Naima yang dipaksa menjadi penanggung jawab acara mewah yang diselenggarakan oleh keluarga suaminya, Padahal selama ini dia yang telah membiayai seluruh kebutuhan keluarga suami, Tapi suaminya diam saja ketika keluarganya memperlakukan nya layaknya pembantu dan bukan menantu.
Saatnya Naima bangkit Dari kebodohan yang dia lakukan selama ini, kisahnya penuh drama dan menguras emosi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Mereka berdua bekerjasama membereskan seluruh barang yang akan mereka bawah terutama peralatan dapur, mereka hanya membawa barang yang penting seperti piring, kompor gas, kulkas dan yang lainnya, mereka juga membawa 2 lemari besar, 2 springbed dan 2 meja rias dan sofa tamu yang akan mereka gunakan disana.
Mobil angkutan yang telah dipesan Tyo juga sudah datang dan membawa barang yang akan diangkut.
Mereka segera menyusun semua barang yang tersisa ke kamar sang ibu termasuk barang-barang Andin sang adik sambil menunggu barang mereka selesai diangkut semuanya.
"Apa ini sudah semua pak?? ". Tanya petugas yang mengangkut barang itu.
"Sebentar pak saya cek keluar dulu yah". Ucap Tyo berjalan keluar melihat barang yang ada di mobil.
Dia mengecek satu persatu barang yang ada diatas mobil itu, dia menganggukkan kepalanya karena barang-barang mereka semuanya sudah selesai diangkut. Barang sisanya juga sudah mereka simpan dan rumahnya terlihat kosong bahkan kamar-kamar mereka juga. Dia dan ibunya sudah membersihkannya dan tinggal ditempati.
"Permisi, saya ingin melihat kos yang akan di sewakan". Ucap salah satu perempuan yang datang.
"Oh iya mbak, silahkan masuk kebetulan kami sudah membereskannya". Ucap Tyo dengan Ramah.
" Tunggu sebentar yah pak kita berangkatnya, ini ada sedikit uang untuk pergi makan malam, sebelum kita berangkat yah ". Tyo menyerahkan uang 100 ribu kepada orang-orang itu disambut antusias.
Mereka menerima uang itu dan segera pergi mencari makan sambil menunggu Tyo selesai dengan urusannya, kebetulan mereka belum makan malam.
"Saya suka dengan kamarnya bu, luas dan ada kamar mandinya, kita deal yah". Ucap mereka bersamaan.
Mereka datang ber enam, kebetulan semuanya bekerja di kantor Tyo yang lama, itu sebabnya mereka sangat terbantu dengan rumah Tyo ini karena sangat dekat dengan kantor, bahkan jika mereka ke kantor bisa dengan naik sepeda dan berjalan kaki saking dekatnya.
"Baik kalau seperti itu, ini kunci kamar kalian masing-masing, jika ada apa-apa kalian bisa menghubungi saya, dan uang listriknya kalian bisa bagi bersama, kami akan foto kan berapa pembayaran bulanan yang ada".
"Iya bu, kami menyetujui itu bersama, iyakan guys". Ucap salah satu mereka meminta persetujuan.
"Iya Kami setuju
"Baiklah tolong kebersihannya dijaga yah, disini ada satu kamar yang tidak disewakan karena kami hanya membawa barang secukupnya ke tempat baru, Jadi tolong jika ada yang berusaha merusak tolong diinformasikan". Ucap Bu Alma dengan tegas.
"Iya bu, kebetulan kami sudah cukup full disini, ibu dan pak Tyo bisa percaya pada kami, oh iya kami sudah mentransfer dananya untuk 6 bulan ini kedepan".
"Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu, kalian sudah mendapatkan kunci rumah dan kamar masing-masing kan, kalian bisa pindah mulai besok".
"Oh iya jika ada perempuan yang datang kesini bilang saja kami sudah pindah dari sini, saya minta tolong jangan beritahu dia kemana saya pindah, bisa kan?? Tanya Tyo menatap mereka satu persatu meminta tolong.
"Ada perempuan gila yang berusaha memfitnah ku dengan mengatakan jika anak yang ada didalam kandungannya adalah anakku, padahal bukan aku yang menghamili nya, dia melakukannya dengan orang lain". Ucapnya pelan dan menyakinkan.
"Ih kok ada perempuan gila benar, rendahan pula". Sungut salah satu dari mereka.
"Benar, ada yah orang tidak tahu malu seperti itu?? ". Kesal teman di sebelahnya lagi.
"Benar, dia itu perempuan murahan yang berusaha memeras anak saya, dia sengaja membuat rumah tangga anak saya hancur setelah itu malah mengatakan dia hamil anak saya".
Tyo dan Bu Alma saling melempar pandangan kemudian tersenyum, mereka berhasil membohongi mereka semua karena dia tidak mau kalau Nadira tahu dimana mereka akan pergi.
"Ya sudah, kalian bisa lihat-lihat lagi atau mau pulang saja, kasihan ini sudah malam apalagi kalian bekerja kan?? Tanya Bu Alma dengan perhatian
"Ibu bu besok kami bekerja, terima kasih, kalau begitu kami pamit sekarang". Ucap mereka dengan senyuman.
Mereka kemudian meninggalkan Tyo dan sang ibu menuju mobil yang mereka bawah untuk berangkat kerumah Tyo
Bu Alma tersenyum lebar melihat angka yang kini tertera di rekeningnya, dia tidak menyangka dalam sehari dia bisa mendapatkan 54 juta dari hasil mengontrak kan rumahnya dalam 6 bulan.
"Wah Yo, ibu tidak menyangka mengontrakkan rumah kita lumayan sekali yah". Ucapnya sumringah.
"Iya bu, lumayan untuk ibu, nanti kalau rumah yang baru aku beli akan aku kos kan juga, aku akan cari rumah yang banyak kamarnya supaya banyak yang ngontrak, gajiku hanya dipotong tiap bulan setengahnya jadi masih ada setengah lagi".
"Iya nak, kita harus memiliki usaha agar kita bisa enteng-enteng nantinya tinggal terima duit saja". Bu Alma segera mengunci pintu rumah karena mereka akan pindah malam ini juga.
"Oh iya bagaimana dengan Nadira bu??, apa kita tidak keterlaluan padanya??, biar bagaimanapun anak yang dia kandung adalah anakku". Ucap Tyo saat mereka sudah diperjalanan.
"Ibu yakin Yo, itu bukan anakmu, perempuan itu sangat licik, dia sengaja membuatmu bertanggung jawab pada kehamilannya karena pekerjaanmu mapan, apalagi mungkin selama ini kamu juga memberinya uang". Sungut Ibu Alma dengan kesal.
Tyo menggaruk kepalanya karena kalimat pedas dari ibunya, dia tidak bisa mengelak karena yang dikatakan oleh ibunya tidak salah.
Dia sudah tahu alamat rumah untuknya, dia sudah meminta kantor untuk memberikannya rumah dinas karena dia akan memboyong ibunya dan Bram langsung setuju.
Tentu saja, agar manusia-manusia pengganggu yang selalu menindas Nayma pergi dari sana, agar Nayma bisa tenang.
Keesokan harinya tepatnya siang, seorang wanita mengamuk dirumah Tyo, Siapa lagi jika bukan Nadira. Dia sangat murka karena Tyo dan ibunya telah menipunya, mereka sengaja menyuruhnya pulang dan kembali esok hari dengan alasan surat-surat tapi mereka malah pergi dan pindah dari rumah malam itu juga.
"Sialan kalian, akan kucari kalian dan buat perhitungan, akan ku buat kau dipecat dari kantor Tyo, bagaimanapun caranya". Nadira mengepalkan tangannya penuh emosi
walau nikah anak itu lahir akta nya ttp ibunya tdk ada nm bpk nya.
susah kl wanita terlalu murah sprti nadira, hamil di luar nikah. saat hub diam diam trus slh hamil koar koar. smp sgitunya. walau dinikahi pun gk dpt status bpknya.
🤣🤣🤣
sebaiknya pelajari dulu ttg ini ya wahai penulis.
anak di luar nikah tdk bisa mnuntut nafkah, kl tyo ngasih uang itu disebut sedekah bkn nafkah.
akta lahir ttp nm ibunya tdk bisa nm ayahnya jd walau nikah percuma saja sih, anaknya ttp gk bisa pake bin atau binti bpk nya
rumah tangga tidak akan bener kalau kepala keluarga disetir terus oleh ibunya...
bahkan semuanya dilakukan hidup rumahtangga anaknya jadi berantakan....
sampai anknya sendiri sudah lelah hidup dengan ibunya selalu saja diatur...
apakah tyo masih berlanjut kerja diperusahaan pak bram ?
Wow keren Naima ...
mereka hanya tau sifat mu sekarang tapi menutup mata ketika dirimu diperlakukan seperti mesin atm dan pembantu bagi mereka.....