Hidup sebatang kara, dikhianati oleh keluarganya, bahkan diusir dari rumah peninggalan orang tua oleh sang tante, membuat Ayuna Ramadhani terpaksa harus bekerja keras untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah sebanyak mungkin di tengah kesibukkannya kuliah. Ditambah pengkhianatan sang pacar, membuat Ayuna semakin terpuruk.
Namun titik rendahnya inilah yang membuat ia bertemu dengan seorang pengusaha muda, Mr. Ibram, yang baik hati namun memiliki trauma terhadap kisah cinta. Bagaimana kelanjutan kisah Ayuna dan Mr. Ibram, mungkinkah kebahagiaan singgah dalam kehidupan Ayuna?
Selamat membaca
like like yang banyak ya teman-teman
terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JURAGAN SKINCARE
Kondisi kampus mulai sepi, liburan mahasiswa telah tiba. Mahasiswa yang lalu lalang di area kampus bisa jadi masih ada kepentingan, kemungkinan pengurusan skripsi ataupun persiapan ujian skripsi. Selebihnya merdeka, tidur sesuka hati hingga 2 bulan ke depan.
Ayuna memulai side jobnya, kalau kemarin sibuk riwa-riwi menjadi tutor privat, sekarang kegiatan paginya menata dan menyiapkan lapak skincare. Ia menuruti ide Arfan, untuk terjun secara totalitas pada penjualan skincare. Ayuna pun sudah berpamitan pada anak lesnya hingga ujian akhir mereka saja. Bayangan PKL di semester depan, sekaligus les privat pasti berat. Daripada badan tumbang, lebih baik fokus PKL dan jualan online.
Ayuna pun berani stok barang dengan modal yang diberikan Arfan beberapa bulan lalu, tidak ia pakai semua. Ayuna tetap memperhitungkan modal ideal untuk pemula. Bahkan sebelum stok barang, ia belajar via youtube strategi bisnis jualan skincare. Ayuna pun mencatat poin penting yang mudah untuk dilakukan.
Setelah perhitungan matang, Ayuna pun belanja barang pada distributor resmi. Saking semangatnya, Ayuna membeli tas obrok saat belanja stok skincare. Beberapa anak kos pun penasaran dengan jualan Ayuna, dari mereka saja paling laku sunscreen dan serum. Ternyata mengasyikkan juga. Ayuna jadi semangat menambah cuan.
"Lagi apa?" tanya Rajendra saat video call hampir tengah malam, sebenarnya Ayuna sudah merem, hanya saja Rajendra hari ini terlalu sibuk praktik, baru bisa beri kabar menjelang dini hari.
"Merem, Ndra!" ucap Ayuna setengah sadar.
"Cantikku ileran, ya udah lanjutin bobok deh. I love you!"
"Hem, love you too!" jawab Ayuna tak peduli lagi ponselnya, mau mati kek, mau jatuh, yang jelas matanya susah untuk terbuka. Rajendra pun sengaja mengamati sang kekasih sebentar, sebelum mematikan. Laki-laki itu tersenyum tipis, ada rasa bahagia melihat Ayuna bisa melewati masa terpuruknya.
"Andai kamu sudah jadi istriku, tak akan kubiarkan kamu kerja sekeras ini, Ay!" lirihnya kemudian.
Namanya setengah sadar, merasa ingat tadi malam video call tapi gak lama, kasihan Rajendra pasti. Ayuna pun ganti video call Rajendra setelah shubuh. Giliran dia yang matanya sepet, katanya sudah sholat shubuh tapi mau tidur lagi.
"Masih ada praktik pagi ini, kan?"
"Masih!" jawabnya sambil menguap. "Masih ngantuk banget, asli. Perasaan baru saja tidurz eh sudah pagi lagi."
Ayuna tertawa, "Jadi dokter mah kerjanya 24 jam, udah harus terbiasa."
"Iya!" jawab Rajendra dengan menempelkan wajahnya ke bantal. "Hari ini aku gak bisa ketemu lagi, Ay!"
"Iya gak pa-pa, tugas akhirmu juga belum rampung kan?"
"Belum, Prof. Ilham malah umroh (dosen proyek), jadi aku rehat dulu soal skripsi dan proyeknya. Bikin laporan rotasi klinik tiap hari ya Allah!"
Ayuna tertawa ngakak, mendengar penderitaan mahasiswa kedokteran semester 6 kok serem amat. "Kapan ujian akhir?"
"Ah, sayang jangan diingetin," rengek Rajendra dan semakin membuat Ayuna tertawa ngakak.
"Jaga kesehatan, jadwal kamu makin padat. Minum vitamin, masa' calon dokter tumbang sih sebelum praktik."
"Ya Sayang."
"Kamu sendiri liburan ngapain?" Ayuna semangat menunjukkan kamarnya yang disulap ala konten kreator, ada juga beberapa rak susun untuk menyimpan stok barang. "Ya jualan aja di kamar, gak usah keluyuran! Tapi, astaga Sayang. Kamar kamu pink amat sih."
"Hi, suka-suka aku lah, tapi ini bukan pink kali, Ndra. Ini tuh peach, bagus kan! Cocok dan estetik buat bikin konten."
"Iya deh! Buka lapak mulai jam berapa?"
Ayuna menengok jam dinding, "Sekitar jam 8an mungkin buka lapak. Sarapan, mandi dulu, baru kerja. Semangat loh akunya cari cuan!"
"Aku juga semangat kasih kamu uang!"
"Mulai deh!"
"Uang tabunganku melimpah tahu, mama kasih dobel buat jajanin kamu juga."
"Emang kamu gak bilang, kalau aku udah kerja? Lagian aku juga dipegangi ATM Arfan!" mendengar nama laki-laki, meski sepupu Ayuna, tetap saja bikin telinga Rajendra panas. Segera bangun dan menatap ponsel dengan benar.
"Arfan kasih uang kamu? Kamu terima? Kok gak bilang?" Ayuna hanya memutar bola matanya, gemas dengan pertanyaan beruntun sang kekasih.
"Bukan uang Arfan, tapi uang hasil penjualan kedai ayahku!"
"Hah? Dijual?"
Ayuna mengangguk. "Kata Arfan, omzet turun terus, akhirnya dijual sama tante dan om-ku."
"Kamu dapat jatah berapa? 70%?"
Hidung Ayuna langsung membesar, "Kamu udah bangun belum sih, Ndra. Mimpi kali aku dikasih jatah sebegitu banyaknya."
"Terus? Jangan bilang cuma sejuta?"
"Enggak kalau sejuta. 50 kok! Sedikit lega aku punya pegangan, bisa dibuat modal skincare aku. Ya kan?" ucap Ayuna bahagia.
Rajendra menghela nafas pendek, "Kamu baik banget sih, Ay. Dikasih jatah cuma segitu udah senang. Padahal harusnya kamu dapat full."
"Biarlah, Ndra. Aku sudah merasa bahagia hidup terpisah dengan mereka. Aku juga gak berharap harta peninggalan ayah kembali padaku. Mencoba ikhlas, toh setiap aku mencari cuan, lancar kan? Anggap itu sebagai gantinya."
"The best calon istriku ini. Gak pa-pa sekarang kamu kerja keras, nanti saat menjadi Nyonya Rajendra, hem kamu cukup duduk manis, mencintai aku." Ayuna berlagak muntah, geli banget dengar kalimat romantis Rajendra.
Panggilan video pun berakhir, saatnya beraktivitas masing-masing, Ayuna pun mulai mandi dan sarapan, wajah segar nan cantik siap menghadap kamera.
Pagi ini, Ayuna akan membuat konten tentang tips dan trik menjaga kelembapan kulit. Ia mengambil mosturizer kesukaannya sebagai contoh produk. Tak sampai 5 menit, ia siap beraction di depan kamera.
Sembari memakai mosturizer, Ayuna pun memberikan cerita sedikit tentang temannya yang alergi matahari, saking alerginya ia memakai cadar. Efek dari alergi itu, pipi sang teman seperti bruntusan. "Makanya jangan lupa pakai skincare yang aman, bisa dibeli di sini, seperti mosturizer yang aku pakai sekarang, dingin kenyal dan yang pasti siap menjaga kelembapan wajahmu."
Setelah itu, ia mengedit dan segera upload ke IG, tiktok, status wa dan juga ecommerce. Konten beres, lanjut buka e-commerce, mata Ayuna hijau. Ada 10 orderan serum, 2 pelembab, dan 1 handbody. Girang setengah mati, Ayuna pun membungkus orderan sesuai nama. Nanti jam 3, kurir langganan akan menjemput orderan.
"Widih, tambah ramai nih jualannya!" ujar Pika, salah satu Mbak Kos yang sudah bekerja. Sengaja mengintip kamar Ayuna yang sudah terbuka, pun penasaran dengan jualan adik kos itu. Mendengar testimoni dari beberapa anak kos, sunscreen jualan Ayuna enak banget. Pika pun pagi ini ikutan beli.
"Makasih, Mbak. Pagi-pagi udah dilarisin sama anak gadis cantik," ujar Ayuna ala-ala SPG. Pika pun tertawa.
"Nanti coba aku tawarin ke teman kantor!"
"Wah makasih, Mbak. Aku juga open reseller kok, biar Mbak juga dapat komisi."
Pika hanya kasih jempol, Urusan kantor aja ribet, apalagi disambi jualan juga, angkat tangan deh, Ay.