NovelToon NovelToon
No Other Man

No Other Man

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Kecurigaan Agnes kepada suaminya di hari ulangtahun pernikahannya yang ke enam, membuatnya bertemu dengan pemuda tampan berbadan atletis di ranjang yang sama. Siapakah pemuda itu? Lalu apa kesalahan yang sudah diperbuat oleh suaminya Agnes sehingga Agnes menaruh kecurigaan? Di kala kita menemukan pasangan yang ideal dan pernikahan yang sempurna hanyalah fatamorgana belaka, apa yang akan kita lakukan? Apakah cinta mampu membuat fatamorgana itu menjadi nyata? Ataukah cinta justru membuka mata selebar-lebarnya dan mengikhlaskan fatamorgana itu pelan-pelan menguap bersamaan dengan helaan napas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Panik

"Aku membawamu ke rumahku demi Archie. Jangan berpikiran macam-macam!" Agnes melongok ke spion dan melotot kesal.

"Ikan hiu makan pedas, i love you Agnes" Amos tersenyum lebar ke spion.

Agnes menurunkan tatapannya dari spion lalu menyemburkan, "Jangan banyak bicara!"

"Aku tidak bicara tadi"

"Tzk! Kalau tidak bicara lalu apa, hah?!"

"Kasih pantun" Jawab Amos dengan santainya dengan senyum lebar terulas di wajah tampannya.

Agnes melemparkan wadah tissue yang terbuat dari kain ke jok belakang dan dengan sigap Amos menangkapnya sambil terkekeh geli.

"Jangan bicara lagi!" Agnes menghidupkan tape mobil.

"Tuku kain merah ning pasar klithik. Kamu Neng, kalau marah tambah cantik"

"Mau aku lempar sepatu, hah?!"

"Tapi kalau aku diam jangan merindukan suaraku, ya, suaraku cukup merdu kalau nyanyi. Aku bisa nyanyi kalau kamu nggak suka pantun dan......."

"Amos diam!" Teriak Agnes dengan wajah kesal.

Amos terkekeh geli lalu berkata, "Oke, aku diam. Aku baru batuk nggak bisa nyanyi dan stok pantunku juga udah habis"

Agnes berdecak kesal.

Tiba-tiba ponselnya Agnes berdering kencang. Agnes memencet headset nirkabel di telinganya, "Halo, Sayangnya Mama, ada apalagi sayang? Archie mau dibeliin es krim almond?"

"Ma.....tolong Archie. Archie dikejar lima orang tinggi besar dan kekar"

"Apa?!" Agnes membeliak kaget dan Amos langsung melompat ke jok depan.

"Kamu di mana?" Agnes melirik Amos yang mengambil ponselnya dan mengubah ke fitur panggilan voice call.

Archie menampakan wajahnya di layar, "Ini Om Amos Archie. Om Amos akan menolong kamu. Katakan kamu di mana saat ini?"

Archie memberikan kode Morse dalam Pramuka. Amos tidak mengerti kenapa Archie bergerak-gerak setelah anak laki-laki tampan itu menempatkan ponsel di tempat yang pas untuk merekam gerakannya.

"Itu kode Morse" Jawab Agnes.

"Seriously? Anak umur lima tahun hapal kode Morse?"

"Dia ada di gudang sekolahnya" Ucap Agnes sambil menekan lebih dalam pedal gas mobilnya.

Amos terhenyak kaget, "Aku tidak paham kenapa Archie gerak-gerak terus tadi karena aku sungguh-sungguh tidak menyangka anak sekecil itu hapal kode Morse"

"Archie memang anak super cerdas. Ia sudah bisa bicara dan berjalan di umur sepuluh bulan. Ia sudah bisa baca dan tulis di umur tiga tahun. Ia suka coding dan suka belajar bahasa. Aku sampai cari guru les privat yang bisa bahasa Mandarin, Korea, dan Inggris. Lalu di awal lima tahun, ia menyukai catur dan hanya belajar sepuluh bulan saja ia memenangkan pertandingan catur tingkat internasional. Ia suka suka menggambar"

"Kamu beruntung banget memiliki Archie"

"Ya, aku sangat beruntung memiliki Archie. Archie adalah belahan jiwaku, napas hidupku, harta paling berharga di hidupku"

"Dan Archie beruntung memiliki Mama seperti kamu, kamu mandiri, pintar, keibuan, dan sangat lihai mengebut......oke aku akan diam dan pegangan erat nih"

Agnes terkekeh geli melirik Amos berpegangan erat pada handle di atas jendela pintu mobil dan mengangkat kedua kakinya.

"Pria atletis berambut cepak nggak pantas ketakutan begitu"

"Seumur hidupku, ya, aku tidak pernah berada di mobil yang ngebut parah

seperti ini dan supirnya cewek. Wajar kan kalau aku was-was"

Agnes kembali terkekeh geli.

Setibanya di sekolahannya Archie yang sangat luas, berlantai lima, dan kedua satpamnya tergelatak pingsan di pos satpam, membuat Amos langsung menggandeng tangan Agnes lalu berlari dan berteriak, "Arah mana gudang sekolah tadi?"

"Kanan" Teriak Agnes dengan suara dan wajah super panik.

Amos langsung membelokkan laju larinya ke kanan dan Agnes terpontang-panting mengikuti laju larinya Amos.

Amos sontak mengerem laju larinya lalu menarik Agnes ke belakang punggungnya saat lima orang berbadan kekar menghadang laju larinya.

"Pegang ujung jaketku erat dan tetap di belakangku!" Perintah Amos.

"I-iya" Jawab Agnes gugup.

Amos berhasil menghindari tinju yang mengarah ke mukanya dan ia berhasil meninju muka pria yang wajahnya penuh tato. Pria yang wajahnya bertato itu menjerit kesakitan sambil menutup hidungnya yang mengeluarkan darah. Pria berikutnya memberikan tendangan dan Amos berhasil menangkap kaki pria itu lalu menendang juniornya pria itu. Pria kedua terjatuh ke rumput lapangan futsal dengan lolongan kesakitan.

Tersisa tiga orang dan Agnes masih memegang erat ujung jaketnya Amos dengan wajah ketakutan.

"Jangan takut! Aku akan pastikan kamu baik-baik saja" Bisik Amos sambil menghindari tinju yang mengarah padanya dan dengan kecepatan kilat ia mendaratkan satu bogem mentahnya ke pipi pria botak gendut lalu satu bogem mentahnya lagi ke perut pria yang melesat maju dari belakang pria botak gendut itu. Tersisa satu orang.

"Kamu pandai bela diri. Jangan-jangan kamu beneran polisi?" Gumam Agnes.

"Aku belajar dari teman dan sekali lagi aku tegaskan, aku hanyalah tukang bengkel" Jawab Amos sambil menjulurkan telapak tangannya ke depan lalu menekuk-nekuk keempat jarinya. "Maju!" Teriak Amos.

Agnes semakin mengeratkan genggamannya di ujung jaketnya Amos saat pria satu-satunya yang berdiri di depan Amos mengeluarkan senjata tajam berupa pisau lipat.

"Astaga! Dia punya senjata"

"Kamu ke pinggir dulu karena yang ini bakalan sulit untuk dihadapi" Amos melirik ke belakang.

Agnes melepas ujung jaketnya Amos lalu ia berlari ke pinggir.

Amos melepas jaketnya lalu memegang jaket itu di kedua ujungnya saat pria di depannya melompat-lompat sambil memainkan pisau lipat. Amos mengarahkan jaketnya yang sudah ia bentuk menjadi seperti tongkat ke depan, "Maju!"

Saat pria dengan pisau lipat itu maju, Amos langsung menyabet pipi kanan pria itu dengan ujung jaketnya sebelum pisau lipat itu mengenai perutnya lalu Amos membelit tangan pria itu dengan jaketnya dan pisau lipat itu terjatuh di rumput. Amos kemudian menendang perut pria itu. Selesai sudah. Semua lawannya Amos terkapar di rumput dan Amos langsung berlari ke Agnes, "Ayo kita cari Archie!"

Agnes membiarkan tangannya kembali digenggam oleh Amos.

Setelah sampai di depan gudang sekolah, Amos menahan tangan Agnes yang ingin berlari ke Archie.

Archie digendong oleh pria bertubuh tinggi besar dan Archie meronta-ronta sambil berteriak, "Lepaskan aku! lepaskan aku!"

Agnes sontak berteriak kencang, "Lepaskan Archie!!!!"

Archie menoleh kaget ke mamanya, "Mama, Om Amos, tolong Archie!"

Amos memberikan pandangan teduhnya ke Archie, pandangan teduh itu sebagai kode agar Archie tenang. Archie mengangguk ke Amos. Amos kemudian berkata ke Agnes tanpa melepaskan pandangannya dari pria yang menggendong Archie dengan seringai menakutkan, "Minggirlah dulu! Lawanku cukup kuat kali ini dan Archie ada di gendongannya"

"Selamatkan Archie" Punya Agnes dengan suara hampir tercekat di tenggorokan.

"Aku akan selamatkan Archie" Amos menoleh ke Agnes.

Agnes mengangguk lalu berlari ke pinggir.

Pria tinggi besar yang masih menggendong Archie mengambil pistol dan mengarahkan pistol itu ke kening Archie, "Jangan mendekat!"

Archie membeku kaget dan Agnes sontak berteriak, "Jangan lukai anakku!" Agnes lalu berlari ke depan. Amos dengan sigap melilit perut Agnes dengan lengannya lalu menahan Agnes dan langsung menggeram, "Tunggu saja di pinggir! Aku janji akan selamatkan Archie"

Agnes meneteskan airmata dan dengan terpaksa kembali melangkah ke pinggir saat Amos melepaskan lilitan lengan kekarnya.

"Kalau kalian nekat mendekat, aku akan tembak anak ini"

Agnes berteriak, "Jangan!!!!"

Amos refleks meraba punggungnya, Sial! Aku nggak bawa pistol. Amos mendengus kesal.

1
♏®️𝕯µɱσɳσՇɧeeՐՏ🍻¢ᖱ'D⃤ ̐
lupa wajah ingat aroma mungkin rasanya juga🤭
awesome moment
ronald dan alexa bermain di smua n
Aksara_Dee
idahlah nes tinggalin aja suami bgini
Aksara_Dee
hmmm dasar periya!
Aksara_Dee
ronald makin menjadi 🫠
Roro
yang main kuda kudaan sama kamu semalam itu nes
Roro
ahh amos lebay ihh🤣
Roro
fokus amos.. fokus..
anggita
iklan👆
anggita
tipu"🤥
Ayuwidia
Sabar, Mos. Resiko mencintai wanita yg udah punya suami ya gitu
Ayuwidia
Wadaw, gegar otak nggk tuch si botak ?
Ayuwidia
Eaaaaaaaa 😆
Ayuwidia
nggak sekalian puisi, Bang?
Ayuwidia
Helehhh alesan
Ayuwidia
Cinta memang kadang bisa menjadikan seseorang gila & amnesia
Ayuwidia
Wadaw, Amos memenuhi sumpahnya 🙈
Aksara_Dee
dengarkan firasatmu Agnes
Aksara_Dee
negosiasi nya pinter
Rahma AR
like dan 🌹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!