Si Gadis Dingin bernama Zea yang menghadapi banyak masalah didalam keluarganya , menyebabkan dirinya menjadi seorang yang selalu menyendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RANIYAH FAZILA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KUE BUATAN NENEK
Sesampainya di rumah Zera, mama mereka...
Penjaga membuka gerbang dan mobil itu masuk.
Mereka turun dari mobil, kemudian berjalan menuju rumah.
"Assalamu'alaikum" ucap mereka berempat secara bersamaan.
"waalaikum salam" jawab mama Zea.
"Anak-anakku " ucap Zera sambil memeluk anak-anaknya.
"Maa,aku kangen sama mama" kata Zea.
"Kami bertiga juga kangen sama mama" ucap Johan.
"Mama juga kangen banget sama kalian " kata Zera.
"Eh ada cucu-cucu nenek " ucap nenek gembira.
"Nenek juga disini? " kata Leo.
"Ya iyalah kan mamamu Zera anaknya nenek " jawab nenek tersenyum.
"Oh iya, nenek baru aja bikin kue. Semuanya makan kue dulu yuk kedapur! " ajak nenek.
Mereka semua kedapur, aroma kue itu sangat khas membuat mereka tidak sabar untuk melahap kue itu.
Nenek memotong kue dan membaginya. Mereka semua mulai makan.
"Kue buatan nenek memang tidak pernah gagal" ucap Zea.
"Iya dong, nenek gitu dong" kata nenek.
Mereka semua tertawa.
Selesai makan mereka pergi ke mall untuk membeli beberapa barang.
"Kalian naik mobil kalian saja, mama akan membawa mobil mama sendiri. Mama juga kan membawa nenek" ucap Zera.
"Iya maa, siapp" kata mereka bersama-sama.
Mereka memulai perjalanan.
Zea membuka jendela mobil, menikmati udara dari dalam mobil.
Roy memutar lagu favorit Zea.
"Kak ini lagu favoritku? kakak tahu? " tanya Zea.
"Tentu saja kakak tahu, walaupun kakak diluar negri kakak juga pasti tahu apapun yang Zea suka" jawab Roy.
"Zea, kamu melupakan kami berdua? " tanya Leo.
"Mana mungkin aku melupakan kakak-kakakku yang tampan-tampan ini " jawab Zea.
"Bisa aja kamu Zea" ucap Johan melihat Zea dari kaca yang berada di bagian depan mobil.
"Hehehe, namanya juga Zea gitu loh " kata Zea.
--------------- Flashback------------------
"Maa, aku mau membeli barang disana sama kakak" ucap Zea.
"Ya sudah, pergilah" kata Zera, tersenyum.
"Yey, terima kasih mama" ucap Zea, mencium pipi mamanya.
"Roy, Leo tolong temani Zea ya! " perintah Zera.
"Kalau kak Johan? " tanya Zea.
"Kak Johan membantu mama dan nenek membeli barang" jawab mama.
Zea mengangguk, kemudian pergi menuju tempat yang dituju.
Zea menggandeng kedua kakaknya.
Ternyata Zea masuk kedalam toko baju.
Zea mengambil baju koko untuk kakak-kakaknya.
"Baju ini bagaimana menurut kakak? " tanya Zea.
"Bagus " jawab kakaknya.
Zea mengambil empat baju koko, tiga untuk kakaknya dan satu untuk papanya. Tentu saja disesuaikan dengan ukuran baju mereka.
Kemudian Zea mengambil abaya berwarna hitam.
"Cocok nggak kak? "
"Cocok banget Zea"
"Iya bagus "
jawab Leo dan Roy mengacungkan jempol.
Zea mengambil tiga abaya, untuknya, untuk mama, dan neneknya.
Zea membawa semua baju itu ke kasir dan membayarnya.
"Biar kakak aja yang bayar" ucap Leo.
"Tidak perlu kakak-kakak, Zea bakal pakai uang Zea sendiri.
Zea mengambil kartu dan memberikannya ke kasir.
Zea mengambil belanjaannya.
" Terima kasih sudah berbelanja di toko kami"ucap kasir.
"Iya " kata Zea tersenyum.
Mereka bertiga kembali menemui Johan, mama dan neneknya.
"Ayo kita pulang " kata Zera.
"Ma sebenarnya kami mau pulang setelah ini" ucap Roy.
"Cepat sekali, ada urusan penting ya? " tanya Zera.
"Iya ma, aku harus kembali ke luar negeri besok" jawab Roy.
"Aku juga harus kembali keluar negeri juga ma" ucap Johan.
"Ya sudah, kalian pulanglah! " kata Zera.
"Iya maa" jawab Johan dan Roy.
Zea memberikan abaya yang tadi dibelinya kepada mama dan neneknya.
Mereka berpamitan dan Pulang.