Jika sebelumnya kisah tentang orang miskin tiba-tiba berubah menjadi kaya raya hanyalah dongeng semata buat Anna, kali ini tidak. Anna hidup bersama nenek nya di sebuah desa di pinggir kota kecil. Hidupnya yang tenang berubah drastis saat sebuah mobil mewah tiba-tiba muncul di halaman rumahnya. Rahasia masa lalu terbuka, membawa Anna pada dunia kekuasaan, warisan, dan cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichi Gusti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kabar Bahagia
Anna membuka kelopak mata bawahnya di depan cermin dengan satu tangan agar tangan nya yang lain dapat memasang lensa kontak. Setelah terpasang ia mengerjap mengusir rasa geli yang membuat mata itu sedikit berair, lalu bergegas memasang yang sebelah lagi.
Senin ini tidak seperti hari senin biasa di kantor pusat WG. Hari ini semua karyawan, pimpinan divisi maupun direksi berpakaian olahraga untuk memeriahkan ulang tahun Wijaya Group.
Agar tidak mengganggu perlombaan nanti, Anna memutuskan untuk memakai lensa kontak pagi ini. Ia pun mengucir rambut seperti biasa, lalu berputar di depan cermin.
Anna menyambar ransel lalu bergegas keluar apartemen di mana Tony sudah menunggunya.
Sebuah Gelanggang olahraga yang berdiri diantara perkantoran, mall dan gedung-gedung lainnya menjadi tempat pelaksanaan perlombaan olahraga yang diikuti oleh perwakilan karyawan Wijaya Group dari seluruh cabang.
Ribuan orang akan berkumpul di satu gedung dan terbagi berdasarkan perlombaan yang diikuti. Masing-masing divisi harus mengikuti minimal tiga cabang perlombaan.
Anna membuka grup percakapan sekretaris untuk mengetahui posisi rekan-rekan nya.
Sherly : [Kita kumpul di Srikandi gate, ya!]
[Habis itu ke Aula utama, untuk acara pembukaan]
[Baik mba] Risha
[Baik mba] Anna.
Anna menutup ponsel nya.
“Kita pisah di sini ya, Ton!” Gue kumpul di Srikandi gate,” ucap Anna kepada Tony.
Tony mengangguk lalu melambaikan tangan ke arah Anna yang menghilang di tengah kerumunan orang.
Hari ini, tampak antusiasme dan euforia karyawan Wijaya Group. Bagaimana tidak, selain hadiah bagi pemenang, ada puluhan doorprize yang dibagi-bagi untuk karyawan yang hadir.
Anna sedang memperhatikan petunjuk arah untuk menuju Srikandi gate saat seseorang menepuk punggungnya. Anna pun menoleh ke belakang.
“Kak Anna?!” seorang gadis berpakaian putih hitam dengan senyuman cerah tampak takjub melihat Anna.
“Ah! Bella!” sapa Anna ikut antusias. Ia ingat gadis cantik di toilet mall malam minggu kemarin. Kali ini si gadis tampak sangat rapi. Make up nya pun natural -tidak berlebihan.
“Aku ga nyangka lho, ketemu kakak di sini. Ternyata kakak karyawan WG!” Bella cipika-cipiki Anna.
Anna memperhatikan name tag di dada gadis itu, tertulis ISABELLA. “Ah, iya. Sama. Aku juga ga nyangka kita ketemu lagi. Kamu magang di sini?”
Bella mengangguk. “Padahal aku tadi ragu-ragu lho, soalnya kemarin ketemu, kakak pake kacamata.”
“Trus… kenapa bisa yakin?”
“Tadi aku liat kakak datang sama cowok!” Bella berhenti sebentar lalu berbisik. “Kan kakak makan malam waktu itu sama cowok itu kan?”
Wajah Anna memanas. Lalu terpaksa mengangguk.
“Pacar kakak? Atau Crush?” Bella menatap dengan tatapan ingin tahu yang besar.
Anna menggeleng lalu melihat jam di pergelangan tangannya. “Sorry, Bella. Temen-temen aku uda nunggu! Ntar kalo telat dimarahi ketua tim!” Anna mengalihkan pembicaraan sekaligus ingin mengakhiri pertemuan itu.
Tampak wajah kecewa sang gadis cantik. “Ah, iya. Maaf kak. Oh, ya kalo boleh, aku minta no kontak kakak, ya?!” Bella menyodorkan barcode di ponsel nya.
Anna mengangguk, membuka aplikasi pesan untuk men-scan barcode Bella. “Kamu mau kumpul di mana? Aku ke Srikandi gate.” Anna menyimpan kontak Bella lalu mengirim pesan ‘Hai’.
Bella menyimpan kontak Anna. “Kartini gate, Kak. Hari ini hari pertama Aku, janji ketemu kepala divisi SDM di sana.”
Anna mengangguk paham. “Ooh. Oke. Bye Bella, see you!” Anna bergegas.
Anna melangkah cepat membelah keramaian menuju gerbang di mana para senior nya tampak telah berkumpul.
“Sorry mbak Sherly, telat dikit!” Anna menangkup tangan meminta maaf.
“Balas chat aja gercep. Giliran sampai, paling akhir!” seperti biasa, Risha menjadi corong nya Sherly, sementara Sherly tampak menyilang tangan di dada sambil memperhatikan lalu lalang orang.
Tidak dipungkiri, divisi sekretaris memang menjadi primadona di kantor pusat WG. Di sini tempat wanita-wanita good looking berkumpul. Selain cantik dan memiliki bentuk tubuh bak model, rata-rata juga memiliki latar belakang pendidikan lulusan universitas terbaik.
Oleh sebab itu, wajar saja di mana mereka berkumpul, akan menjadi pusat perhatian bagi orang-orang. Apalagi di acara yang besar ini.
“Itu Naura!” tunjuk Risha ke arah beberapa meter dari mereka.
Sherly mengangguk lalu memberi kode agar para sekretaris itu mengikutinya ke arah lapangan Aula utama Gelora WG.
Sherly memimpin rombongan divisi sekretaris menuju salah satu deretan kursi depan. masing-masing kelompok kursi telah ditandai dengan divisi. Deretan terdepan dekat panggung adalah jajaran direksi dan komisaris.
Sementara para sekretaris berderet dua baris, di belakang direksi, sejajar dengan para manajer.
“Perhatian, hadirin sekalian!” MC acara mulai mengambil ancang-ancang. Wijaya Grup terkenal dengan kedisiplinannya. Pada rundown acara yang telah dibagikan, kegiatan tersebut akan dimulai jam delapan tepat.
Suasana aula yang awalnya bergemuruh mendadak hening. “Mari kita sambut kedatangan Para Komisaris dan Dewan Direksi!”
Tepuk tangan mengiringi suara musik yang diputar saat Adi Wijaya masuk melambaikan tangan ke arah semua yang hadir di aula itu diikuti oleh belasan para petinggi perusahaan di belakang nya. Termasuk William dan Daniel Wijaya yang dikenal oleh Anna.
Seremonial acara pembukaan itu berlangsung dengan khidmat dan diiringi tepuk tangan dari seluruh audiens. Apalagi saat pengumuman ‘employee of the year’ dari masing-masing cabang Wijaya Group.
“Hadirin yang berbahagia!” MC mengambil alih acara setelah pengumuman para karyawan terbaik, yang hadiah nya nanti akan dibagikan malam nanti bersama dengan pengumuman pemenang lomba. Para karyawan terbaik itu pun telah dipersilakan untuk kembali ke tempat masing-masing. Suasana kembali hening.
“Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.…” sang MC mengambil jeda sejenak sembari menahan senyum yang mengembang di pipinya saat membaca kertas contekan di tangan nya.
“Kabar bahagia ini buat karyawati single di seluruh cabang Wijaya Grup!”
Wwwwuuuuuuaaaaaa!!!
Sorakan menggema di seisi aula yang besar itu, meski berita yang akan disampaikan belum diketahui.
“MAU TAU ????!” sang MC dengan suara keras membangkitkan semangat.
“YAAAA!!!!” sorakan jawaban terdengar riuh.
“KURANG KERAAA….S!!!” MC kembali memancing antusiasme audiens.
“YAAAAAAA!!!!”
Suasana aula memanas. Euforia.
“Baiklah! Tenang. Tenang. Hadirin semua!” sang MC menularkan kebahagiaan yang tertahan kepada semua audiens.
Bersama para sekretaris, Anna pun ikut merasakan gelombang energi besar dan antusias ingin tahu dari para karyawati Wijaya Group yang hadir di aula tersebut. Penasaran, kira-kira pengumuman apa yang akan disampaikan oleh MC.
“Kalau begitu, kita minta kepada Direktur Utama Wijaya Group, Bapak William Utama Wijaya untuk naik ke atas panggung!”
Wuuuaaa…
Riuh tepuk tangan penonton diiringi musik latar mengiringi seorang pria tampan bercelana jeans dengan kaos olahraga sebagai atasan naik ke atas panggung. Pria yang sehari-hari tampak sangat cool dan misterius kali ini tidak dapat menyembunyikan senyuman mautnya yang membuat para gadis mabuk kepayang. Ia melambaikan tangan dengan menawan.