi memutuskan untuk sembunyi di balik pohon agar temannya Ella tidak melihatnya.

"Malu banget kalau mereka sampai liat gue di sini." lirihnya dan menatap pada pakaian yang dirinya pakai. "Mana jelek banget nih baju, ah, semoga aja mereka nggak liat gue begini,"

Ella mendecih karena Dita tega ninggalin dia sendirian. "Awas lo ya Dit. Ah, tega banget lo,"

Ella kembali menoleh pada arah cowok yang tadi dia liat. Tapi di sana sudah tidak ada. Ella mengerut kening. "Kemana tuh cowok? Gue yakin dia bukan orang gila, gue yakin tadi itu beneran tuh cowok." monolognya.

Ella bertekad untuk menyusuri beberapa pohon pinus itu. Sambil mengambil beberapa gambar buat tugas besok pagi. Membuat Sendi yang bersembunyi menjadi panas dingin.

"Ngapain tuh cewek malah ke sini sih?" Sendi kesal karena Ella tidak kunjung pergi dan malah keliatan lebih dekat dengan dirinya yang bersembunyi di balik pohon pinus yang paling besar di antara pohon pinus yang lain.

"Aw..!"

Sendi merasakan kakinya di gigit dan merasa sakit. Benar saja saat Sendi melihat ke arah bawah sana ternyata kakinya di gigit semut gede warna merah.

"Astaga, ngapain lo gigit gue? Ah, sakit bangeeet..!"

Sendi melupakan dirinya yang sedang bersembunyi karena dia mengomel tanpa mengecilkan suaranya. Membuat Ella yang sudah tak jauh dari sana tersenyum miring.

"Lo ngapain di sini?"

Sendi terkejut dan sampai alat yang dia pegang sejak tadi jatuh mengenai kakinya. "Ah..!" Kaki Sendi berdarah.

Ella terkejut melihat itu. "Eh, kaki lo! Astagaaa kenapa lo ceroboh banget?"

...----------------...

"Sebenarnya temen gue yang itu tuh namanya Dita,"

"Bukan Ella?"

"Bukan. Ella itu nama gue."

"Oh."

"Nama lo siapa?"

"Gue Sendi."

"Lo kelas berapa?"

"12 F. Lo?"

"12 C."

Mendengar suara seseorang dari luar kamar, membuat Roni yang baru saja bangun tidur beranjak dan keluar kamar. Begitu di luar kamar Roni menuju ruang depan tepatnya ke ruang tamu. Begitu tiba di sana Roni terkejut melihat Sendi yang duduk dengan kaki di perban lalu seorang gadis yang ada di sampingnya mereka duduk bersebelahan.

Dada Roni naik turun, tangannya terkepal, rahangnya mengeras. Tanpa mengulur waktu lagi Roni menghampiri Sendi. Roni menarik tangan Sendi dengan kasar membuat Sendi dan juga Ella terkejut.

"Arghhh... Ayah..."

Sendi mengerang karena kakinya yang sakit tergerak kasar dan gerakannya juga terlalu mendadak, nyeri dan sakit itu seketika terasa menjalar ke seluruh tubuh. Walaupun lukanya kecil tapi tetap saja rasanya sakit bagi anak seusia Sendi, lima belas tahun.

"Ayah tidak menyuruh kamu pacaran Sendi. Kamu ini masih kecil..!" bentaknya yang membuat Ella terlonjak kaget.

Seumur hidupnya Ella baru melihat seorang Ayah yang berani membentak dan berlaku kasar pada ananknya, karena selama ini kedua orangtuanya selalu bersikap lembut padanya.

Sendi dan Ella menggeleng. "Enggak Om. Kami tidak pacaran. Aku cuma nganter Sendi yang kakinya terluka karena aku."

"Iya Ayah. Aku nggak pacaran,"

"Halaaah, Ayah nggak percaya sama kalian! Terutama kamu Sendi. Ayah nyuruh kamu buat cari rumput, mana rumputnya? sudah dapet hah?!"

Sendi menunduk perlahan kepalanya menggeleng. "Belum sempat Ayah."

Prankkk

Sendi dan Ella terkejut karena meja tamu yang terbuat dari kaca itu Roni tendang. Kacanya pun pecah menjadi beberapa bagian.

Ella melirik Sendi dengan tubuh yang gemetaran. Setelahnya tanpa mengatakan apa-apa Ella pergi dari sana, Ella ketakutan.

"Ah..! Ayah..! Sakit Ayah..!"

Sendi teriak ketika dirinya di dorong dan jatuh ke lantai. Kakinya yang sakit menjadi semakin sakit.

1
Aksara_Dee
kasian banget sama Sendi 🥺
Aksara_Dee
dicky udah gemes banget pengen ke pelaminan yak
ADEF
bagus novelnya kalian semua wajib baca. disini ada sedihnya ada kehangatan antar pertemanan namun juga ada konflik keluarga juga yang bisa mengingatkan kita akan betapa pentingnya dukungan dan suport serta kasih sayang dari keluarga terutama orang tua. semangat untuk kak authornya semoga karyanya sukses selalu aamiin..
ADEF
bagus novelnya kalian semua wajib baca. disini ada sedihnya ada kehangatan antar pertemanan namun juga ada konflik keluarga juga yang bisa mengingatkan kita akan betapa pentingnya dukungan dan suport serta kasih sayang dari keluarga terutama orang tua. semangat untuk kak authornya semoga karyanya sukses selalu aamiin..
Ilham
BG lanjut
Cakrawala: oke...............
total 1 replies
ADEF
kasian banget masa diusir
Aksara_Dee
anakmu sakit pak Roni
ADEF
lah kok gitu si ayah
ADEF
hahaha
ADEF
emang ganteng si sendinya ya
ADEF
dasar si Agel
ADEF
sdorang ibu tidak akan membiarkan anaknya kelaparan. dia rela tidak makan asal anaknya makan. biasanya. ssmangat sen selalu sabar ya
ADEF
wadidaw dicky oh ya elaaah
ADEF
sendi keren nggak pelit sama cewek
ADEF
mau
ADEF
knp debar
ADEF
tega bngt
ADEF
kasihan bngt sendi
ADEF
emosian si ayah nggaj suka gue sama dia
ADEF
bensin 12 500 mie ayam 12 ribu. abis dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!