Masuk Ke Raga Ibu Tiri Kejam

"Wah, ada jamur. musim hujan begini, pasti banyak sekali jamur yang tumbuh di bawah pohon. aku harus mencari jamur itu, untuk bisa dijadikan lauk dirumah." ucap nya sambil memetik beberapa jamur di lereng bukit itu.

 Tetapi tak sadar, bahwa langkah kaki nya masuk ke lereng yang lumayan dalam, sambil mendorong gerobak.

"Grrr......

 Deg....

Jantung Fili berdetak kencang, dan seolah kaki nya sulit digerakkan. Mendengar suara hewan buas itu, membuat nya langsung bersikap waspada.

Fili mendongak, dan melihat macan tutul putih yang berlari menuju ke arah nya.

Dengan cepat, dia langsung menerjang hewan buas itu.

"Brugh....burgh...

karena situasi nya mendesak, dengan terpaksa, Fili mengeluarkan pisau runcing, dan segera membunuh hewan buas itu.

 "Grrauwwww......sring...sring..

 Jeritan kesakitan, dirasakan oleh macan tutul , bahkan tatapan Fili menjadi sangat tajam. "Siapa suruh kau ingin membunuh ku." ucap nya dengan tersenyum mengejek menatap hewan yang sudah tak bernyawa.

 melihat hewan itu sangat buas, Fili tak sengaja melihat anak harimau berjalan ke arah nya. tatapan polos seperti kucing liar, membuat Fili tertegun seketika.

"rawrrrrrrrr...." dengan suara yang polos dan bersikap waspada, apalagi anak harimau itu, tau bahwa yang berada di depan nya, adalah manusia.

"eh, dimana induk nya, kenapa hanya ada anak harimau kecil saja?" gumam Fili yang merasa heran melihat nya.

Tak ada hewan buas lainnya, dan hanya ada anak harimau yang masih terlalu kecil berjalan perlahan ke arah nya. Selama melihat wajah polos anak harimau itu, wajah Fili tersenyum tipis, anak harimau merasa dirinya bahaya, mengeluarkan suara kecil nya.

"Dimana ibu mu?" tanya Fili yang berjongkok sambil mengelus bulu halus anak harimau tersebut.

 perlahan Fili, mengeluarkan susu kambing dari ruangan penyimpanan nya, untuk anak harimau itu.

"Ini, minum lah, kau pasti kehausan." ucap nya sambil menyodorkan semangkuk susu kambing yang di ambil nya dari market penyimpanan nya.

Anak harimau yang tadinya merasa waspada, kini mulai melunak, dan meminum susu yang diberikan oleh Fili dengan sangat lahap.

 Fili yang melihat matahari sudah mulai meninggi, dengan segera bangkit, dan hendak pulang ke rumah. tetapi saat ingin beranjak, anak harimau itu mengikuti nya, bahkan menjilat jilat kaki nya. Dan berguling guling seperti kucing rumahan yang ingin minta diadopsi.

 "Hei mahkluk kecil, bagaimana ibu dengan ibu mu, aku tak bisa membawa mu sembarangan." ucap nya dengan suara pelan.

Bukan tak ingin membawa, dia takut induk Harimau mencari anak nya nanti , maka dia harus memastikan bahwa anak harimau itu, tak memiliki induk sama sekali.

 seakan mengerti ucapan Fili, anak harimau terus mencari muka untuk meminta diadopsi oleh tuan barunya.

 "Huft, baiklah baiklah, ayo ku bawa ke rumah. Dan ingat, jangan melukai orang lain.aku akan memberikan mu makan yang lezat."

"Rawr.... " seolah mengerti ucapan Fili, wanita itu langsung menggendong anak harimau dengan penuh kelembutan. Dengan segera meninggalkan lereng bukit, karena pagi ini, dia akan berjualan ke kota.

Tanpa sengaja, dia berpapasan dengan rentenir kemarin, yang sempat membuat keributan di rumah nya. wajah wanita itu, menjadi cemas, dan ingin segera berlari melihat wanita kejam itu. Fili hanya memandang nya dengan tatapan datar.

"Bibi loya, kebetulan sekali bertemu dengan mu, aku ingin melunasi utang ibu mertua ku."

 Bibi loya yang awalnya bersikap waspada, seketika menghela nafas lega. Baguslah, wanita itu tau diri juga, dan perlahan wajah nya menatap sinis ke arah Fili berdiri.

"Mana uang nya, aku tak punya waktu berbincang dengan orang miskin Seperti mu!" ucap nya dengan cibiran tajam.

 Fili mengambil 10 perak dari tas nya, kemudian memberikan uang itu kepada bibi loya. Padahal utang yang sebenarnya adalah hanya 500 koin tembaga saja. tetapi karena wanita itu, mencari keuntungan, sehingga bunga yang dibayarkan cukup tinggi.

"Ini." ucap Fili dengan tatapan datar nya. Dia tak ingin berurusan dengan wanita licik seperti bibi loya lagi.

mata bibi loya berbinar, dan segera ingin mengambil uang nya dengan gerakan cepat, tetapi Fili menarik kembali uang nya, dan menatap nya dengan tajam.

 "Setelah ini, urusan kita akan selesai, jangan menganggu keluarga coksu lagi, atau kau akan melihat sisi kejam ku!"

"Ba_ik lah." ucap nya dengan wajah ketakutan. Wanita itu sangat mengerikan, dan membuat nya merasa tak nyaman, dan ingin segera beranjak pergi saja.

Bibi loya yang sudah menerima uang nya, langsung pergi dengan terburu buru, dia yang sempat mendengar rumor bahwa menantu keluarga Fili berubah semakin baik, membuat nya mencibir, wanita itu bahkan lebih kejam dari sebelumnya.

Fili hanya terkekeh sinis, dan melanjutkan perjalanan menuju ke gubuk tua nya. Anak harimau itu, sangat nyaman berada di dalam gerobak itu, bahkan dia tertidur pulas di dalam sana.

Sesampainya di rumah, terlihat dua bocah dan satu nenek tua yang sudah berdiri dengan wajah cemas di depan gubuk tua nya.

"Ibu! ibu!" pekik kedua anak kembar nya dengan wajah antusias.

Fili yang awalnya berwajah datar, kini menampilkan senyum lembut nya, melihat anak anak nya, yang telah rapi dengan pakaian yang lumayan baik, dari sebelumnya.

"ibu! Tusuk sate nya sangat enak, kami sudah memakan nya tadi." ucap Sachi dengan wajah berbinar.

"Bener ibu, sander juga suka sekali dengan masakan buatan ibu. apakah kita akan berjualan hari ini, dan apa yang ibu bawa?" tanya sander dengan penasaran.

 "Namanya gerobak, kita akan berjualan menggunakan gerobak dagang ini. Nanti sate sate nya akan di masukan ke dalam gerobak dagang." ucap Fili sambil mengelus rambut lebat milik sander.

"Wah, benda ini sangat unik." ucap gadis kecil itu dengan wajah yang berbinar binar.

 "Apakah urusan nya sudah selesai menantu keempat?" tanya nenek tua re yang ikut mengamati gerobak dagang yang dibilang oleh menantu nya.

"Ibu, sudah selesai. Oh ya, kain yang aku beli kemarin, apakah ibu bisa membuatkan sander dan sachi pakaian yang bagus?"

"Tentu saja, ibu yang akan menjahit nya nanti, tadi juga ibu kaget melihat barang yang kau beli kemarin. Jangan khawatir, ibu akan mengerjakan nya hingga selesai." ucap nenek tua re dengan wajah lembut menenangkan menantu nya itu yang selalu terburu buru.

"Ibu, jangan terburu buru, kalau lelah istirahat lah dulu, aku tak ingin mata ibu menjadi sakit nanti nya." dengan wajah menenangkan.

"Baiklah, baiklah." ucap nenek tua re sambil tersenyum tipis.

senang sekali melihat keluarga nya seperti ini, tapi saat mengingat anak anak kandung nya, nenek tua re termenung seketika. mereka sama sekali tak ada yang berbakti kepada nya.

"Sachi, sander, ayo bantu ibu angkat sate sate nya ke dalam gerobak."

"Rawr.... suara itu membuat Sachi dan sander menoleh ke arah gerobak dagang.

"Ibu, hewan buas." ucap kedua nya dengan terbata.

 "Jangan khawatir, anak harimau putih ini, sudah jinak, dia tak akan pernah menyakiti kalian."

"Wah, sangat lucu sekali, ibu apakah kita akan pelihara hewan ini?"

"Tentu saja, ibu akan membuatkan kandang nya nanti, oh ya apakah Sachi dan sander menyukai hewan kecil ini?"

"Ibu, Sachi sangat menyukai Lala." ucap nya dengan menetapkan nama untuk si kecil berbulu itu.

"Lala, siapa Lala?" tanya nenek tua re dengan menyimak pembahasan cucu nya itu.

"Nenek, Lala adalah nama untuk anak harimau ini, apakah boleh Sachi memberikan nama nya ibu?" tanya gadis itu dengan pandangan polos nya.

"Tentu saja, ayo bawa Lala ke dalam, ibu akan membersihkan gerobak kita terlebih dahulu, bulu bulu nya berserakan di dalam gerobak dagang."

"Baik ibu!"