NovelToon NovelToon
AKU DAN CEO

AKU DAN CEO

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / CEO / Tamat
Popularitas:248.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Ayu Fitrianingsih

Kisah cinta dua orang insan yaitu seorang pria irit bicara dan tampan/ sang pemilik perusahaan terbesar nomor satu dengan seorang sekertaris cantik yang memiliki sifat manja.
"Asisten Han, apakah kamu menemukan wanita yang ku cari selama ini?" Tanya Bian.
"Belum, Tuan Bian," Sahut Han.
"Yasudah, keluar lah. Satu lagi, selalu cari informasi tetang wanita itu sampai dapat," Kata Bian.
"Baik, Tuan," Sahut Bian.

Dukung ceritanya ya!
HAPPY READING...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Fitrianingsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesal

Kini jam sudah menunjukkan pukul 16:00 wib. Saat nya karyawan kantor pulang ke rumah masing-masing.

Didalam ruangan CEO, terlihatlah seorang gadis yang hendak pulang ke rumahnya.

"Pak, saya pulang duluan," Ucap Zena seraya mengambil tas nya di meja.

"Iya," Sahut Bian dengan singkat.

Zena pun berjalan dengan gontai dan anggunnya, ia keluar dari ruangan CEO. Saat berada di depan kantor, ia dikejutkan dengan seseorang.

"Duarrr," Dinda mengejutkan Zena.

"Eh, bapak naik haji," Celoteh Zena karena terkejut.

"Bwahahah, kamu lucu sekali," Ucap Dinda tanpa dosa.

"Dinda, dasar biang kerok!!" Ucap Zena kesal.

"Maaf-maaf, aku hanya bercanda," Sahut Dinda. Ia mengangkat tangannya tanda V.

"Hmm," Ucap Zena. Ia malas meladeni Dinda yang jahil.

"Kamu mau kemana?" Tanya Dinda.

"Pulang," Jawab Zena dengan cuek.

"Singkat amat, macam Pak Bian yang irit bicara," Celetuk Dinda.

"Jangan samakan aku dengan nya," Ucap Zena.

"Baiklah," Ucap Dinda.

"Kamu pulang naik apa?" Sambung Dinda.

"Naik mobil. ini aku lagi nunggu supir pribadi keluarga ku untuk menjemput ku," Sahut Zena.

"Mana? kok lama banget?" Tanya Dinda. Zena hanya membalas dengan mengangkat kedua bahunya.

"Kamu pulang naik apa?" Tanya Zena.

"Naik mobil. tapi ojek online," Sahut Dinda dengan santainya.

"Tuh dia, baru saja di bicarakan sudah datang. Aku duluan ya, Zena!" Sambung Dinda.

"Iya, hati-hati ya," Sahut Zena.

Dinda pun meninggalkan Zena yang sedang menunggu jemputan nya.

"Pak Anto datangnya lama sekali sih," Zena menggerutu.

'Tin tin'

Bunyi suara Klakson dari belakang yang mengejutkan.

"Apaan sih, biasa saja kenapa," Zena menggerutu seraya menyingkir dari tempat ia berdiri tadi.

Saat mobil itu bersebelahan dengan Zena, terbukalah pintu kaca mobil itu.

"Zena, kamu tidak pulang?" Tanya Bian.

"Ini kan mau pulang. Tapi lagi nunggu jemputan," Sahut Zena. Ia hanya melirik Bian sekilas.

"Ayo, pulang dengan ku saja!" Ucap Bian. Ia menawarkan tumpangan untuk Zena.

"Tidak mau," Sahut Zena tanpa menoleh sedikit pun.

Supir pribadi Zena tiba-tiba datang.

"Itu supir ku sudah datang. Saya duluan, Pak," Sambungnya.

Zena pun masuk kedalam mobil jemputan nya. Sedangkan Bian masih berada di dalam mobilnya dan belum melajukan mobilnya. Ia melihat Zena terlebih dahulu.

"Sudah, Non Zena?" Tanya Pak Anto. Supir pribadi keluarga Bagaskara.

"Sudah, Pak," Sahut Zena.

Pak Anto pun melajukan mobilnya ke arah rumah keluarga Bagaskara.

"Pak Anto, kenapa jemputnya lama sekali?" Tanya Zena.

"Maaf, Non Zena. Tadi jalanan macet sekali. Jadi lama sampainya," Sahut Pak Anto.

"Yasudah, lain kali cepat lah sedikit," Ucap Zena. Dan dibalas anggukan oleh Pak Anto.

Disisi lain, Bian sudah melajukan mobilnya ke arah kediamannya yaitu kediaman keluarga Wirawan.

"Ada apa dengan Zena? Kenapa dia sangat cuek dan ketus saat berbicara," Gumam Bian.

"Ngapain aku memikirkannya, tidak penting untukku," Gumamnya lagi.

Bian melanjutkan perjalanannya hingga sampai ke rumahnya. Hanya suara radio yang menemaninya saat menuju rumahnya.

*****

Beberapa menit, Bian sampai ke rumahnya. Ia.memarkirkan mobilnya kedalam garasi nan besar, disana sudah berjejer empat mobil yang harganya sangat membuat spot jantung.

Setelah ia selesai memarkirkan mobil nya di garasi, ia pun masuk kedalam rumah nya. Kemudian, ia langsung meuju kamar nya yang berada di lantai duu, lalu ia membersihkan dirinya.

Beberapa menit, ia selesai mandi. Setelah itu ia merebahkan tubuhnya di kasur Big Size nan empuk seperti melayang di awan.

"Lelahnya badan ku," Ucap Bian seraya menghempaskan tubuhnya ke kasur dan memejamkan matanya.

"Zena sudah sampai belum ya?" Gumamnya.

"Lebih baik ku chat saja," Ucap nya.

Bian menghubungi Zena melalui Via Sosial Media. Ia mengirim pesan melalui Whatshapp. Bian, mulai menulis.

"Zena Alvela Bagaskara," Tulisan dalam Chat yang Bian kirim dari Whatshapp. Beberapa menit, ia mendapatkan balasan.

"Siapa ya?" Tanya Zena dalam Chat.

"Saya Bos mu," Balas Bian.

"Oh," Balas Zena singkat.

"Jadi cewek cuek amat," Gumam Bian. Karena kesal, Bian membanting Ponsel genggam nya di kasur nya. Ia tidak jadi menanyakan Zena sudah sampai rumah atau belum.

*****

Didalam kamar Zena, ia sedang berbaring di kasur nya.

"Ngapain Pak Bian chat aku?" Ucap Zena.

"Biarkan saja, mungkin dia iseng," Sambungnya.

Karena capek, beberapa menit Zena tertidur hingga malam hari.

"Zena sayang, Ayo makan malam dulu, Nak!" Panggil Bunda Zena dari balik pintu, siapa lagi kalau bukan Ninda.

"Zena," Lanjutnya. Karena tidak ada jawaban, Ninda pun membuka pintu kamar Zena.

'Ceklek'

Suara pintu kamar terbuka.

"Tidak dikunci," Gumam Ninda.

Ia pun masuk ke kamar putri manja nya itu.

"Hmmm, Dari tadi masih molor saja," Gerutu Ninda. Ia mendekati Zena.

"Zena, bangun dulu! Kita makan malam yuk!" Tutur Ninda membangunkan Zena, seraya mengusap pipi Zena.

"Emm," Sahut Zena.

"Bangun, Nak. Ayo kita makan malam, Ayah dan Kakak sudah menunggu loh," Ucap Ninda.

"Iya, Bunda. Sebentar lagi ya!" Sahut Zena. aia sangat malas bangun.

"Kalau kamu tidak bangun, Bunda guyur pakai air dingin," Tutur Ninda. Zena langsung duduk.

"Jangan, Bunda. Aku sudah bangun kok, heheh," Ucap Zena.

"Hmmm," Sahut Ninda.

"Cepat cuci muka, habis tuh kebawah. Bunda tunggu di bawah," Tutur Ninda.

"Iyaaa," Sahut Zena.

Ninda langsung keluar meninggalkan kamar Zena. Ia menuju meja makan.

"Bunda. Zena nya mana?" Tanya Raka.

"Tuh dikamar nya, sebentar lagi akan keluar," Sahut Ninda.

"Anak kita ngapain di kamar terus dari pulang kerja tadi?" Tanya Bram.

"Molor," Sahut Ninda dengan malas.

"Astaga, dasar bocah!!" Celoteh Raka.

"Kalian menceritaiku?" Tanya Zena yang baru datang.

"Iya, bocah yang kerjaannya molor," Sahut Raka.

"Ayah, Bunda. Lihat lah Kakak," Tutur Zena dengan sifat manja nya.

"Raka, sudahlah!" Sahut Ninda.

"Dasar suka mengadu," Gumam Raka.

"Rakaaaa," Ucap Bram.

"Rasain tuh," Ucap Zena.

"Kalian mau makan malam atau tidak. Ayah sudah lapar ini," Tutur Bram.

"Heheh," Zena hanya tertawa.

Bram dan Ninda hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat Zena.

Setelah itu, mereka mulai makan malam. Beberapa menit, mereka pun siap makan malam.

"Zena, gimana enak bekerja di perusahaan BYW Grub?" Tanya Raka pada Zena.

"Ya begitu lah," Sahut Zena.

"Begitu bagaimana?" Tanya Raka lagi.

"Ada enak nya ada enggak nya," Sahut Zena. Raka hanya membalas dengan anggukan.

"Bos kamu sudah tua, Nak?" Tanya Ninda penasaran.

"Masih muda, umurnya 27 tahun," Sahut Zena.

"Wah, bagus dong," Sahut Ninda antusias.

"Bagus apa nya. CEO ngeselin, arogan, irit bicara begitu," Ucap Zena.

"Jangan begitu, nanti jatuh cinta loh," Ninda menggoda Zena.

"Tidak akan," Sahut Zena dengan cepat.

"Tidak mungkin aku jatuh cinta dengan CEO gila seperti dia," Celoteh Zena.

"Maksudnya?" Tanya Bram. Ia menautkan kedua alisnya.

"Tidak ada, Ayah. Lupakan saja," Sahut Zena.

"Dasar tidak jelas," Ucap Raka.

"Suka hati lah," Sahut Zena dengan ketus.

"Ayah, Bunda. Aku ke kamar dulu ya! . Aku mau tidur lagi, heheh," Sambungnya.

"Iyaaa," Sahut Bram.

Zena pun langsung berdiri dari kursinya, dan menuju kamar nya.

*

*

*

*

*

Like, coment, vote

Bersambung...

1
pink magenta
awal cerita menarik penulisan lumayan rapih mungkin sedikit saran thor, untuk percakapan langsung jangan di Italic hurufnya, kecuali kalo berbicara dalam hati bisa di Italic untuk membedakan kalimat langsung sama yang gak langsungnya gitu thor hehe
maap ya thor bukan mau menggurui cuma sebagai pembaca jujur agak terganggu sedikit dengan cara penulisannya. tapi buat ceritanya mah menarik kok thor👍 semangat!!
Yupit Upik
smangat
sylvia rachman
buat season 2 thor
AF_Cemong: Akan di usahaakan.
makasih kak, udah dukung dan baca karya ini 🙂
total 1 replies
Ramadani Sapitri
kenapa belum update kak
Adhelie
visualnya dunk thor
Wahyuni Yuni
suka dg critanya,apa sampai dsini j critanya?
AF_Cemong: ditunggu aja thor. ceritanya pasti berlanjut kok 🙂
total 1 replies
Chococips
10 like tertinggal untukmu Thor semangat 😍 maaf baru mampir Thor semangatt terusss yaa:3 jangan lupa feedback "IPA IPS Jadi Penghalang" dan "REVLA":3
Chococips
2 like episode terbaru author semangat 😻 jangan lupa feedback nya "IPA IPS Jadi Penghalang":3 atau kecerita aku yang lain terimakasih:)
Devi Ardiansyah
next
Echa Adreena Zulfa
lanjut
sofyan chanel
lanjut dong
Echa Adreena Zulfa
lnjut dong
Nayyira
lanjut
uchiha madara
lanjut thor
Vania Anindya
lanjut thor...
Evi Hopipah
lanjut
Widyasari official
ceritanya hampir sma dengan drama china yg pernah aku nonton kak
Nora Yunetra
lanjut,, penasaran nih,,,
Lusialyana Klementina
lanjut
Yeyen Dhevan
hmmmmm
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!