NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta, Suamiku

Mengejar Cinta, Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Harem
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Julia And'Marian

Hanum Salsabiela terpaksa menerima sebuah perjodohan yang di lakukan oleh ayahnya dengan anak dari seorang kyai pemilik pondok pesantren tersohor di kota itu. Tidak ada dalam kamus Hanum menikahi seorang Gus. Namun, siapa sangka, Hanum jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat sosok Gus yang menjadi suaminya itu. Gus Fauzan, pria yang selalu muncul di dalam mimpinya, dan kini telah resmi menikahinya. Namun siapa sangka, jika Gus Fauzan malah telah mencintai sosok gadis lain, hingga Gus Fauzan sama sekali belum bisa menerima pernikahan mereka. “Saya yakin, suatu saat Gus pasti mencintai saya“ Gus Fauzan menarik satu sudut bibirnya ke atas. “Saya tidak berharap lebih, karena nyatanya yang ada di dalam hati saya sampai sekarang ini, hanya Arfira..” Deg Hati siapa yang tidak sakit, bahkan di setiap malamnya suaminya terus mengigau menyebut nama gadis lain. Namun, Hanun bertekad dirinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 3

Hanum Salsabiela, gadis berusia dua puluh empat tahun, dan baru saja selesai menempuh pendidikannya. Dirinya ingin menjadi seorang desainer terkenal, namun sayang ayahnya meminta Hanum untuk menikah. Dan karena Hanum tak mau membuat kecewa sang ayah, jadilah Hanum terpaksa menerima perjodohan itu.

Hanum bahkan tidak menampilkan wajah sedih, dirinya tidak mau membuat ayahnya kecewa.

Biarkan dirinya mengorbankan cita-cita dan perasaannya, dirinya yakin pilihan sang ayah pasti yang terbaik.

Hanum hanya pasrah dan berserah diri pada sang pencipta, semoga saja takdirnya indah, dan dirinya mendapatkan seorang pria yang menyayanginya.

Hanum juga belum pernah memiliki hubungan apapun dengan pria manapun. Bukannya tak laku dan tidak ada yang suka pada sosok Hanum, tapi Hanum saja yang memang tidak mau memiliki seorang pacar, atau menjalin hubungan dengan siapapun itu.

Sang ayah selalu menegaskan jika haram berpacaran, namun jika Hanum sudah memiliki ketertarikan pada lawan jenis, Hanum boleh mengatakannya, jika keduanya sama-sama saling memiliki perasaan, Ahmad akan menikahkan mereka. Begitu yang ayah Hanum katakan. .

Tapi, sekali lagi, Hanum tidak tertarik dengan pria manapun, bahkan banyak pria yang datang ingin melamar Hanum, namun Hanum menolaknya.

Hanum mematut dirinya di depan cermin, hari ini dirinya akan menerima perjodohan yang di buat oleh sang ayah. Bahkan, dirinya sudah melaksanakan shalat istikharah meminta petunjuk pada Allah, dan hasilnya entah kenapa hati Hanum tetap menerima perjodohan ini.

"Ya Allah, semoga ini menjadi kebahagiaan hamba. Jauhkan hamba dari hal yang buruk, dan jadikan pria yang menjadi suami hamba pria yang mencintaiku apa adanya" ucap Hanum.

"Hanum" suara lembut seseorang mengalihkan atensi Hanum, gadis cantik itu langsung menoleh ke arah belakang, dan di sana Antika kakak iparnya datang sambil tersenyum.

"Wah, adik mbak cantik banget hari ini."

"Emangnya Hanum sebelumnya nggak cantik ya mbak?" Hanum mengerucutkan ujung bibirnya,

Antika tergelak, lalu terkekeh kecil. Tangannya terulur mencubit pipi adik iparnya itu dengan gemas. Walaupun mereka iparan, tapi Hanum sangat dekat dengan Antika. Begitupun sebaliknya, Antika sudah menganggap Hanum seperti keluarganya sendiri.

"Kamu cantik, bahkan setiap hari cantik banget." Sahut Antika.

Hanum tersenyum, lalu berhamburan memeluk tubuh sang kakak. "Mbak, nanti kalau Hanum sudah menikah, mbak jangan lupakan Hanum ya,"

"Hei, seharusnya mbak yang ngomong begitu. Nanti kalau kamu sudah menikah, kamu lupa pula pulang, dan nggak ingat sama mbak lagi."

"His nggak ya, Hanum selalu ingat sama mbak."

"Awas kalau sampai nggak ingat, nanti mbak datang ke pondok pesantren, dan langsung jewer kamu." Kata Antika sambil terkekeh.

Hanum tersenyum, rasanya sangat bahagia bisa memiliki ipar sebaik Antika, dan Antika ini selalu menjadi tempat Hanum berbagi suka dan duka. Kalau Abang Hanum, dirinya tak mungkin curhat dengan sang Abang, karena abangnya sangat sibuk sekali.

"Sudah? Kalau sudah ayo ke bawah. Jangan banyak sekali rama kamu, cuman mau menikah saja banyak drama!" Sentak seseorang yang ada di ambang pintu sana.

Hanum melepaskan pelukan sang kakak, tangannya meremas kebaya yang di kenakan olehnya. Ya, walaupun hanya acara pertunangan saja, namun tetap Hanum di minta untuk mengenakan kebaya oleh Ahmad. Bahkan Hanum juga di rias.

"Bu..."

"Jangan sementang-mentang kamu anak terakhir kamu di manja ya. Kamu harus tau diri juga, kamu itu jangan manja. Contoh kakak kamu yang pekerja keras sampai dia bisa bangun satu perusahaan." Ucap Ratna ketus, bahkan matanya menatap judes Hanum.

"Bu, jangan seperti itu.. Hanum dia juga pekerja keras, dia juga pintar," seru Antika membela Hanum.

Ratna berdecih. "Darimana dia pintar, dia itu taunya hanya menghabiskan harta orang tua saja, apa tau dia cari duit!"

"Bu...."

"Mbak sudah..." Hanum menggelengkan kepalanya, meminta kakaknya itu tidak menjawab perkataan dari ibunya itu lagi.

"Saya harap, setelah ini sampai hari pernikahan kamu, jangan banyak tingkah kamu, apalagi sampai kamu kabur gara-gara kamu tidak menerima pasangan kamu ini. Awas saja kamu. Saar diri kamu, beruntung anaknya kyai Al mau menerima perjodohan ini, kalau tidak, mungkin kamu selamanya tidak akan menikah! Cih siapa yang mau menikah dengan gadis bodoh dan malas seperti kamu!" Ucap Ratna pedas.

Mata Hanum berkaca-kaca, siapa yang tidak sakit hati di katai  seperti demikian oleh ibunya sendiri, salah apa Hanum sampai ibunya sangat membenci dirinya. Sedangkan Antika sudah bersiap marah namun urung saat Hanum kembali menahannya.

"Sudah, mbak"

"Ibu harus di lawan, Num, biar ibu nggak semena-mena lagi. Apalagi sama kamu, mbak lihat ibu selalu bertingkah judes seperti ini." Kata Antika.

Hanum tak menjawabnya, dirinya juga tidak tau kenapa ibunya selalu bersikap demikian pada dirinya. Bahkan, sampai Hanum sebesar ini, ibunya belum pernah memperlakukan dirinya dengan baik. Sangat berbeda sekali saat dengan sang abang.

"Saya dengar ya apa yang kamu bilang?! Kamu mau mempengaruhi Hanum iya?! Dasar wanita tak tau diri, jangan campuri urusan orang lain. Urus saja sana urusan kamu itu, cari cara spaya kamu bisa cepat hamil. Kalau sampai kamu tidak bisa hamil juga, ku suuh Ardi cari perempuan lain." Kata Ratna

Antika menggeram marah, ingin sekali menyumpal mulut ibu mertuanya itu, namun dirinya sungguh tidak punya nyali, yang ada Antika kena omel Ardi nantinya, sebab ibunya itu sangat pandai sekali memutar balikkan fakta. Dan ibu mertuanya memang sedari awal tak menyukai Antika, bahkan dulu pernah membuat Ardi sampai akan menceraikan Antika. Beruntung Ahmad menasehati Ardi, dan membuat pria itu tak jadi menceraikan istrinya.

"Mbak, sudah, jangan." Ucap Hanum pelan. Sungguh dirinya tak mau membuat Antika terkena masalah hanya karena dirinya.

Antika menghela nafasnya kasar, mau tak mau tak menanggapi perkataan Ratna, walaupun dirinya geram sekali.

"Sudah saya tidak mau dengar apapun lagi, cepat, kita harus segera turun ke bawah. Dan ingat, Hanum, jangan sesekali kamu membuat malu kelurga kamu, apalagi saya." Peringat Ratna.

Hanum menganggukkan kepalanya patuh, lalu berjalan keluar dari kamarnya, dengan Antika yang ada di sisi kanannya.

Sedangkan Ratna ada di belakangnya, saat akan turun dari tangga, baru lah Ratna menyentak tangan Hanum, dan berada di sisi kanan anaknya itu.

"Bu.."

"Diam! Kamu pikir saya mau seperti ini? Kamu pikir saya mau pegang tangan kamu? Cckk, saya nggak sudih, tapi ini lebih bagus supaya terlihat baik di depan mereka semuanya. Terlebih ayah kamu." Kata Ratna.

Hanum Salsabiela rasanya ingin menangis saja, tak tau apa sebabnya ibunya yang di sayangi itu sangat membencinya sampai sebesar ini. Padahal Hanum sudah mengusahakan yang terbaik selama ini. Bahkan dirinya mendapatkan peringkat pertama selalu, tapi sang ibu sama sekali tidak pernah menampakkan keunggulannya itu. Ibunya hanya mencacinya saja setiap hari.

Ratna jelas melakukannya saat tak ada Ahmad dan juga Ardi. Kalau ada keduanya, pasti Ratna selalu menjadi ibu yang penuh kasih sayang pada Hanum.

"Kenapa lelet sekali kamu berjalan!" Sentak Ratna.

"Astaghfirullah Bu, Hanum pakai kebaya, ibu tau sendiri roknya dia seperti apa?" Celetuk Antika sambil mengelus dadanya.

"Halah alasan saja. Dasar lamban!"

Tetap saja ini bukan yang pertama hinaan itu di katakan, tapi tetap saja Hanum merasakan sakit hati. Dirinya juga punya perasaan.

Sesampainya di ruangan keluarga, semuanya menyambut kedatangan mereka. Dan Ratna sudah tersenyum manis pada keluarga besar kyai Al-Ghazali. Bahkan Ratna mengelus kepala anaknya yang tertutup hijab itu dengan sayang.

"Wah sepertinya Hanum menjadi anak kesayangan Bu Ratna dan pak Ahmad ya?" Celetuk salah satu saudara kyai Al-Ghazali.

"Oh jelas dong, dia anak kesayangan saya." Sahut Ratna yang membuat Antika rasanya ingin muntah.

Sedangkan Hanum hanya diam, sesekali matanya melirik pada pemuda yang tadi di kenalkan oleh ayahnya yang akan menjadi suaminya kelak.

Sungguh, pemuda yang sangat tampan. Bahkan entah kenapa jantung Hanum berdebar sangat kencang saat baru pertama kali melihatnya.

Apalagi saat tadi keduanya tadi tidak sengaja saling bertatapan.

Hanum sampai menggigit bibirnya dengan kencang, tak mempedulikan sang ibu lagi, tapi atensinya saat ini hanya pada Gus Fauzan.

"Ganteng ya" bisik Antika yang duduk di sebelah Hanum.

Hanum tersenyum malu-malu.

"Cey, cey, yang udah kesemsem sama pandangan pertama." Bisik lagi Antika, dirinya tau kalau adik iparnya itu pasti terpesona pada pemuda yang katanya calon suaminya itu.

"Mbak, ih diem, itu ayah lagi ngomong."

"Biarin, pipi kamu sudah merah itu."

Hanum tak bisa berkata-kata lagi, apa yang di katakan oleh sang kakak benar adanya, pipinya bahkan sudah memerah seperti tomat.

Dirinya bahkan sedari tadi mencuri pandang pada Gus Fauzan.

Sedangkan Gus Fauzan hanya sekali melihat saja, sama sekali tidak kembali melirik pada gadis yang akan menjadi calon istrinya nanti. Gus Fauzan sama sekali tidak peduli, cantik ya dririnya akui jika gadis itu memang sangat cantik, bahkan wajahnya lebih cantik daripada Arfira, namun tetap, hatinya sudah terpaut pada Arfira, dan kecantikan yang di miliki gadis itu tak akan membuat Gus Fauzan sama sekali berpaling.

Gus Fauzan mendesah, berharap pertemuan keluarga ini segera selesai, rasanya terlalu malas berlama-lama di sini,

"Ekhm, bagaimana jika kita langsungkan acaranya saja?" Ucap kyai Al-Ghazali.

Semuanya mengangguk, lalu terdiam mendengarkan apa yang akan di sampaikan oleh kyai Al-Ghazali.

"Jadi begini, hari ini keluarga kami datang kemari ingin melamar Hanum Salsabiela, anak Ahmad, anak saya yang bernama Fauzan Al-khairi bagaimana pak Ahmad? Apakah lamaran anak saya di terima?"

Ahmad menoleh ke arah Hanum, "Hanum? Kamu setuju?"

Hanum menganggukkan kepalanya malu-malu, dan itu di saksikan oleh semua orang termasuk Gus Fauzan.

Gus Fauzan menghela nafasnya kasar, padahal dirinya ingin perempuan yang di jodohkannya itu sama sekali tak mau dengannya, dan malah membatalkan perjodohan ini, tapi ini...

"Anak saya Hanum menerima lamaran anak kamu, Al."

Semuanya mengucapkan syukur, dan hanya Gus Fauzan saja yang diam dan tidak mengatakan apa-apa. Dirinya juga sama sekali tidak bersyukur karena ini bukan kemauannya.

"Alhamdulillah, Masya Allah. Dan saya sudah berencana, Ahmad. Bagaimana jika kita langsungkan saja akadnya? Kita tidak perlu bertunangan lagi, kita langsung menikahkan mereka, bukankah itu lebih baik?"

Deg

"Ha?!"

Hanum terbelalak, begitupun dengan Gus Fauzan yang juga terkejut dengan apa yang di ucapkan oleh kyai Al-Ghazali,

"Abi, apa tidak bisa–" Gus Fauzan langsung mengatupkan bibirnya rapat-rapat saat melihat tatapan datar dari sang Abi. Gus Fauzan mendesah, lalu memalingkan wajahnya sambil memendam perasaan kecewanya.

Rasanya pengen marah, pengen ngamuk dan menolak semua keputusan dari abi-nya, namun apa boleh buat, Gus Fauzan tidak bisa melakukan hal itu.

Jangan menghujat Gus Fauzan, karena nyatanya walaupun dirinya seorang Gus, tapi dirinya punya perasaan, dirinya bisa emosi juga. Dirinya manusia biasa, dan bisa juga marah.

Niat hati Gus Fauzan ingin mengundur pernikahan itu, namun dirinya malah harus terjebak secepat ini. Dirinya harus menikahi gadis yang sama sekali tidak di kenal olehnya itu saat sekarang ini juga.

Sang Abi benar-benar sangat keterlaluan.

"Sepertinya, Fauzan belum siap. Tidak apa-apa, Al. Kita berikan waktu pada mereka. Biarkan mereka bertunangan terlebih dahulu, baru setelah itu kita atur tanggal pernikahannya. Sepertinya mereka terlalu terkejut dengan keputusan tiba-tiba ini, Al." Ucap Ahmad yang melihat rauh wajah calon menantunya.

Al-Ghazali menghela nafasnya kasar, lalu melirik ke arah Gus Fauzan, Gus Fauzan yang di beri kode seperti itu tau arti tatapan dari sang Abi.

"Tidak, Ahmad. Anak saya tidak apa-apa. Dia selalu siap kok. Dia hanya terkejut saja, iyakan Fauzan?" Kyai Al-Ghazali menaap lekat wajah anaknya itu.

Gus Fauzan menghembuskan nafasnya kasar. Terpaksa kepalanya mengangguk. Paahal di dalam hatinya sudah kesal seali dengan keputusan yang di buat oleh abinya secara tiba-tiba seperti ini.

Ahmad tersenyum melihat itu, sungguh dirinya bisa bernafas lega jika seperti ini. Melepaskan anak gadisnya pada anaknya Kya Al-Ghazali, Ahma sangat percaya, jika anaknya akan bahagia, apalagi dirinya tau jika keluarga sahabatnya itu bisa menerima sang anak.

"Jadi, hari ini juga kita akan melangsungkan akad pernikahannya? Kalau masalah resepsinya, kita bisa bicarakan nanti." Kata Kyai Al-Ghazali.

Ahmad menoleh pada Hanum terlebih dahulu, "bagaimana, Hanum? Apa kamu setuju dengan apa yang sudah di putuskan oleh kyai Al-Ghazali? Kalian bisa saling mengenal ebih dekat lagi setelah kalian menikah. HUbungan kalian sudah halal dan tidak akan menimbulkan fitnah." Ucap  Ahmad.

Hanum menghela nafasnya kasar, matanya melirik ke arah sang calon suami lalu kembali menunduk. Dirinya seperti melihat wajah kesal dari calon suaminya itu.

"Maaf ayah, sebaiknya di tanyakan dulu pada mas Fauzan -nya."

Ahmad terkejut. "Fauzan sudah setuju."

"Coba ayah  tanyakan lagi, Hanum ingin mas Fauzan lebih yakin lagi." Ucap Hanum sambil meremas roknya. Sedangkan di sampingnya Bu Ratna sudah mencubit perut Hanum karena telah berbicara seperti ini.

"Fauzan, bagaimana? Apa kamu keberatan?" Tanya Ahmad.

Fauzan menghembuskan nafasnya kasar. "Saya tidak keberatan, pak. Saya tadi hanya terkejut saja, sesuai apa yang di katakan oleh abi saya tadi." Ucap Gus Fauzan.

"Kamu sudah mendengarnya bukan? Jadi sekarang ayah tanya sama kamu, bagaimana menurut kamu Hanum?" Tanya Ahmad.

Hanum menganggukkan kepalanya, "Hanum setuju ayah."

"Alhamdulillah"

"Dan jika Hanum sudah setuju, bagaimana kalau kita siang ini melangsungkan ijab kabulnya?"

"Ya terserah, itu jauh lebih baik."

Gus Fauzan yang mendengar itu langsung melengos, hatinya sungguh geram, berulangkali dirinya mengucapkan istighfar. Dirinya tak menyangka jika pernikahannya akan di laksanakan hari ini juga.

*

1
kalea rizuky
hmmmm ne suami di cerai aja lah males liat dia plin plan tolol. lagi ustad kok selingkuh najis bgt ngalahin Walid aja si lu zan ozan /Puke/
Julia and'Marian: kok Walid kak🫣
total 1 replies
Reni Septianing
sepertinya ustadz fajar pelakunya. usut tuntas gus dafa soal mereka berdua
Julia and'Marian: aku buat plot twist ya kakak🫣
total 1 replies
Uthie
Wahhh.. itu ada yg mencurigakan antara ust Fajar dan santriwati yg keguguran 🤨🤨😡
Uthie
biar tahu rasa itu 😝😏😏😏
Neng Titin
ayo segera baca novel nya,. cerita nya baguss
Julia and'Marian: makasih kakak
total 1 replies
Eva Karmita
lanjut thoooorr 🔥💪🥰
Eva Karmita
panas kan tu hati , otak di kepala Gus makanya istri cantik jangan di anggurin+ di abaikan ingat ya Gus di luar sana banyak laki" yang setia menanti jandanya Hanum
Uthie
dasar manusia Abal - Abal 😌
lily shanum salihah
🥰🥰🥰🥰🥰🥰💪💪💪💪💪
partini
hah Gus Gus ga gitu juga kali
ada yah Gus macam itu
🤦🤦🤦🤦
lily shanum salihah
lanjuut Thor semangaatt semangaat 💪💪💪🥰🥰🥰
A Writer a book
💞💞💞💞
A Writer a book
💞💞💞
Uthie
Langsung Suka saaat Awal Mampir nya 👍👍👍👍
bikin Emosi dan Kesel soal Gus Abal-abal yg sok Suci dan Bener itu 😡😤
Uthie
Kasih Kaca yg Besar tuhhh pada si Guss Abal-abal itu 😡😡😡
biar ucapannya dilihat sendiri... siapa yg demikian hina nya melakukan apa yg dituduh kan nya itu 😡😡😡😤
Uthie
sukurin 😡😡😡😤
Uthie
dasar Gus KW 😡
Uthie
si Gus memang mesti di panasin terus...biar sadar terus otaknya 😏😏😏
Uthie
Wahhh.. ada yg gengsi gak rela istri cantiknya diliat orang lain 😏😏😏
Uthie
Wahhh... kayanya anak pemilik Ponpes hamil diluar nikah itu 😏😏

itulah akibat nya, bergaul dengan lawan jenis walau disebut Klien..
intinya Barangsiapa telah melanggar aturan Alloh, pasti ada Akibat yg di Tanggung nya !!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!