NovelToon NovelToon
Jawaban Untuk Kimi

Jawaban Untuk Kimi

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: EmbunPagi25

Kimi Azahra, memiliki keluarga yang lengkap. Orang tua yang sehat, kakak yang baik, juga adek yang cerdas. Ia miliki semuanya.

Namun, nyatanya itu semua belum cukup untuk Kimi. Ada dua hal yang belum bisa ia miliki. Perhatian dan kasih sayang.

Bersamaan dengan itu, Kimi bertemu dengan Ehsan. Lelaki religius yang membawa perubahan dalam diri Kimi.

Sehingga Kimi merasa begitu percaya akan cinta Tuhannya. Tetapi, semuanya tidak pernah sempurna. Ehsan justru mencintai perempuan lain. Padahal Kimi selalu menyebut nama lelaki itu disetiap doanya, berharap agar Tuhan mau menyatukan ia dan lelaki yang dicintainya.

Belum cukup dengan itu, ternyata Kimi harus menjalankan pernikahan dengan lelaki yang jauh dari ingin nya. Menjatuhkan Kimi sedemikian hebat, mengubur semua rasa harap yang sebelumnya begitu dasyat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EmbunPagi25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Menunggu Hati Yang Tidak Pasti

Ternyata menjadi seorang suami adalah peran baru yang melibatkan berbagai penyesuaian dan tanggung jawab baru. Dan, ternyata seorang istri juga punya kewajiban dalam menaati suaminya. Mungkin saja dari hal besar dan berat atau juga dari hal kecil. Bahkan yang paling sederhana sekalipun. Arkan baru tahu kalau seorang istri juga harus melayani suaminya sedemikian rupa.

Benarkah?

Karena yang Arkan tahu tentang menjadi seorang suami itu, seperti Ayahnya. Yang tidak semua hal itu harus dikerjakan oleh istri. Sebab, suami juga punya tanggung jawab dalam urusan yang sering dianggap sepele itu.

Arkan menatap Kimi yang terlihat repot, wanita itu kesana kemari membereskan berbagai hal usai acara pernikahan itu selesai. Yang sebenarnya tidak begitu perlu untuk dibereskan. Tetapi Kimi tidak perduli itu, ia terus membuat dirinya sibuk. Seperti mencuci piring lagi yang sebenarnya sudah dicuci. Dengan dalih kurang bersih. Atau, saat tiba-tiba saja mengajak Rania menyusun lego meski keponakannya itu terlihat sangat mengantuk.

Kesibukan itu terlihat mendadak, sebab Kimi melakukan semua kesibukan itu setelah Om Galang meminta mereka berdua untuk istirahat di kamar. Padahal, sebelumnya wanita itu terlihat lesu, energinya seolah terkuras habis. Namun, anehnya. Saat kini malam mulai menyapa. Kimi seolah mendapatkan energi baru. Menjadikan dirinya super sibuk dengan berbagai hal.

Hal itu membuat Arkan menunduk, mati-matian menahan dirinya untuk tidak tersenyum demi

menyadari ke engganan dari Kimi, juga semacam gestur takut dan gugup yang ditunjukkan Kimi saat Om Galang berkata demikian.

Arkan masih duduk diruang tengah ditemani Raka, Om Galang baru saja beranjak menuju kamarnya setelah memintanya untuk juga beristirahat.

Sedangkan Tante Amy, mengantar Bunda untuk beristirahat dikamar tamu.

"Ayo, Ran! Kita tidur. Kamu udah ngantuk banget." Ujar Yana seraya menggenggam tangan putrinya.

"Loh, Kak? Kita kan belum selesai nyusun lego nya, yah. Ran?" Protes Kimi pada Yana yang kini membawa Rania menuju kamarnya.

"Emang kamu ngga cape, apa? Dari tadi kan mondar-mandir terus. Sana, ajak Arkan ke atas. Istirahat!" ujar Yana lagi yang membuat wajah Kimi tertekuk. Arkan tahu bahwa Kimi sempat meliriknya sekilas.

"Istirahat, Ar!" Ucap Raka seraya beranjak mengikuti Yana yang menaiki anak tangga.

Arkan hanya diam mengamati Kimi yang meletakkan berbagai mainan Rania ke dalam box besar. Gerakan tangannya sangat lamban, seakan sengaja mengulur waktu.

Lama menunggu, akhirnya membuat Arkan beranjak mendekati Kimi. Ia tahu pekerjaan wanita itu sudah selesai sedari tadi, namun tidak membuat wanita itu beranjak dari tempatnya.

"Mana yang bisa dibantu?" Namun, Arkan tetap menawarkan bantuan itu meski ia tahu tidak ada hal yang bisa ia kerjakan lagi.

"Ngga ada, sudah selesai." Jawab Kimi yang terus menunduk menutupi box itu dengan teramat pelan.

Arkan tidak beranjak, juga tidak meminta Kimi untuk mengantarnya ke kamar. Meski tubuhnya terasa amat lelah dan ingin segera merebahkan diri di kasur. Ia tetap diam, berdiri disamping Kimi. Menunggu wanita itu selesai.

Tidak tahan juga, akhirnya Kimi berucap cepat seraya beranjak. Ucapannya sangat cepat setelah terdengar menghela napasnya lebih dulu.

"Keatas, Mas. Istirahat!" Ujarnya.

Arkan mengangguk dengan kalimat singkat itu seraya mulai melangkah kan kakinya mengikuti langkah Kimi yang menaiki anak tangga.

Saat ia memasuki kamar Kimi, Arkan dapat mencium aroma floral yang memenuhi kamar tidur yang terlihat lebih besar dari kamarnya itu.

Ia melangkah ke ranjang Kimi yang ternyata lebih kuat menebarkan aroma floral itu. Ia tidak segera merebahkan dirinya melainkan duduk ditepi ranjang itu. Menunggu Kimi keluar lebih dulu dari kamat mandi.

Cukup lama menunggu hingga akhirnya terdengar suara pintu kamar mandi itu terbuka, menampilkan wajah Kimi yang terlihat lebih segar dari sebelumnya. Mata mereka bertemu, dan ia dapati Kimi yang lagi-lagi menghela napasnya sebelum berucap pelan.

"Maaf, Mas! Tapi aku ngga bisa!"

Ucapan itu tanpa konteks yang jelas, Arkan bahkan sampai mengeryit. Mencoba memahami perkataan Kimi, mencari maksud dari ucapan kalimat itu.

"Maaf... buat apa, Dek?" Tanyanya.

Kimi memilih duduk terlebih dulu dikursi riasnya, matanya menatap Arkan dengan sedikit lebih lama dari sebelumnya.

"Aku ngga bisa kasih hak Mas, dalam pernikahan ini!"

"Aku pikir... aku bisa melakukannya. Tapi, sisi lain dariku, belum siap untuk melakukan hubungan selayaknya seorang istri terhadap suami."

Kimi sudah siap dengan berbagai pertanyaan yang akan dilontarkan oleh Arkan padanya. Atau, bahkan dengan berbagai protesan dari Arkan sebagai penolakannya.

Namun, setelah cukup lama hening. Arkan hanya menatapnya sembari menganggukan kepalanya pelan. Beserta senyum yang terus pria itu tunjukkan padanya.

"Hal seperti ini bukan jadi satu-satunya hal yang jadi alasan buat Mas, untuk menikahi kamu."

"Ada banyak alasan hingga akhirnya Mas mengambil keputusan ini. Jadi sekalipun kamu belum bisa menjalankan kewajiban kamu. Mas masih punya alasan lain untuk tetap memilih kamu."

"Mas ngga akan mempermasalahkan keputusan kamu, Dek. Mas bisa menunggu hingga kapanpun kamu siap."

Kimi mengangguk, lalu memalingkan wajahnya ke arah lain ketika Arkan menatapnya dengan tatapan hangat itu. Entah sampai kapan Arkan sanggup menunggunya, karena Ia tidak yakin ia bisa memberikan hak Arkan hingga suatu saat nanti.

Haruskan ia membukakan hatinya lagi? Atau mampu kah Arkan menunggunya untuk membuka hatinya itu? Apa mungkin, suatu saat nanti. Lelaki itu juga akan berpaling karena lelah menunggunya?.

Arkan tahu bahwa sebenarnya Kimi belum siap dengan segala hal dalam pernikahan mereka. Dan ia tidak mengerti saat Om Galang memintanya untuk segera melamar putrinya, sedangkan ia sanggup menunggu lebih lama lagi, hingga mungkin sampai Kimi benar-benar siap.

Namun, ucapan Kimi setelahnya nya, beserta senyum yang wanita itu berikan berikutnya. membuat Arkan menyadari suatu hal—

"Makasih, Mas. Karena mau menunggu."

–Ia telah lama tidak melihat senyum itu.

**Nyanyi dulu, yuk!**

**Soalnya, Arkan-Kimi udah mulai bikin aku stres😌**

*Saat ku sendiri, ku bayangkan dia*

*Datang padaku dengan cinta*

*Di keramaian, ku merasa sepi*

*Saat tak ada dirinya*

*Tiba-tiba cinta datang kepadaku*

*Saat ku mulai mencari cinta*

*Tiba-tiba cinta datang kepadaku*

*Kuharap dia rasakan yang sama*

*Tiba-Tiba Cinta Datang*

*Lagu Maudy Ayunda*

1
Asrar Atma
nah loh gimana itu, satu saran ku jangan nyembur jadi orang/Doubt/
Kesini
cie Arkan pahlawan kesiangan.
Asrar Atma
oke lanjut berikutnya melihat kehidupan rumah tangga yang romantis, ngomong ²kenapa ngga...hme/Scowl/
Kesini
bisa kah menceritakan tentang senja dan langit saja
Abel Peony: Woah, ide bagus, tuh.
Asrar Atma: setuju
total 2 replies
Kesini
saling bergantungan monyet kali
Abel Peony: Ini lebih dari monyet
total 1 replies
Asrar Atma
lelaki soft spoken
Abel Peony: Sup Ayam, inimah.
total 1 replies
Asrar Atma
Aku, aduh /Sob/
Abel Peony: /Sleep/
total 1 replies
Asrar Atma
ngga akan nanya kalau dikasih tahu
Kesini
menangis aku
Asrar Atma
seru loh/Sob/
Abel Peony: Hanya kata penyemangat/Drowsy/
total 1 replies
Abel Peony
Arkan ingin mencintai Kimi dengan versi terbaik dari dirinya.
Asrar Atma
kakak ipar ku adalah guru wali kelas ku.
Abel Peony: Judul yang bagus!
total 1 replies
Abel Peony
Hum ... dan lima menit itu, Arkan harus menjalani penantian yang menguras logika. Bersaing dengan akal, dan ... juga kesabaran yang harus ditebalkan. (Dengan nada lemah lembut)/Smile//Sneer/
Kesini
yah cuma 5 menit tidak sekuat itu
Asrar Atma
kata-kata nya, membuat ku ngga merasa lagi baca adegan/Scowl/
Kesini
lama banget ngukur waktu
Abel Peony: Terlalu ngukur, yah?
total 1 replies
Asrar Atma
malam yang mana lagi nih, Kim? disini juga malam /Sob/
Abel Peony: Nunggu malam Jum'at
total 1 replies
Asrar Atma
inj mendebarkan/Sleep/
Abel Peony: Cup, cup
total 1 replies
Kesini
hah cuma segitu
Asrar Atma: malah kurang, kau/Scowl/
total 1 replies
Asrar Atma
aduh, kenapa ini? jangan bilang Ayumi jadi pelakor/Sob/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!