Alvian, seorang pria muda nan tampan menginginkan sosok seorang Istri yang cantik dan aduhai.
Ia terpaksa harus menelan kekecewaan saat orang tuanya justru menjodohkan dia dengan Aylin, seorang perempuan tertutup dan bercadar.
Hal itu membuat Alvian berbuat sesuka hati agar Aylin tak kuat menjalani bahtera rumah tangga dengannya dan meminta untuk berpisah.
Namun, siapa sangka hal itu justru menjadi bumerang bagi dirinya sendiri setelah dia tahu kalau di balik cadar istrinya, tersembunyi paras cantik yang selama ini sangat ia idam-idamkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Alvian merasa cukup puas dengan masakan istrinya, walaupun tidak seenak masakan mamanya tapi masih bisa diterima oleh lidahnya.
Meskipun sebenarnya ia sangat sangat pemilih dalam hal makanan.
"Tidak buruk juga menikah dengan Aylin, aku bebas dari Papa dan Mama sehingga aku bisa lebih sering bertemu dengan Riana. Sedangkan Aylin, aku anggap saja sebagai pembantu rumah tangga untuk mengurusku," batin Alvian menyeringai.
Tiba-tiba Alvian teringat dengan kekasihnya, Riana pasti akan marah karena tadi ia mengingkari janjinya.
Alvian segera menghubungi Riana, namun Riana tak kunjung menerima panggilannya.
"Tuh kan, dia marah," gumam Alvian cemas.
Alvian kembali mencoba menghubungi Riana, tapi sekarang justru nomor Riana tidak aktif.
Meskipun sebenarnya Alvian bukan hanya memiliki satu kekasih, ia juga memiliki kekasih lain bernama Luna yang saat ini tengah menempuh pendidikan di luar negeri.
Mereka berdua belum mengakhiri hubungan, namun sudah tidak berhubungan lagi, Alvian merasa marah karena Luna lebih mementingkan cita-citanya dibanding dirinya.
Jika dibandingkan dengan Riana, sebenarnya Alvian mencintai Luna.
Tapi sayangnya gadis itu keras kepala dan sangat mandiri.
Berbeda dengan Riana yang selalu ada dan bergantung padanya sehingga Alvian merasa sebagai pria teramat sangat dibutuhkan.
Apalagi Luna tidak terlalu suka untuk diajak bersenang-senang, sehingga ketika berkumpul dengan sahabatnya Luna selalu terlihat canggung.
Maka dari itu saat ini Alvian hanya memprioritaskan Riana.
"Riana semakin lama semakin tidak asyik, mudah marah dan ini itu. Menyusahkan sekali, apa aku mencari pengganti lain saja ya? Tapi sangat sulit mendapatkan wanita secantik Riana," gumam Alvian menggenggam erat ponselnya.
Alvian merebahkan tubuhnya di kamar, ia melihat akun media sosial milik Luna.
Prestasi demi prestasi diraih oleh Luna yang ia bagikan di akun media sosial, dalam hati Alvian merasa bangga sekaligus merasa kesal.
"Luna memang perempuan yang berkelas, namun Riana tetap lebih cantik. Saat bersama Riana aku merasa bangga dan membuat teman-temanku merasa iri," batin Alvian.
Akhirnya Alvian memutuskan untuk mempertahankan Riana saja, kecuali jika suatu saat nanti ia menemukan perempuan yang lebih cantik dan menarik dari Riana.
Alvian bangkit dari ranjang, membuka jendela kamarnya untuk menghirup udara segar, namun tanpa sengaja ia melihat istrinya berada di halaman tengah membaca buku.
"Ya Tuhan .. kenapa dia betah sekali menyendiri? Mumpung dia sedang di luar, sebaiknya aku masuk ke kamarnya. Siapa tahu aku bisa menemukan foto Aylin saat tidak memakai cadar," batin Alvian.
Alvian segera menyelinap ke dalam kamar Aylin, setelah berhasil menyusup masuk, ia berusaha mencari di dalam lemari.
Hingga akhirnya matanya tertuju pada sebuah album foto.
Bibirnya mengukir senyum seraya meraih album foto itu.
Tapi, baru saja ia hendak membuka album itu, terdengar suara langkah kaki yang hendak masuk.
Alvian seketika berubah panik, tanpa pikir panjang ia masuk ke bawah tempat tidur sambil memeluk album foto itu.
"Sial, kenapa dia kembali secepat ini?" batin Alvian.
Alvian tetap berbaring di sana dan bertahan dalam posisi yang tidak nyaman itu.
Jika sampai dirinya ketahuan, entah alasan apa yang harus ia buat?
"Udaranya penas sekali, lebih baik aku mandi sebelum sholat dzuhur," gumam Aylin.
Jantung Alvian berdetak lebih kencang, ia merasa tak sabar ingin melihat Aylin membuka cadarnya.
Alvian sedikit melongokan kepalanya, agar bisa melihat Aylin tanpa ketahuan.
Lalu secara perlahan Aylin mulai melepaskan kaca mata dan cadarnya.
Hanya saja posisi Aylin masih membelakangi Alvian sehingga ia tidak bisa melihat wajah istrinya secara langsung.
"Ayo berbalik Aylin, cepat berbalik ... " batin Alvian penuh harap.
Namun, tiba-tiba saja kedua mata Alvian membulat sempurna saat melihat ada kecoa yang berjalan ke arah wajahnya.
"Aaaaaaa!!!!"
Alvian memekik dengan keras dan keluar dari persembunyiannya, sedangkan Aylin sangat kaget dan reflek menutupi wajah dengan kerudungnya.
"Mas Alvian? Sedang apa kamu di sini?" pekik Aylin.
"Aku... Aku..."
Alvian merasa sangat bingung, ia tidak berani menatap wajah Aylin secara langsung dan tidak tahu harus membuat alasan apa yang sekiranya masuk akal tanpa harus mempermalukan dirinya.
Saat ini Alvian benar-benar dibuat mati kutu.
"Mas Alvian jawab! Kenapa kamu bersembunyi di bawah sana!" tanya Aylin lagi.
"Emmmmh... Pernikahan kita akhirnya bocor juga ke teman-temanku. Mereka ingin bertemu denganmu, tapi aku tidak mau karena membawamu sama saja dengan mempermalukanku. Jadi aku kemari ingin mengambil fotomu untuk ditunjukkan pada mereka," jawab Alvian.
"Bukannya itu sama saja, itu akan tetap mempermalukanmu jika menunjukkan fotoku? Bukankah kamu mengatakan kalau aku jelek," sindir Aylin curiga.
"Benar juga apa kamu katakan," jawab Alvian yang hanya bisa nyengir kuda.
Alvian memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya, saat melihat Aylin dia merasa sangat takjub.
Dalam pencahayaan yang terang, Alvian bisa melihat dengan jelas kedua mata Aylin.
Alvian untuk sesaat terpana, kedua mata itu seolah membiusnya membuat Alvian mematung.
"Mas Alvian, kenapa kamu malah bengong? Ini sudah adzan dzuhur sebaiknya kamu shalat sana!" tegur Aylin.
"Ah Iya," jawab Alvian yang masih merasa enggan untuk pergi sebab dihantui oleh rasa penasaran yang teramat tinggi.
"Itu album fotoku kenapa dibawa? Bukannya malu kalau menunjukanku pada teman-temanmu?" sergah Aylin.
Alvian baru sadar masih membawa album tersebut kemudian menyerahkannya pada Aylin.
Alvian sangat ingin melihat wajah istrinya, tapi bibirnya terasa kelu hanya untuk mengucapkan permintaan tersebut, dia merasa gengsi jika harus menelan ludahnya sendiri.
Akhirnya Alvian keluar dari kamar dengan perasaan yang campur aduk.
"Benar-benar gila, semakin lama aku bisa gila jika terus seperti ini," batin Alvian kesal pada dirinya sendiri.
***
Aylin segera menutup pintu kamar rapat-rapat.
"Lelaki ini menakutkan sekali, kenapa tidak berbicara berterus terang saja kalau mau mengambil foto dan malah diam-diam mencuri?" batin Aylin heran.
Dalam hati Aylin curiga jika suaminya itu mengada-ngada soal teman-temannya.
"Apakah dia penasaran sejelek apa wajahku? Baiklah, malam ini aku akan dandan dan memperlihatkan wajahku padanya. Aku juga bisa tampil cantik di depannya," gumam Aylin.
Malam pun tiba, Aylin hari ini sengaja merias wajahnya tipis-tipis dan memakai jilbab tanpa cadar.
Tapi, ia merasa sangat malu untuk keluar kamar karena ia memang adalah gadis pemalu yang tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
"Bagaimana ini? Kalau aku tidak cepat-cepat keluar nanti Mas Alvian keburu pergi," batin Aylin.
Namun, sesaat kemudian hati nuraninya merasa tidak rela.
"Aku tidak ingin mengandalkan wajahku untuk membuat dia peduli padaku, aku ingin memiliki seseorang yang mencintaiku apa adanya," gumam Aylin.
Dia kemudian memakai kembali cadarnya, dan begitu keluar dari kamar bersamaan dengan Alvian.
"Kamu mau kemana?" tanya Alvian sinis.
"Masak, ini saatnya aku makan malam," jawab Aylin mencoba tetap tenang, padahal sejak tadi dadanya bergemuruh.
"Oh, aku mau keluar dulu dengan Riana. Gara-gara kejadian siang tadi dia marah dan minta dibelikan mobil, karena aku mencintainya tentu saja akan aku belikan," timpal Alvian sengaja memanasi Aylin untuk menghilangkan rasa malu tadi.
"Tidak usah banyak cerita, kalau mau pergi tinggal pergi saja," sela Aylin merasa dirinya begitu bodoh.
Untung saja ia tadi mengurungkan niatnya untuk memperlihatkan wajahnya pada Alvian.
Karena pada akhirnya dia hanya akan malu sendiri mengharapkan orang yang jelas-jelas mencintai wanita lain.
**********
**********
Lanjuuuut kakak 💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼