Ini kisah berawal dari sebuah ramalan yang akan muncul di masaa depan. Menceritakan tentang saintes ajaib yang tiba-tiba muncul dan datang ke Kekaisaran sebagai cahaya dan berkah dari sang Dewi.
Dibuka dari pertunangan politik yang dilakukan oleh sang tokoh utama Arthur Leander atas permintaan yang mulia kaisar. Arthur Leander merupakan seorang arcduke orang nomor satu setelah yang mulia kaisar howard Maximus.
Dia jelmaan dari seorang dewa Hermes yang memiliki parah tampan rupawan bak pahatan patung yang luar biasa. Dewa menciptakan dirinya memalui seleksi yang ketat. Karena dinilai dari tampang, kekuatan, kekuasaan dan kekayaan dia memiliki segalanya.
Mcnya antagonis side character yang ga terlalu ngaruh ke cerita.
ini bukan cerita tentang masak-masak atau pastry lady kok aman aja.
kak kok nama Female leadnya sama Mulu shhhhhuuuttttttt males Mikir kebanyakan nama MC. 😔🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rahmaossamu_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. PLAN
Arthur tahu kedekatannya dengan Imelda itu salah, dia perlahan mencoba untuk memberikan jarak hubungan diantara mereka,
Arthur mengatakan bahwa dia juga tak bisa terus-terusan bersama dengan nya ada waktu yang ingin dia gunakan untuk sendiri.
Lalu seperti biasanya ketika Imelda mengunjungi dirinya diruang kerja, terlihat lah Arthur yang tengah sibuk dengan berbagai dokumen.
Tanpa dosa Imelda masuk begitu saja keruang kerja Arthur, entah karena mereka sudah dapat dari dulu atau karna Imelda yang tak punya sopan santun
Biasanya dia akan menunggu Arthur di sofa sambil memakan camilan sembari menikmati teh sesekali gadis itu merengek terus bertanya kapan tugasnya selesai dan kapan dia bisa menghabiskan waktu bersama dengan nya entah jalan-jalan atau berbelanja menguras harta Arthur
Ceklekkk!
"Arthur, kau sedang sibuk yaa?" Tanya Elda sambil berjalan menyelonong masuk begitu saja
"Ohh Elda ada apa?" Jawab Arthur datar sambil terfokus pada dokumen-dokumen nya
"Tidak aku hanya ingin menemani mu bekerja, bagaimana nanti setelahnya kita pergi ke pasar malam? Sepertinya sangat menyenangkan" ucap Elda dengan antusias dia bertopang dagu di meja kerja Arthur sambil memandangi pria itu berkerja
"Maaf Elda hari ini aku tidak akan pergi, tugasku sangat penting" pria itu menghela nafas jengahnya mendapati kelakuan elda yang terdengar menyebalkan. Eh bukankah dulu Arthur melihatnya mengemaskan?
"Yah Arthur kau tidak asik samasekali, ayolah kemarin saja kau juga sibuk Harini pun kenapa sibuk" wanita itu terus merengek memaksa Arthur memenuhi permintaannya. Bahkan dia sudah bukan anak kecil lagi, dia sudah 23 tahun beda berapa tahun dengan Arthur
"Elda kau kekanak-kanakan, Lina saja tak pernah memaksa sampai seperti ini" ujar Arthur akhirnya berharap Imelda sadar dengan sikap nya yang sedikit keterlaluan ini
Namun alih-alih mengerti Imelda malah justru sedih dan merengek, dia mengatakan bahwa Arthur tidak lagi percaya dengan dirinya.
"Kau sekarang malah membandingkan aku dengan Lina, apakah kau sudah tak menyukai ku lagi, mengapa sejak ada Lina dikediaman ini kau selalu seolah menjauhi ku? ini semua gara-gara Lina mengapa harus ada gadis itu disini" ucap Imelda tak mau tahu dia sudah sangat geram dan melayangkan protes pada Arthur
"Elda ucapan mu mulai keterlaluan, kau tak seharusnya menyalahkan Lina " kali ini Arthur serius mantap Elda didepannya
"Lina Lina Lina !! Aku muak Arthur aku benci Lina!!" Benar-benar tidak mencerminkan perilaku bangsawan. Imelda layaknya bocah dia mengebrak meja dan berhambur lari keluar
BRAKKKK!!!
Nah sekarang gadis itu pergi entah kemana, Elda berharap Arthur pasti mengejar nya sama seperti yang biasa mereka dulu lakukan.
Ketika marah pun Arthur pasti akan berusaha untuk mencoba membujuk Imelda. Namun sepertinya sekarang berbeda Arthur pria itu bahkan mengabaikan dirinya
"Kemana Arthur? Apa dia sengaja tak mengejar ku? Sialan pasti gara-gara gadis itu, Lina haruskah aku menyingkirkan nya?" Hati Imelda sudah menjadi gelap sekarang
Arthur dulu memang menyukai imelda gadis baik dan lemah lembut, setiap kali dia sedih manangis ataupun merengek terdengar mengemaskan dimatanya.
Hampir semua hal yang gadis itu lakukan terlihat manis, hingga membuat Arthur jadi ingin melindungi dirinya. Sayangnya Imelda sangat kekanak-kanakan dan memanfaatkan semua kebaikan hati Arthur untuk nya.
Entah mulai sejak kapan, Namun kini semakin lama rengekan yang Imelda lakukan itu terdengar mulai menyebalkan ditelinga nya, dia terlihat sangat egois.
Arthur merasakan Imelda tak mau berusaha untuk memahami kondisi dirinya.
"Aishhh gadis itu membuat Kepala ku sakit" desah panjang Arthur melihat kelakuan Imelda yang berlari pergi.
"Apa yang harus aku lakukan kepada mu Elda" guman Arthur kemudian, sambil memijit pelipisnya yang terasa ngilu
Berbeda ketika Arthur bersama dengan ivana tunangannya, mau sesulit apapun kondisinya dan mau seburuk apa perasaan hatinya ivana tak berusaha menunjukkannya. Dan gadis itu selalu mencoba tetap terlihat kuat.
Arthur melihat bahwa gadisnya seolah tak mempedulikan apapun lagi.
Ivana yang tumbuh seorang diri seakan tidak pantas untuk hidup jika dirinya terlihat lemah. Itu yang dunia katakan tentang dirinya dan Arthur sekarang melihat itu. Arthur melihat bagaimana cara bertahan hidup dari sisi sudut pandang ivana.
Dunia bukan milik orang yang lemah
Kata-kata seperti itu yang terus berputar ditelinga ivana, hingga membuat dirinya memendam semua rasa sakit dan emosi yang dia miliki.
Melihat dirinya yang sangat bertolak belakang dengan Imelda dan Lina membuat dorongan seakan Arthur sangat ingin melindunginya, dia ingin mengatakan bahwa tidak apa-apa ada aku bersama dengan dirimu.
Arthur ingin mengemgam tangannya dan berkata bahwa dialah kekuatan. Namun imajinasi itu sepertinya terlalu jauh
Malahan ivana jauh lebih jujur terhadap orang lain ketimbang dirinya. Gadis itu bahkan memperlakukan pria lain dengan nyaman dan tak ragu. Itu membuat Arthur sangat iri.
Noah Zahari Harusnya dia yang berada diposisi itu.
Andai saja Arthur tak terlalu dekat dengan kedua wanita yang sebenarnya tak ada hubungan apa-apa dengannya, Lina dan Imelda. Kesalahan pahaman itu membuat tunangannya menjauh.
Namun Arthur juga tak bisa menolak dan mengusir Lina serta Imelda secara terang-terangan. Dia tak mau menyakiti hati kedua wanita itu. Apalagi Arthur memiliki ibu seorang perempuan, oleh karena itu dia berhati-hati
Keduanya saja, mereka mempunyai sifat dan karakteristik yang sama jika salah bicara saja sudah bisa membuat mereka tersinggung.
Ahh Arthur frustasi dan serba salah kayanya.
🥧☕☕🥧
Hari ini diadakan jamuan pesta minum teh dikediaman milik arcduke Arthur oleh Mantan arcduchess ibu Arthur untuk menyambut kedatangan Lina di rumah mereka.
Bangsawan sekitaran arcduchy berdatangan, mereka kini telah Hadir dalam pesta minum teh yang diadakan ditanam. Imelda tentu datang dengan sangat senang hati. Walaupun tak terlalu akrab dengan mantan arduchess namun ibu Arthur tahu hubungan kedekatan persahabatan kedua nya dari mereka muda.
"Salam kepada yang mulia arcduchess. Sebuah kehormatan bertemu dengan anda" sapa Elda dengan sopan
"Selamat datang lady moren, silahkan duduk kami baru akan mulai " ucap arcduchess Helen sambil tersenyum dan mempersilahkan dirinya duduk
Imelda selalu bersikap baik dan sopan menghormati arcduchess, beliau wanita yang tegas dan berwibawa makanya karena Imelda tak ingin dicap sebagai lady dengan reputasi jelek dia berusaha keras untuk menjaga sikap nya.
"Lina sayang kamu ingin makan apa nak, apa ada yang kau sukai?" Suara lembut arcduchess Helen yang mengalir memecah isi pikiran Elda saat itu.
Namun yang membuat diri kesal dan iri adalah karena perlakuan arcduchess Helen ke Lina yang begitu akrab
"Tidak perlu repot-repot yang mulia saya bisa makan apapun, jamuan yang yang mulia sediakan semuanya nampak nikmat " ucap Lina dengan sopan sambil tersenyum simpul
Lagi-lagi karena Lina. Belum apa-apa dan baru ajaa dimulai, Lina telah merusak pemandangan dan mood nya hari ini. Tentu saat dia melihat kedekatan mantan arduchess dengan Lina.
"Kalau begitu buat dirimu nyaman" ucap Helen sambil tersenyum lembut pada Lina
Bahkan Lina berbicara informal dengan wanita yang Imelda hormati mati-matian. Tak hanya Arthur, sekarang ibu Arthur juga memperlakukan Lina seperti anaknya sendiri.
Itu hal yang membuat dirinya semakin kepanasan. Ibu Arthur bahkan berbicara santai dengan gadis itu. Mau tak mau Imelda harus segera menyingkirkan Lina
Selama acara minum teh yang diadakan dihalaman taman. Imelda hanya memperhatikan interaksi ke-duanya dalam diam sambil meremas keras gaunnya.
Sementara itu mereka sibuk berbincang-bincang. Tiba-tiba saja pelayan pribadinya arcduchess datang dan menyampaikan kabar bahwa ada kegiatan mendadak yang harus beliau lakukan.
"Permisi yang mulia maaf jika menganggu waktu anda sebentar. Namun ada hal yang harus saya sampaikan " ucap sang maid pribadi Arcduchess Helen lyra
"Apa itu lyraa katakan saja" ucap Helen pada pelayan pribadinya dengan santai
Lyra kemudian membisikkan informasi penting ke telinga arcduchess. Mendengar hal itu beliau buru-buru pamit
"Begitukah? Kalian semua bisa lanjutkan pestanya terlebih dahulu aku ada keperluan mendesak" ucap arcduchess Helen kemudian pamit undur diri. Dia terlihat tergesa-gesa seperti ada hal penting yang harus dia lakukan
"Baik yang mulia" ucap para tamu yang hadir
Pesta tetap berlangsung meskipun tanpa yang mulia arcduchess. Mereka melanjutkan perbincangannya. Lalu muncul pikiran licik Imelda untuk mempermalukan Lina dihadapan para wanita bangsawan yang hadir.
Ini kesempatan terbaik untuk menyingkirkan si jalang sialan itu batin Elda yang terkikik dalam hati
Imelda dengan sengaja menyenggol cangkir teh disebelah dan teh panas itu sumpah mengenai gaun Lina. Cairan panas itu meresap menembus kulit paha mulus Imelda, dan membuat gadis itu kemudian meringis
"Upp maafkan aku nona Lina aku tak sengaja," ucap Elda sambil berpura-pura merasa bersalah
"Hhmpp" Lina mengigit bibir bahwasannya meringis menahan cairan panas itu yang menembus kulit mulusnya.
Kemudian para lady bangsawan yang lain tertawa melihat reaksi Lina. Dia pasti begitu malu karna gaun yang dia kenakan basah
"Lady moren pasti kau sengaja yaa melakukan itu hiks" ucap Lina dengan mata berkaca-kaca
"Apa yang kau lakukan nona saintes, mengapa kau menuduh ku seperti itu. Sudah aku katakan bahwa aku tidak sengaja apakah nona saintes sebegitu bencinya kah pada diriku? Hiks " ucap Imelda penuh drama
Lady yang lain menyaksikan kini menaruh perhatiannya pada Imelda. Hal itu membuat Lina disudut kan, mereka sekarang mengatakan bahwa dirinya tak seberapa dan selalu berlindung dibalik nama arcduke dan mantan arduchess.
Lina yang menjadi bahan tertawaan kemudian semakin kesal dan tak kuasa menahan tangis. Dia kemudian buru-buru bangkit dari tempat duduk nya kemudian berlari meninggalkan bangku taman itu, dia menunduk kepalanya dengan wajah yang sudah kacau berlinang air mata
Beberapa meter ketika dia berlari, saat hendak masuk menuju Mansion dirinya tak sengaja menabrak seseorang berpostur tinggi dan dada bidang. Orang itu tak lain adalah Arthur
BRUK!!
tubuh keduanya bertubrukan cukup keras. Arthur langsung mendekap tubuh Lina yang limbung dan kehilangan keseimbangan sebelum oleng ke tanah.
Saat gadis dalam pelukannya mengangkat wajahnya betapa terkejutnya Arthur mendapati yang telah Lina berlinang air mata.
Saat Lina menyadari kehadiran sosok Arthur, kemudian dia kembali menangis dan tersedu-sedu dalam pelukannya.
"Lina? Apa yang terjadi?" Tanya pria itu lembut sambil mengusap bahu wanita itu agar lebih tenang
"Arthur hiks.. aku.. tidak bersalah Hikss.." Lina mengatakan hal yang tidak jelas karena masih syok dan terisak dalam tangisnya yang sedari tadi dia tahan
"Siapa yang melakukan ini padamu Lina?" Tanya Arthur kembali kini nada bicara lebih terdengar rendah dan serius
"Hikss.." Lina enggan menjawab dia tidak mau Elda semakin membencinya, meskipun tau ini perbuatan wanita itu
"Lina?" Ulang Arthur dengan penekanan
"Ti..dak..hiks.." ternyata Lina enggan menjawab
Arthur tahu pasti sesuai tengah terjadi disana, dan benar saja Lina mengatakan bahwa Imelda telah menuangkan teh kepadanya dengan sengaja. Dia kembali menangis sambil terisak.
"Lina?" Kini suara bariton Arthur terdengar lebih rendah dan menusuk
"Lady.. hiks.. menumpahkanku teh.. panas hikss.." akibat suara rendah yang menginterupsi Lina akhirnya menjawab
Arthur yang sudah geram dengan tingkah Imelda kemudian mendatangi tempat minum teh itu, disana terlihat para lady bangsawan yang malah sedang terlihat sangat senang dan tertawa.
Arthur tahu pasti itu semua gara-gara Imelda. Lalu pria itu kemudian tanpa basa-basi langsung menarik lengan Imelda sedikit menjauh dari tempat itu, kemudian Arthur membalikkan badannya
Saat Imelda hendak bertanya Arthur langsung tiba-tiba dengan keras menampar pipinya. Hal itu membuat semua lady bangsawan ditempat itu terkejut dan tak percaya dengan apa yang telah mereka lihat.
Pasalnya mereka tahu sejak lama bahwa Imelda adalah kekasihnya Arthur, namun setelah kedatangan gadis baru bernama Lina bahkan Arthur sekarang lebih membela gadis itu.
Para wanita bangsawan yang berada ditempat itu kemudian dibuat semakin tak percaya dengan apa yang telah mereka lihat. Mungkin sebentar lagi Imelda akan menjadi bahan gosip para Lady tempat itu.
Dalam hati Imelda tentu sangat kesal syok dan tak percaya tak akan pernah terbayangkan pria yang selama ini hanya dekat dengan satu wanita yaitu Imelda kini pria itu menampar dirinya demi gadis lain.
Tak akan pernah terbayangkan jika Arthur akan membela gadis lain ketimbang dirinya. Mengapa selalu Lina, Lina dan Lina yang hanya bisa dilakukan Lina hanyalah menangis dimatanya.
Lina tak memiliki apapun kecuali gelar saintes itupun masih dalam tahap pelatihan. Mengapa dia selalu membela Lina padahal sebelum kedatangan Lina Arthur lebih memperhatikan nya
Bagi Imelda Lina tak seharusnya bisa menggantikan posisi nya Dimata Arthur, dia jauh lebih baik ketimbang Lina. Imelda bahkan lahir dari keluarga bangsawan tak seperti gadis itu yang asal-usul nya bahkan tak jelas sampai sekarang.
Tamparan itu membuat luka dalam hati Imelda menjadi terbuka sempurna, semua rasa iri, dengki, dan kekesalan nya kini telah memuncak Ingin segera dirinya mencabik-cabik si Lina itu.
Imelda kemudian berlari meninggalkan jamuan itu, dengan keadaan kacau dan berlinang air mata dia meninggal kediaman pria yang dia cintai.
Lalu saat dia sedang berjalan dengan keadaan Sangat kacau season memperhatikan dirinya bahkan sejak dia meninggal mansion kediaman arcduke Leander itu.
Pria itu adalah cliff Leander adik dari ayah Arthur, anak haram mendiang arcduke terdahulu. Umur kini hampir empat puluhan namun masih tampak begitu muda sama seperti Arthur yang kini berusia 25tahun.
Ketika sedang hanyut-hanyut nya dalam pikiran Imelda dikejutkan oleh pria misterius yang muncul dihadapan nya. Pria bersurai hitam dan mata merah.
Mata merah khas keturunan Leander, semakin membuat Imelda bingung. Hanya Arthur keturunan Leander yang tidak memiliki mata merah karena Arthur memiliki darah keluarga kekaisaran.
Mata emas Arthur berasal dari mantan arcduchess Helen. Arcduchess Helen adalah adik kandung Kaisar
"Biar aku tebak Lady cantik aku tahu bahwa kau pasti tengah kecewa dengan sikap keponakan ku Arthur" ucap sang pemilik nama sambil berjalan mendekat pada Elda
"Siapa anda? Mengapa kalian terlihat mirip" tanya wanita itu kala melihat sosok pria tampan bersurai hitam namun memiliki mata merah mendekati nya
"Oh aku perkenalkan aku Cliff Leander, paman Arthur, kau bisa panggil aku Cliff" ucap pria itu sambil memperkenalkan diri
" aku Imelda moren, senang bertemu dengan anda, dan Aku rasa baru pertama kal ini bertemu dengan anda" ucap Elda sambil bertanya walaupun dia terlihat seperti masih bingung
"Tentu karena aku tinggal di mansion yang jauh dari sini" jelas pria tersebut pada wanita itu
"Ahh begitu kah" jawab elda
"Betapa bodohnya Arthur dia memilih wanita lain yang tak jelas asal-usulnya ketimbang anda yang telah menemani dirinya sejak lama, bukankah begitu lady?" Pria tersebut kini mulai mengatakan kalian provokasi pada gadis yang dibuat hancur oleh keponakannya itu
"Ini semua gara-gara wanita jalang penggoda itu, dia bahkan tidak mempedulikan ku yang telah banyak membantunya dirinya selama ini cih" ucap Elda dengan penuh kebencian
"Kau benar, orang seperti itu tak pantas kau perjuangkan lady" kata pria tersebut
"Jadi maksudmu aku harus menyerahkan Arthur begitu saja?" Tanya Elda dia kemudian menatap lekat pria dihadapannya. Sebenarnya apa tujuan pria itu mengatakan hal tersebut
"Tidak aku menawarkan cara yang lebih baik untuk balas dendam, apa kau tertarik?" Ucap pria itu sambil memberikan tawaran menggoda pada Elda
"Balas dendam? Mengapa kau mau membantuku?" Tanya wanita itu penasaran. Apakah pria ini cenayang dia tahu isi pikiran Elda saat ini
"Apakah lady tak ingin posisi seorang arcduchess? Apakah lady tak ingin menyingkirkan Lina dan membalas rasa sakit yang Arthur pria itu berikan?" Ucap pria itu dengan nada santainya
"Aku–aku mau melakukannya, apapun demi menyingkirkan Lina wanita sialan itu" ucap wanita itu dengan mantap
"Aku akan membantumu melakukan hal itu, namun tentu dengan hubungan timbal balik. Aku akan memberikan posisi arcduchess yang kau inginkan dan menyingkirkan Lina. Namun kau juga harus membantuku " kata pria tersebut
"Membantu dengan bagaimana?" Tanya Elda kemudian, seperti ini akan menarik baginya. Apapun demi menyingkirkan lina
"Aku ingin kita bekerjasama untuk menyingkirkan Arthur dari posisi Arcduke sekarang apakah kau bersedia?" Kata pria tersebut sambil tersenyum menyeringai menatap Elda dalam
DEGHHHH!!
awalnya Imelda begitu sangat terkejut, itu sebuah pekerjaan dengan resiko yang tinggi. Namun jika berhasil maka dia akan mendapatkan apa yang dia mau
"Itu, bagaimana bisaa kita melakukannya, sedangkan posisi Arthur saat ini–" ucap Elda yang terdengar ragu. Dia ingin melakukannya namun jika gagal Elda tahu pasti apa hukuman yang menanti dirinya
"Kau tak perlu repot-repot memikirkan hal itu aku telah menyiapkan semuanya, aku hanya meminta dirimu sebagai saksi dan melakukan apa yang ku minta" ucap sang pria dengan santai sambil mencoba meyakinkan wanita bodoh tersebut
Pria ini cukup tampan walaupun tak setampan Arthur namun dia terlihat begitu meyakinkan, ketimbang Arthur sekarang yang lebih memilih wanita lain sialan itu ungkap Elda dalam hati
"Baiklah akan aku terima tawaran anda, jadi katakanlah apa yang harus kita lakukan untuk cepat-cepat menyingkirkan jalang menganggap itu" akhirnya Elda berucap mantap tentang keputusan yang dia ambil
"Wah wahh wah nonaa seperti ini bukan tempat yang tepat untuk membicarakan hal itu, mari ikut saya ketempat yang lebih nyaman" lantas langsung saja si pria rubah membawa Elda menuju part 2
Sampailah Imelda pada kamar penginapan cliff di kota.
"Aku ingin lady moren melakukan tugas kecil untuk ku, pertama, bisakah lady membawa surat-surat ini dan gunakan stampel pada semua surat ini, ini akan menjadi kartu as pertama kita untuk menyingkirkan Arthur dari jabatannya itu" ujar pria tersebut sambil menyerahkan semua laporan yang dia perlukan pada gadis itu
"Aku mengerti " kata elda
"Lalu setelah semuanya itu tercapai kita tinggal menyeret Arthur ke pengadilan dan setelahnya dengan semua bukti ini orang itu pasti tak akan bisa mengelak lagi, dan kunci utama Langkah terakhir kita adalah lady moren sebagai saksi kuat untuk meyakinkan kasus pemberontakan yang dilakukan oleh Arthur Leander.
Dengan itu semua orang akan makin tambah percaya, bahwa Arthur lah sang dalang dari pemberontakan itu" seringai licik dan penuh kepuasan terukir pada wajah pria itu. Wajahnya kini terlihat lebih menyeramkan dari seorang pembunuh bayaran ataupun pria mesum