NovelToon NovelToon
PUTRI MAHKOTA SHUWAN LIAN SANG JENIUS

PUTRI MAHKOTA SHUWAN LIAN SANG JENIUS

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Time Travel / Dikelilingi wanita cantik / Murid Genius / Dokter Genius
Popularitas:25k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Lina dokter muda dari dunia modern, sang jenius harus meninggal karena kecelakaan tunggal, awalnya, tapi yang sebenarnya kecelakaan itu terjadi karena rem mobil milik Lina sudah di rusah oleh sang sahabat yang iri atas kesuksesan dan kepintaran Lina yang di angkat menjadi profesor muda.

Tapi bukanya kelahiran ia justru pergi kedunia lain menjadi putri kesayangan kaisar, dan menempati tubuh bayi putri mahkota.

jika ingin kau kelanjutannya ayo ikuti terus keseruan ceritanya, perjalan hidup sang putri mahkota

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Langit pagi di Hutan Cahaya memendar lembut, bagaikan lukisan sutra yang dilukis oleh tangan para dewa. Cahaya keperakan yang jatuh dari sela-sela pohon menciptakan pola magis di tanah. Di tengahnya, Shuwan Lian berdiri dengan rambut panjangnya yang dikepang rapi, mengenakan jubah latihan berwarna putih gading, berhiaskan simbol bunga lotus di dada.

“Mulai hari ini, tubuhmu akan ditempa. Jiwa dan kekuatanmu akan dibentuk kembali menjadi wadah Cahaya Langit,” ujar Lianhua, sang pelindung abadi Hutan Cahaya, yang berdiri anggun di atas batu persembahan. Di sisi Lianhua, Bo Zhi duduk tegak, menatap Shuwan seolah ingin berkata, ‘Semoga kamu tidak pingsan dalam setengah hari pertama.’

Shuwan mengangguk, meski kakinya sedikit gemetar. Dalam hatinya, ia berteriak: “Aduh, kenapa jubahnya berat banget sih?! Ini kayak ditindih karung beras lima lapis!”

 

Hari pertama pelatihan dimulai dengan penyelarasan napas dan energi langit, yang dikenal sebagai Teknik Embun Cahaya.

Lianhua menjelaskan bahwa teknik ini akan membuka aliran cahaya dalam tubuh Shuwan dan memperkuat meridian jiwanya.

Namun, saat duduk bersila di atas batu datar, Shuwan hanya berhasil… tertidur.

“Shuwan!” Lianhua membentak lembut, tapi cukup keras untuk membuat si gadis tersentak dan langsung berdiri. “Kau malah mendengkur!”

“Eh—aku cuma meditasi dalam posisi horizontal,” elaknya, pipinya merah padam.

Bo Zhi memutar bola mata birunya dan menyerahkan ranting panjang. Shuwan pun dihukum memegang ranting sambil berdiri selama satu jam untuk menyadarkan dirinya.

Tapi, setelah sesi pertama itu, perubahan perlahan mulai terasa. Saat benar-benar fokus, Shuwan mampu menarik embun langit dan membuat tubuhnya bersinar samar. Satu jam, dua jam, hingga akhirnya tubuhnya mengeluarkan aura cahaya lembut yang membuat bunga-bunga liar bermekaran meski tak tersentuh.

“Bagus, tapi baru permulaan,” kata Lianhua.

 

Hari ketiga, Shuwan diperkenalkan pada Ritual Cermin Jiwa, di mana ia harus menghadapi bayangannya sendiri—segala ketakutan, kelemahan, dan dendam yang tersembunyi dalam hatinya.

Di dalam danau cermin, muncul sosok Shuwan lain, bermata merah, berambut panjang menjuntai seperti bayangan siluman.

“Kenapa kau ingin kuat, Shuwan?” tanya bayangan itu dengan suara yang menakutkan.

Shuwan menelan ludah. Tapi ia menjawab pelan, “Karena aku ingin… melindungi orang-orangku. Dan aku ingin tahu siapa yang membunuh ibuku.”

Bayangan itu tertawa. “Atau karena kau ingin balas dendam?”

Shuwan menunduk. Tapi di saat itulah, Bo Zhi melangkah masuk ke sisi danau dan mengaum kecil, memecah konsentrasi ketakutannya. Shuwan menarik napas dan meneriakkan: “Aku bukan bayangan kelammu! Aku adalah cahaya milik Ibu, milik negeri ini!”

Ledakan cahaya dari tubuhnya membuat danau itu pecah seketika. Air mancur menyembur. Shuwan jatuh terguling, membuat rambutnya menempel seperti rumput laut karena basah kuyup.

“Ya ampun! Ini rambut atau ganggang laut?!” keluh Shuwan

Bo Zhi hanya menggeleng, lalu melemparkan daun besar sebagai pengering darurat.

 

Hari kelima, pelatihannya naik level. Ia mulai mengendalikan elemen cahaya dalam bentuk fisik. Lianhua memberinya tugas membuat pelindung dari cahaya dan menyerang balik menggunakan panah cahaya.

Masalahnya… cahaya yang dikendalikannya belum stabil.

Alih-alih menciptakan panah, ia justru membuat kupu-kupu cahaya yang menempel di wajah Bo Zhi, membuat si harimau mendesis geli.

“Huwaaah! Maaf! Kupikir itu akan jadi tombak…” teriak Shuwan panik.

Hari itu, Bo Zhi berlari menghindari ‘serangan peluk kupu-kupu’ dari Shuwan sepanjang sore.

 

Hari ketujuh, pelatihan tubuh dimulai. Lianhua memperkenalkan ‘Langkah Bayangan Angin’, teknik lari di atas dedaunan dan air.

Awalnya Shuwan penuh semangat. “Lari di atas air? Gampang! Aku pernah main game begitu!”

Lalu ia mencoba. Dan jatuh. Berkali-kali.

Satu-satunya yang berhasil ia injak tanpa tenggelam adalah… punggung Bo Zhi.

“Tidak sah!” gerutu Bo Zhi sambil mengibaskan ekor dan membuat Shuwan terguling ke dalam kolam.

“Tolong!” teriak Shuwan, menggigil kedinginan sambil memegangi rambutnya yang kini seperti mi basah.

 

Namun, di malam ketujuh, setelah menyelesaikan seluruh sesi meditasi dan jurus bayangan, Shuwan duduk sendiri di atas batu.

Dari langit, muncul bintang biru. Cahaya itu jatuh seperti butiran hujan yang tenang, dan di depannya muncul cahaya naga panjang bersisik putih keperakan—bayangan Naga Ilahi, penjaga Cahaya Tertinggi.

“Shuwan Lian,” suara gema itu menggetarkan dada.

“Naga Ilahi?” gumam Shuwan.

“Kau akan datang padaku setelah pelatihan ini selesai. Tapi hati-hatilah, sebab tubuhku dijaga oleh api dan jiwaku dibekukan oleh Es. Hanya mereka yang telah menemukan keseimbangan bisa memegang Pedang Naga.”

Dan cahaya itu lenyap.

Shuwan tercengang. Bo Zhi, yang muncul dari balik semak, menatapnya.

“Kalau kau gagal, kau bisa jadi sate naga,” kata Bo Zhi santai.

“Kenapa kau malah makin menakut-nakuti sih?!” kesal Shuwan

 

Di akhir minggu pertama, tubuh Shuwan mulai terbentuk. Ia bisa bergerak cepat, menghindar, dan bahkan membentuk dua pedang cahaya mungil dari telapak tangannya.

Namun satu hal yang tetap membuatnya frustrasi adalah—tiap kali ia berhasil menciptakan jurus baru, jubahnya selalu ikut terbakar sedikit di ujungnya.

“Aduh! Ini jubah ketiga minggu ini!” teriaknya sambil meniup ujung lengan bajunya yang gosong.

Lianhua hanya tertawa kecil, menandai pertumbuhan luar biasa Shuwan—walau dengan derita yang... unik.

“Pewarisku ternyata mewarisi sifat ibunya, tapi dengan... kejutan rasa ‘hangus’,” gumamnya.

Dan pelatihan ini baru permulaan.

bersambung

1
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
Ayudya
ayo shuwan jangan mau di pedaya bayangan hitam yg akan menghancurkan dunia
𝓔𝓵𝓵𝓮
himpun kekuatan sebanyak mungkin untuk mengalahkan kegelapan dalam kejahatan
𝓔𝓵𝓵𝓮
pertemuan tanpa kata tapi penuh akan syarat makna
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
Tiara Bella
aku mampir wahhhh seru kynya ceritanya
Ayudya
dan akhirnya mereka bersatu semangat shuwan ada pelindung yg datang padamu
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Aaahhh raja hutan yg malang
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Ikutin alurna ajalah
davina aston
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Wahyuningsih
q penasarn thor siapa musuh sebnarnya jgn2 orang terdekat d tnggu upnya yg buanyk n hrs tiap hri thor sellu jga keshtn 💪💪💪💪💪💪💪💪
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
𝓔𝓵𝓵𝓮
semoga shuwan cepat bertemu dengan aroen
Santy Susanti
lanjuuuuuut💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
𝓔𝓵𝓵𝓮
bisa jadi kekuatan kegelapan adalah seseorang yang shuwan kenal
𝓔𝓵𝓵𝓮
hanya takdir yang mempertemukan dan menentukan jalan mereka
𝓔𝓵𝓵𝓮
misteri kelam yang harus shuwan pecahkan dan basmi sampai ke akar akar nya
𝓔𝓵𝓵𝓮
bener bener terharu dengan perjuangan ibu dan anak ini 🥺
𝓔𝓵𝓵𝓮
tumpas kegelapan yang jahat putri cahaya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!