NovelToon NovelToon
Di Balik Kontrak

Di Balik Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Cha Aiyyu

Pernikahan Briela dan Hadwin bukanlah hubungan yang didasari oleh perasaan cinta—

Sebuah kontrak perjanjian pernikahan terpaksa Briela tanda tangani demi kelangsungan nasib perusahaannya. Briela yang dingin dan ambisius hanya memikirkan keuntungan dari balik pernikahannya. Sedangkan Hadwin berpikir, mungkin saja ini kesempatan baginya untuk bisa bersanding dengan wanita yang sejak dulu menggetarkan hatinya.

Pernikahan yang disangka akan semulus isi kontraknya, ternyata tidak semulus itu. Banyak hal terjadi di dalamnya, mulai dari ketulusan Hadwin yang lambat laun menyentil hati Briela sampai rintangan-rintangan kecil dan besar terjadi silih berganti.

Akankah benar-benar ada cinta dari pernikahan yang dipaksakan? Ataukah semuanya hanya akan tetap menjadi sebuah kontrak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cha Aiyyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BRIELA TERSUDUT

"Sudah siap, Brie?" Hadwin menoleh pada Briela. Hadwin memberikan lengannya untuk digandeng Briela.

Briela mengangguk, lalu menggandeng lengan Hadwin. Keduanya berjalan beriringan menuju tempat diadakannya pertemuan keluarga, yang lebih pantas disebut pesta.

Pasangan suami istri baru itu mencuri perhatian dari anggota keluarga Lewis yang sudah hadir di sana. Keduanya berjalan dengan percaya diri, layaknya artis di acara red karpet.

Hadwin membawa terus langkahnya hingga ke tempat duduk Lewis tua. Briela tahu jika pria tua yang duduk di kursi itu adalah kakek Hadwin, ia melihatnya saat pesta pernikahan.

Hadwin memberi salam ada pria tua yang sedang duduk dengan tatapan teduhnya. Tidak lama setelahnya pasangan suami istri yang tampak begitu harmonis terlihat menuruni tangga. Keduanya tersenyum hangat.

Sepasang suami istri yang masih tetap terlihat harmonis meski sudah ditelan usia itu menghampiri tempat dimana Hadwin berada. Sang wanita yang memakai gaun berwarna pastel memeluk Hadwin cukup lama, sepertinya wanita itu ingin menumpahkan segala kerinduan yang selama ini ia rasakan pada Hadwin.

"Jangan memelukku terlalu lama, Ibu! Bagaimana nanti kalau istriku cemburu?" kelakar Hadwin pada wanita cantik yang melahirkannya.

Ibunya melepaskan pelukannya lalu mencubit putra semata wayangnya itu. "Rasanya menyebalkan, di umurku yang setua ini harus bersaing dengan menantu sendiri hanya untuk memeluk putraku," ucap ibu Hadwin dengan senyuman kecil yang terlukis di wajah cantiknya.

"Kemarilah, Briela!" Ibu Hadwin memeluk Briela cukup lama. "Kau tahu? Pria dingin itu memang sangat tidak suka di peluk, sejak sebelum dia menikah denganmu. Dan sekarang setelah menikah denganmu, dia dengan sombongnya menjadikanmu alasan. Menyebalkan bukan?" Ibu Hadwin melepas pelukannya, wanita itu lalu meraih tangan Briela dan mengelusnya.

Briela tersenyum kecil. "Dia tidak sedingin itu, Ibu," Briela mencoba masuk dalam obrolan namun tetap menjaga peran istri yang baik untuk Hadwin.

"Tentu istriku akan lebih membelaku, Ibu," sahut Hadwin kembali berkelakar. "Jangan lagi memberinya racun untuk memusuhiku!" lanjutnya.

Pria dengan wajah yang sangat mirip dengan Hadwin namun dalam versi yang jauh lebih dewasa itu hanya tersenyum hangat. Ia menepuk pundak Hadwin lalu memeluk kakek Hadwin yang duduk di kursi.

"Karena kau tidak mencintaiku, maka aku akan membuat istrimu mencintaiku dan berada di pihakku. Mengganti putraku dengan seorang putri cantik, sepertinya bukan hal yang buruk." Ibu Hadwin melempar tatapan sengit pada putranya dengan tetap mempertahankan tangan Briela di antara kedua tangannya.

Hadwin hanya tertawa, dan itu semakin membuat ibunya kesal. Itu memang bukanlah pertengkaran yang serius hanya candaan yang umum dalam keluarga. Briela merasa senang dengan hal itu. Rasanya wanita itu ingin merasakan berada dalam kehangatan keluarga itu selamanya. Bolehkah ia serakah?

Kali ini ayah Hadwin yang mengambil peran. Pria itu memeluk istrinya. "Jangan membuat putri kita takut, sayang! Ayo, kita menyapa yang lain! Biarkan anak muda menikmati waktu mereka sendiri!"

Ibu Hadwin mengesah pelan, namun akhirnya menurut pada suaminya. Sebelum keduanya benar-benar pergi dari sana, Hadwin kembali berulah. Pria yang biasa Briela lihat selalu serius dalam segala hal itu kini terlihat seperti anak kecil ketika berada di hadapan orang tuanya.

"Ibu, tidak akan bisa mengambil istriku. Dia milikku sendiri." Hadwin tertawa. "Terimakasih, Ayah." Hadwin mengedipkan mata pada ayahnya.

Ibunya berbalik, menatap kesal pada putranya dan ayah Hadwin kembali memainkan perannya.

"Sudahlah, sayang. Jangan biarkan anak nakal itu merusak mood-mu! Kau berdandan dengan cantik hari ini, jangan sia-siakan usahamu, sayang!"

Dan kalimat-kalimat menenangkan dengan nada rendah itu selalu saja membuat ibu Hadwin luluh.

Kedua pasangan suami istri harmonis itu meninggalkan Jadwal dan Briela untuk menyapa anggota keluarga yang lain, sebagai pemilik rumah.

Tidak lama setelah orang tua Hadwin berlalu, beberapa sepupu Hadwin dan istri mereka menghampiri kakek untuk memberikan salam.

Sepupu-sepupu Hadwin mengajaknya berbicara perihal bisnis. Yah, mungkin mereka semua menjadikan hal itu kesempatan untuk membangun relasi dari bisnis mereka.

Semula Briela juga masih terlibat di dalamnya, namun para istri sepupu Hadwin mengajaknya pergi dari sana, mereka menganggap obrolan para pria soal bisnis adalah hal yang membosankan.

Meski Briela lebih senang dengan pembahasan bisnis namun ia tetap mengikuti para wanita itu. Ia perlu menunjukkan kesan yang baik agar tidak mencoreng nama suaminya.

Hadwin menatap kepergian Briela, di tengah obrolannya bersama para sepupunya. Terlihat Briela menuju ke meja makanan, Hadwin sedikit lega.

Para wanita itu semula membahas perihal makanan dan berlanjut pada trend fashion, bagi Briela yang memang berkutat dalam dunia fashion tentu saja pembahasan itu sangat mudah ia imbangi. Namun, ketika obrolan semakin dalam dan beralih ke arah sosialita Briela merasa sedikit kesulitan. Wanita itu biasanya hanya bergaul dengan Jennifer dan beberapa partner bisnisnya saja. Ia tidak terlalu tertarik dengan para wanita sosialita.

Di tengah obrolan itu datang dua sepupu Hadwin yang ia temui tempo hari di pusat perbelanjaan saat bersama Jennifer.

Kedua wanita itu menatap sengit pada Briela. Briela mencoba untuk tidak menghiraukannya. Obrolan mereka semakin mendalam hingga membahas perihal rumah tangga bahkan ada yang membahas anak. Pembicaraan yang wajar bagi para wanita yang sudah bersuami seharusnya, namun Briela merasa kurang nyaman dengan hal itu.

"Briela, menurutmu bagaimana? Memberi jarak dekat antara anak pertama dan kedua atau tunggu anak pertama cukup dewasa lalu memberinya adik. Menurutmu lebih baik yang mana?" tanya salah satu istri dari sepupu Hadwin.

Briela tampak kebingungan, ia seharusnya membicarakan hal ini dengan Hadwin sebelum datang ke sini sebelumnya.

Briela menggaruk pelipisnya. Selain terbebani Briela juga bingung harus menjawab apa. Akhirnya setelah memikirkannya berulang kali Briela berkata, "U-um maaf jika jawabanku tidak memuaskan. Mm sebenarnya aku sama sekali belum memikirkan sampai ke sana." Briela tersenyum canggung.

Istri sepupu Hadwin yang tadi bertanya juga terlihat canggung. Belum hilang kecanggungan yang ada tiba-tiba sepupu Hadwin yang berambut ikal berucap, "Tentu saja Kak Briela tidak sempat memikirkan soal anak, karena yang ia nikahi hanya harta kakak Hadwin. Kasihan sekali kakak sepupuku itu." Wanita itu berpura-pura menampilkan wajah prihatin.

"Apakah itu benar?" istri kakak sepupu Hadwin yang tadi mempertanyakan perihal anak tampak tidak percaya. Beberapa yang lain terlihat berbisik-bisik dan menatap Briela dengan pandangan aneh.

"Tidak perlu ditanyakan lagi. Beberapa hari lalu aku melihatnya berbelanja banyak sekali tanpa kakak Hadwin. Dia juga bukan siapa-siapa sebelum menikah dengan kakak Hadwin."

Dan semua orang di sana semakin bekasak-kusuk. Semuanya tampak menyudutkan Briela, membuatnya kebingungan. Briela bisa saja mengatakan hal-hal pedas untuk membalas perkataan sepupu Hadwin itu, namun Briela masih harus berperan sebagai istri yang baik untuk Hadwin. Briela diam.

"Apa yang terjadi di sini?" tanya ibu Hadwin yang entah sejak kapan sudah berada di dekat Briela. Briela menatap wanita itu, ia merasa bersalah sekaligus malu di hadapan ibu mertuanya.

Semua orang yang ada di sana terlihat membungkuk dan memberi salam pada tuan rumah. Dan dengan tidak sabar ibu Hadwin kembali mengulang pertanyaan yang sama.

"Katakan apa yang terjadi! Mengapa wajah kalian semua terlihat aneh?"

Lagi-lagi sepupu Hadwin yang berambut ikal membuka suara. "Kami hanya merasa kasihan pada kakak Hadwin, Bibi Martha. Istrinya tidak lebih dari wanita ular, dia hanya menikahi harta kakak Hadwin. Sebaiknya Bibi— "

"Sebaiknya aku apa?" Suara ibu Hadwin meninggi, kilat di matanya setajam silet. Wanita yang masih tetap terlihat menawan meski ditelan umur itu menunjukkan wajah tidak bersahabat. Ia tampaknya benar-benar marah, namun alasannya marah karena apa? Tentu saja tidak ada yang tahu.

Ibu Hadwin beralih menatap Briela, masih dengan wajah yang belum bersahabat. "Apakah kau akan diam saja, Briela? Coba katakan sesuatu!"

Nyali Briela menciut. Briela benar-benar merasa kecil hanya untuk sekedar menjelaskan pada semua orang, terlebih ibu Hadwin yang selama ini selalu bersikap baik pada Briela.

Briela kebingungan, kedua tangannya mencengkeram kedua sisi kanan dan kiri gaun yang dipakainya. Apakah sandiwaranya dengan Hadwin akan terungkap secepat ini? Ia harus mengatakan apa?

_Hai hai readers? Penasaran nggak kelanjutannya gimana? Penasaran nggak? Panasaran dong, masa nggak?

Like komen ya biar semangat update nya._

1
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut
Reni Anjarwani
lanjut thor
iyz.e15: makasih yaa udah setia nungguin up nya. Aku lagi kurang enak badan tapi baca komen kamu yang dukung karyaku, bikin aku bersemangat. /Smile//Smile/
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
iyz.e15: q up satu bab dulu ya.. kalo banyak yang baca nanti aku up dobel. bantu share ya biar banyak yang baca dan aku jadi makin semangat buat up nya ☺️☺️ makasih udah mau baca karya ku ☺️
total 1 replies
Verlit Ivana
sabarnya Hadwin/Smile/
iyz.e15: sabar kek lelaki idaman kan?
total 1 replies
Anyelir
ohh Hadwin suka sama Briela kah?
Anyelir: tebaknya sih ada, tapi keknya masih lebih ke arah punya kesan
iyz.e15: ayo tebak. Suka nggak??
total 2 replies
🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟ᷢʷঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
ku baca sampai sini duyu
iyz.e15: oke makasih yaa /Smile/
total 1 replies
🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟ᷢʷঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
baru bangun udah di lamar /Shy/
iyz.e15: eeh iya juga ya 😄
total 1 replies
🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟ᷢʷঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
eh ketangkep jodoh 🤭🤣
🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟ᷢʷঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
perjodohan bisnis
🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟ᷢʷঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
wah LDR
Farhan1212
seru ceritanya,jangan lupa mampirnya
CF
berseok2 gk tuhhhh
CF
waduuuhhhh otakk w sktika trapeling
iyz.e15: hayolo traveling ke mana tuh?
total 1 replies
Anyah aatma
menatap ak sabar pada 'SEKERTAS'

sekertaris keknya beb. ada typo.
iyz.e15: iya keknya waktu revisi aku udah ngantuk 😄😄
total 1 replies
Anyah aatma
keknya Hadwin ini beneran suka sama Briela
Anyah aatma: suka dong
iyz.e15: Hayo suk nggak ya?
total 2 replies
Ry zee
yang cepet up nya thor
iyz.e15: Noted ☺️
total 1 replies
Anyue
lanjut nanti karena waktu maghrib
iyz.e15: oke makasih ya udah mau baca ☺️
total 1 replies
Azthar_ noor
lanjut akkaka😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!