Ganhia Wijaya, seorang gadis cantik yang penurut dan pekerja keras, hidup dengan tenang di bawah naungan keluarganya yang sederhana. Namun, kedamaian itu hancur ketika ayahnya terjerat utang besar kepada Tuan Danendra Mahendra, seorang pengusaha muda yang kaya raya namun terkenal dengan sifatnya yang dingin dan sombong. Demi menyelamatkan bisnis keluarganya yang hampir bangkrut, ayah Ganhia memaksa putrinya untuk menikah dengan Danendra, meski hatinya menolak.
Akankah mereka menemukan kebahagiaan di tengah pernikahan yang dilandasi oleh sebuah kontrak yang penuh tekanan?
yuk mampir yuk di karya pertama aku🙏😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merlin.K, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membuatnya mencintaiku
Di kamar Danendra melepas dasinya dan membuangnya ke sofa kemudian duduk sambil memijat pelipisnya.
"kenapa Nhia kelihatan baik-baik saja kenapa dia masih bisa tersenyum apa dia tidak peduli sama sekali dengan berita yang sudah viral di media sosial apa dia tidak cemburu dengan berita itu yang membawa-bawa nama aku dan wanita lain apa sungguh di tidak tertarik denganku" Danendra terus berbicara dengan dirinya sendiri kemudian Danendra berdiri dan melangka ke arah jendela.
" baiklah kita lihat saja Nhia ku, kalau dengan kelembutan kamu belum mencintaiku maka aku akan memaksamu mencintaiku, dan membuat mu lebih dulu mengakui perasaanmu" lanjut Danendra lagi dengan sedikit senyum di bibirnya.
Saat mendengar suara pintu di buka Danendra buru-buru mengubah ekspresi wajahnya menjadi dingin kembali dan sedikit melirik ke arah pintu yang terbuka dan muncullah wanita yang membuat Danendra beberapa jam yang lalu menjadi uring-uringan.
Ganhia melangka pelan lebih mendekatkan ke arah Danendra menunduk sedikit takut dengan wajah dingin Danendra "ah kenapa aku jadi takut, kenapa wajahnya kembali menyeramkan aku harus bersikap bagaimana apa aku bertaya tentang kabar kekasihnya ah tidak bagaimana kalau jiwa Iblisnya kembali lagi dan mengancam keluargaku" Ganhia masi dim hanya bis berbicara dalam hati sedangkan Danendra yang melihat Ganhia yang menunduk dan agak sedikit takut hanya mengerutkan keningnya.
"ada apa dengannya, kenapa dia kelihatan takut?, apa aku terlihat seperti hantu Samapi dia tidak mau menatapku tapi kalau dia seperti ini terlihat menggemaskan" gumam Danendra dalam hati sambil tersenyum tipis
"aku ingin mandi" kata Danendra akhirnya tidak tahan melihat Ganhia seperti itu bis gagal dong misinya kalau sudah luluh dengan tingkah menggemaskan Ganhia.
"baik... aku akan siapkan airnya"
"hmmm" Danendra bergumam tanda setuju.
Ganhia mulai melangkah ke arah kamar mandi Samapi di dalam Ganhia menyiapkan semua keperluan mandi Danendra mulai dari sabun, handuk, sampo dan juga air. fuhhhh Ganhia membuang kasar nafasnya " dia kembali seperti dulu lagi, kenapa aku merasa sakit saat dia bersikap begitu kepadaku, dasar Nhia bodoh ini kan yang kamu inginkan agar kamu tidak luluh dan jatuh cinta dengannya karena sikap lembutnya, tapi kok rasanya sakit ya seperti ada yang hilang ahh sudahlah mungkin sebentar lagi dia akan menikah dengan kekasihnya dan membuang ku ahhh akhirnya sebentar lagi aku akan bebas" kata Ganhia pelan sambil menghapus sedikit air matanya yang keluar begitu saja tanpa Ganhia sadari Danendra mendengar semua yang di ucapkannya.
"dasar gadis bodoh jadi dia pikir aku akan menikah dengan Alea ahh aku pikir dia tidak peduli dengan berita yang Viral ternyata dia hanya sok kuat tapi aku akan meruntuhkan sedikit demi sedikit tembok yang kau bangun dan membuat mu lebih dulu mengungkapkan perasaanmu" gumam Danendra dalam hati sambil tersenyum tapi saat Danendra hampir melangkah ke arah Ganhia saat mendengar isak Ganhia " jangan Nendra tahan tetaplah bersikap cuek jangan dulu luluh" di sisi lain Danendra ingin melanjutkan misinya tapi di sisi lain tidak tahan melihat Ganhia menangis " tapi aku merasa sakit melihatnya seperti ini, ah sudahlah untuk sementara saja sampai misi ini selesai dan aku akan memeluk lagi" putus Danendra dengan mantap dan pura-pura berdehem agar Ganhia sadar dengan kehadirannya.
Ganhia buru-buru berdiri dan membalikan badannya ke arah Danendra dan menundukkan sedikit kepalanya tidak ingin melihat Danendra yang bertelanjang dada.
"silahkan semuanya sudah siap aku akan menyiapkan baju ganti" tanpa menunggu Jawaban Ganhia mulai melangkah keluar.
Samapi di luar Ganhia melangka ke arah ruang ganti dan menyiapkan baju seta celana santai Danendra setelah itu Ganhia keluar dari ruang ganti dan melangkah ke arah balkon " ah dia benar-benar berubah bahkan aku sengaja tidak memanggilnya sayang pun dia tidak berkomentar seperti biasanya" gumam Ganhia sambil menatap matahari yang mulai terbenam.
Beberapa menit kemudian Danendra keluar dari kamar mandi dan melangka ke arah ruang ganti dan mulai menggunakan pakaian yang telah di sediakan Ganhia, setelah selesai mengunakan pakaiannya Danendra keluar dari ruang ganti dan melangka ke arah meja rias mengambil hairdryer dari laci dan mulai mengeringkan rambutnya.
Danendra menghentikan kegiatannya saat mendengar suara pintu balkon di buka dan melihat Ganhia di sana mulai melangkah ke arahnya " sini biar ku bantu" Danendra hanya diam dan membiarkan Ganhia mengambil hairdryer dari tangannya dan mulai melanjutkan mengeringkan rambutnya.
Setelah rambut Danendra mulai kering Ganhia mematikan hairdryer dan meletakkannya kembali kedalam laci sementara itu Danendra hanya diam memperhatikan Ganhia setelah itu Danendra mulai berbalik dan melangka ke arah pintu saat mendengar suara pintu di ketuk, sampai di depan pintu Danendra membukanya dan terlihat Pak Haris yang sedikit menunduk.
"maaf Tuan makan malam sudah siap" kata pak Haris.
Danendra hanya mengangguk dan melangka tanpa berbicara dan sikap Danendra kali ini membuat Pak Haris bingung "kenapa Tuan muda tidak seperti biasanya kenapa tidak mengajak Nona Muda untuk turun makan malam" kata pak Haris dalam hati dan tersadar saat melihat Ganhia mulai melangkah mengikuti Danendra.
Sampai di bawa Danendra hanya diam dan memasang wajah dingin kembali seperti dulu saat Ganhia belum di kediaman ini, semua anggota keluarga sudah duduk di kursi mereka masing-masing, Ganhia duduk di sisi kiri Danendra seperti biasanya, tapi malam ini berbeda biasanya Danendra akan mengambilkan makan untuk Ganhia atau bertanya kepada Ganhia tentang apa yang ingin Ganhia makan, tapi kali ini Danendra hanya cuek dan memasang wajah dingin.
Ganhia tidak bereaksi apapun hanya terus menunduk sambil menyendok makannya.
Sementara itu Claudia dan Gisel saling melirik bingung dengan perubahan kakaknya, sedangkan ibu yang duduk di samping kanan Danendra hanya tersenyum kecil penuh kemenangan.
Setelah selesai makan malam, suasana rumah terasa sepi karena penghuni rumah mulai kembali ke kamar masing-masing, sedangkan Danendra tidak seperti biasanya yang langsung menuju kamar kali ini tanpa sepatah kata pun Danendra berbalik dan melangkah ke arah ruang kerjanya sedangkan Ganhia yang ada di belakang Danendra hanya menatap punggung Danendra yang mulai menjauh.
" sudah jelas dia sudah kembali menjadi Tuan Muda sombong, apa mungkin karena kekasihnya sudah kembali jadi dia menunjukkan bahwa aku hanyalah istri kontrak yang akan di buang saat tiba masanya" gumam Ganhia dalam hati mencoba mengabaikan rasa sesak yang muncul tiba-tiba di dadanya.
Ganhia mulai melangkah masuk ke kamarnya dan duduk termenung di sofa lama Ganhia memandang layar ponselnya sebelum akhirnya mengetik sesuatu.
ternyata hanya untuk di panggil
sayang....
lanjut thor ceritanya
sedikit demi sedikit
telah tumbuh
lama" buanyak
dan bucin...
lanjut thor ceritanya