NovelToon NovelToon
TAKDIR CINTA SETELAH DIKHIANATI

TAKDIR CINTA SETELAH DIKHIANATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Janda / Selingkuh / Angst / Romansa / Menikah Karena Anak
Popularitas:845.2k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

Ketukan palu dari hakim ketua, mengakhiri biduk rumah tangga Nirma bersama Yasir Huda.

Jalinan kasih yang dimulai dengan cara tidak benar itu, akhirnya kandas juga ... setelah Nirma dikhianati saat dirinya tengah berbadan dua.

Nirma memutuskan untuk berjuang seorang diri, demi masa depannya bersama sang buah hati yang terlahir tidak sempurna.

Wanita pendosa itu berusaha memantaskan diri agar bisa segera kembali ke kampung halaman berkumpul bersama Ibu serta kakaknya.

Namun, cobaan datang silih berganti, berhasil memporak-porandakan kehidupannya, membuatnya terombang-ambing dalam lautan kebimbangan.

Sampai di mana sosok Juragan Byakta Nugraha, berulangkali menawarkan pernikahan Simbiosis Mutualisme, agar dirinya bisa merasakan menjadi seorang Ayah, ia divonis sulit memiliki keturunan.

Mana yang akan menang? Keteguhan pendirian Nirma, atau ambisi tersembunyi Juragan Byakta Nugraha ...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 01

Tok!

Tok!

Tok!

Ketukan palu dari hakim ketua penanda berakhirnya biduk rumah tangga sepasang suami istri yang baru seumur jagung.

Pihak laki-laki tidak hadir, hanya diwakilkan oleh pengacaranya saja.

Nirma, wanita cantik dengan tinggi badan semampai mulai beranjak dari kursinya, bersama dengan sang pengacara, mereka menunduk hormat sebagai bentuk terima kasih kepada pak hakim beserta jajarannya.

Langkah pastinya melambat dan berakhir gontai, sampai membutuhkan pegangan dari sosok pengacara muda yang sedari awal membantunya agar segera terbebas dari pernikahan tidak sehat.

“Menangislah bila hal itu dapat sedikit melegakan hatimu! Saya akan menunggu di depan,” ucapnya prihatin, lalu melangkah menjauhi lorong sepi.

“Ya Rabb, ajari hamba untuk ikhlas menerima ketentuan-Mu ini.” Tubuhnya luruh, bersandar pada dinginnya dinding tembok.

Nirma menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan, menangis tanpa suara sampai bahunya bergetar hebat.

“Maaf Mbak, dulu diriku begitu congkak, bertingkah layaknya wanita murahan, bahkan lebih rendah daripada kupu-kupu malam, tanpa hati merebut tunanganmu, mencoreng kening Mamak dengan arang, menginjak-injak martabat almarhum Bapak … maafkan aku yang sesungguhnya tak layak mendapatkan sebuah pengampunan.” Nirma memukul dadanya yang terasa sesak, menyesali perbuatan bejatnya di masa lalu.

Masih segar dalam ingatan, bagaimana dulu dirinya begitu tega menyakiti saudari kandungnya yang sudah berkorban besar untuknya, membiayai kuliah sampai jadi sarjana. Begitu lulus, bukan topi toga yang disematkan pada kepala sang Kakak sebagai tanda terima kasih, tapi malah mengabarkan tentang kehamilannya bersama calon suami kakak kandungnya sendiri, Nur Amala.

“Ya Allah ….” Nirma menekuk kedua lututnya, membenamkan wajah pada lipatan kaki.

Rasa bersalah dan berdosa begitu menggerogoti hatinya, meskipun sudah mendapatkan kata maaf dari kedua orang yang ia sakiti dengan begitu hebatnya, tetap saja ia masih berkubang dalam penyesalan tidak bertepi.

“Ima ….”

Sebuah suara bass, rendah nan dalam itu berhasil mengusiknya, ia mendongak menatap sosok pria dewasa yang tidak lagi muda, tatapan mereka saling mengunci, satu memandang sendu, dia sendiri menatap pilu.

“Kamal sudah mulai rewel, sepertinya dia haus.” Sosoknya kembali berdiri tegak, tanpa sedikitpun memutuskan pandangan mereka. “Sudahi kesedihanmu, mulailah kembali menata hidup, tak perlu terburu-buru, tapi tak jua berhenti disitu saja. Kau berhak maju, berdiri dengan kedua kakimu sendiri, Nirma!”

Byakta Nugraha, duda tampan, mapan, hartawan, berumur 40 tahun, berperut sedikit bergelambir dikarenakan malas berolahraga, lebih suka berdiam diri seraya memantau mangsa yang berani mengusik ketenangannya.

Kini targetnya bukan lagi sesama pesaing bisnis ataupun para preman maupun bandit kala berebut lahan kekuasaan, tapi seorang wanita yang baru saja berstatus janda, Nirma.

Nirma mengangguk, kedua tangannya membenahi hijab yang terlihat kusut, lalu berusaha berdiri dengan menekan lututnya sendiri sebagai tumpuan.

“Ini!” Byakta, atau yang sering disapa Juragan itu mengulurkan sapu tangan.

Sedikit ragu Nirma menerimanya, kemudian mulai mengelap wajah yang sudah bersimbah air mata. “Terima kasih, Mas.”

“Hem. Nirma ….” Byakta mengedarkan pandangannya, memastikan bahwa tidak ada yang mencuri dengar, lalu kembali menatap sang wanita. “Saya tahu bila sekarang bukanlah waktu yang tepat, tapi tetap ingin mengutarakan nya … mengenai lamaran tempo hari, apa dirimu tidak mau memikirkannya lagi?”

Nirma gamang, bingung hendak mengatakan isi hatinya, mencoba merangkai kata-kata tanpa menyakiti harga diri pria yang sudah banyak membantunya ini. “Maaf, Mas. Saya belum kepikiran menikah lagi. Hanya ingin fokus membesar Kamal, dan membenahi diri agar pantas kembali ke kampung halaman, biar bisa hidup berdampingan dengan Mamak dan Mbak Mala.”

“Namun, saya tidak akan membatasi bila Mas ingin dekat dengan Kamal, pun tentang berperan sebagai bapak angkatnya, telah saya setujui,” tambahnya cepat, agar tidak menyinggung perasaan pria baik hati yang divonis oleh dokter, susah memiliki keturunan.

Senyum masam terbit di bibir berwarna kecoklatan akibat pecandu nikotin, dirinya berusaha menyamarkan raut kecewa dengan ekspresi biasa saja. “Ayo temui anak kita!”

Nirma mengangguk, melangkah lebih dulu. Dirinya tidak mengetahui bagaimana tajamnya tatapan laki-laki di belakangnya seraya menyeringai culas.

‘Tak apa, diri ini masih memiliki seribu cara untuk membuat mu setuju ku nikahi Nirma,’ batinnya berbisik, otaknya memikirkan cara halus sampai kasar, dari yang halal hingga haram, semua akan dia lakukan agar bisa mempersunting ibu dari anak yang telah berhasil menawan hatinya.

Kamal Rashad, bayi yang sangat disayangi oleh seorang tuan tanah kejam, pemilik perkebunan kelapa sawit dan penginapan pinggir pantai.

Dibalik keinginan menggebu-gebu itu, ternyata ada tujuan lebih besar lagi, sampai membuat dirinya begitu berambisi ingin segera memiliki Nirma sekaligus putranya, apa tujuan itu, hanya ia dan Tuhan, beserta orang kepercayaannya lah yang tahu.

.

.

“Anak Ibuk haus ya?” Nirma masuk ke dalam mobil bagian penumpang, mengambil sang anak dalam gendongan wak Sarmi, pengasuh yang dikirim dari kampung halaman ibunya.

Bayi berumur enam bulan itu terlihat tidak sabaran, rautnya sudah memerah siap menangis kencang.

“Putra kesayangan Ayah, sabar sedikit ya Nak!” Byakta mencondongkan badan, posisinya berdiri di tengah pintu mobil terbuka, sedikit membungkuk sampai sisi wajahnya hampir menyentuh lengan atas Nirma, diusapnya lembut pucuk kepala Kamal, bayi itu sibuk mencari sumber makanannya yang masih tertutup sempurna pakaian muslimah sang ibu.

“Keluarlah dulu, biar Kamal bisa tenang menyusu!” titahnya tidak terbantahkan, langsung saja sang sopir beserta pengasuh dan dirinya sendiri keluar, lalu menutup rapat pintu mobil yang terparkir di halaman gedung pengadilan agama kabupaten.

“Sayang, maafkan Ibuk ya! Di usiamu yang masih terlalu dini ini, sudah kehilangan figur ayah kandung. Maaf, Ibuk memilih menyerah mempertahankan biduk rumah tangga bersama bapak mu, Nak.” Nirma mengelus lembut pipi putranya yang tengah menyusu, jarinya meraba bagian bibir sumbing sang anak.

Hatinya begitu nelangsa bila melihat bukti nyata ketidakbecusan nya menjadi seorang ibu, dulu demi menyenangkan suami dan juga ibu mertuanya, dia sampai mengabaikan tumbuh kembang sang janin, berakhir sang anak terlahir sumbing di bagian bibir sebelah kiri.

Selepas menyusui, mobil juragan Byakta mulai melaju kembali ke rumah kontrakan Nirma yang berjarak 15 menit dari gedung pengadilan.

.

.

“Ayah tak mampir dulu?” tanyanya lembut, bila sedang bersama Kamal dan lainnya, maka Nirma akan memanggil juragan Byakta dengan sebutan ‘Ayah’, begitupun dirinya yang di panggil ‘Ibuk’.

“Lain kali saja, Buk. Sedang ada urusan mendadak.” Juragan Byakta memiringkan badan dan mencondongkan tubuhnya ke belakang agar bisa mencium kening Kamal yang sedang tertidur dalam dekapan ibunya.

Nirma pun turun, begitu juga dengan Wak Sarmi. Setelah mobil juragan Byakta sudah melaju jauh, bergegas mereka melangkah hendak masuk rumah.

Kamal diambil alih oleh sang pengasuh, agar Nirma bisa membuka pintu. Saat pintu dibuka, ada amplop lumayan besar dan tebal.

Wanita yang baru saja menjadi janda itu begitu penasaran, langsung saja membungkuk untuk mengambilnya, merobek bagian ujung amplop, mengeluarkan isinya, netranya langsung berembun, hatinya seperti diremas tangan tak kasat mata, ternyata …?

.

.

Bersambung.

Setting tahun 1990-an. Wilayah transmigrasi pelosok Sumatera Utara.

Terima kasih banyak Kak, sudah berkenan mampir ke karya sederhana saya, semoga betah, tertib membaca dari awal hingga akhir 🙏🥰

1
Elin Erliana
Luar biasa
Andri Yani
alamak kk cublik selalu bikin bayangan dan tebakanku salah terus 😁😁😁
Nita Nita
adem bener denger petuah mba dwi, tp itu diakhir knp lg hmmm🤔
Ibu² kang Halu🤩
apakah buk Nirma akan bertemu buk Mar si pemilik kontrakan agar mendapatkan kejelasan atau????
ahh semoga aja Ayah By mau jujur dan mereka baik2 saja.
bunda fafa
lebih baik tanyakan langsung sama mas by.. karena kl dipendam mas by gak akan peka nirma.. lelaki mmg gt.. kl pakai kode2 gak akan paham mereka jd langsung tembak sj ditempat/todong langsung dgn pertanyaan
Yunia Spm
sabar njih mas by....
bunda fafa
kamu sdh lega kan nirma saat tau fakta dr linda? trs km sdh curhat sama kak dwi.. tinggal skr ke perkebunan sawit mau ketemu siapakah.. apakah santo atau penjaga kebun sawit?
bunda fafa
salut sama kak dwi.. dewasa banget.. btw suami kak dwi seperti kebanyakan lelaki deh suka naruh handuk sembarangan plus ngrobohin baju dilemari wkwkwk.. sama ky paksu aku.. hasilnya istri teriak kenceng bak tarzan wkwkwk... esmosiii lemari jd berantakan 😆😆
Mommy'ySnowy 💕
mau kmna lgi nirma.? jngn bilang k rmh sapto ya... ?
Mommy'ySnowy 💕
betul kak dwi,,smua yg kak dwi katakan memang sprti itu nyatanya seorg laki2 tuhh,,,😂
Si Topik
mesti sering disiram petuah ni Nirma.. biar berkurang nethink nya 😅
Si Topik
berarti dia doyan gangguin mu tu mbak Dwi 🤣
tiada hari tanpa mendengar kicau-an mu mbak wkwk 😂
Nara's Mom
jangan bilang ima mau ngusut masalah santo dan anggun wkwkwk
Si Topik
naif dan gampang diperdaya nya Nirma susah hilang kek nya 🤣🤣🤣
Si Topik
klo aku liat si lindong kek gini, malah kek cerminan Nirma dulu di lapak Amala-Agam 😅
diawal menyebalkan sampe pengen nampol pala nya, ehh pas dah taubat.. respek awak dibuat nya 😊
Si Topik
defenisi villain tidak dilahirkan, tapi hadir karena diciptakan.. seperti si Lindong 🙂
ya moga aja dibalik hal yg terjadi ama si Lindong.. bisa membuat nya tobat macam Nirma 😊
Si Topik
yaa moga aja bom waktu nya Nirma ga jadi meleduk :"-v
walau ada benar nya perkataan Lindong.. tetap mesti berhati-hat^^
Si Topik
Maka nya, walau dia lagi mode sedikit waras.. tak elok dijadiin aliansi, soalnya perilaku nya berubah-ubah

jangan sampai terpedaya ya Ima 😅
Si Topik
Hilihh si Lindong berani ngatai om Dud dibelakang.. coba klo berhadapan auto Tremor seluruh badan nya 🤣
muhammad ibnuarfan
nah loh...kenapa itu...jangan lama2 up nya ya Thor...semangat buat othor nya...sehat selalu🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!