Disaat bumi dikuasai oleh para alien berwujud monster mengerikan. Dunia dilanda kekacauan dimana mana, Umat manusia harus berperang menghadapi ancaman yang nyata tersebut.
Ini adalah awal dari permulaan punahnya umat manusia dari tangan monster ganas, Perwujudan dari alien yang kejam.
Didunia yang hancur ini, Hanya yang terkuatlah yang disegani dan yang lemah hanya akan menjadi mayat tak berharga.
~~
Quotes Day!
Dibuat rindu oleh perasaan, dilarang bertemu oleh keadaan, dan dilarang bersatu oleh kenyataan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Apin Zen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19 Memberikan Peringatan
Sepulang sekolah, Semua murid berhamburan tak sabar ingin pulang. Storm dan Kael tampak berjalan bersama sembari mengobrol ringan.
Storm dapat melihat kebanyakan dari murid lainnya, Pulang dijemput sopir pribadinya maupun pulang dengan bus ataupun kereta api.
Meski begitu, Storm memilih jalan kaki saja. Dia sudah terbiasa seperti ini. Menurut Storm, Berjalan kaki bagian dari olahraga ringan.
"Storm, Apa kamu ingin ikut denganku?. Kita akan membersihkan kotoran kotoran kota ini dari bahaya...
Kael menawarkan Storm untuk ikut dengannya. Dalam pembasmian kelompok penjahat dikota, Kael tidak mau melewatkan kesempatan ini begitu saja.
Setelah melihat dengan jelas. Temannya itu telah bertobat dari perbuatan mencurinya!
'Itu sangat menjijikkan sekali, Mana mau aku harus mengangkut kotoran orang lain...
Apalagi satu kota?'. Cuih, Pasti bau sekali!...
Storm meludah kesamping.
Dia sangat jijik mendengar tawaran dari temannya yang gila itu.
Mengajaknya mengambil dan mengangkut kotoran?. Apalagi satu kota sebesar ini?'.
Itu sangat mengerikan bagi Storm!
"Hei bodoh, Maksudku kita akan menjadi pahlawan dikota ini...
Bukan menjadi pengangkut kotoran yang kau maksud!". Kael sangat kesal pada Storm, Dia seperti orang bodoh yang tidak mengerti maksud sama sekali.
'Begitu ya? Seharusnya kau katakan lebih awal!...
Storm paham maksud ucapan Kael sembari memikirkan tawaran darinya.
"Terserah kau saja Storm, Berbicara denganmu hanya membuatku naik darah saja...
Kael mengelus dadanya berusaha tetap tenang.
Menghadapi teman sebodoh Storm itu. Kael tidak mau pertemanan mereka hancur karena dirinya.
'Hai Storm, Kamu mau pulang juga?'.
Lucy secara tiba tiba muncul dan berjalan disamping Storm.
Dengan malas Storm mengiyakannya saja. Lalu dia menanyakannya, Mengapa dia berada disini. Bukankah dia seharusnya pulang.
'Mengapa kau belum pulang juga?'.
'Aku kesini, Karena menawarkanmu untuk pulang bersama!
Bagaimana kalau kita pulang bareng?'.
Lucy menunjuk mobil sopir pribadinya yang tampak mewah. Tak lupa mengajak Storm untuk ikut dengannya pulang bersama.
'Huh, Dasar...
Kael tak senang melihat Lucy mengajak temannya pulang bersama.
Kael sudah berencana mengajak Storm kemarkasnya. Tempat dimana dia menjadi pahlawan dari balik bayangan kota.
Kael tidak ingin Lucy mengacaukan niatnya. Menjadikan Storm sebagai pahlawan yang diakui dikota ini.
"Pulang aja sana sendiri...
Husst, Pergi... Usir Kael pada Lucy.
'Heh, Kamu siapa mengusirku dari sini?"...
Ayo Storm kita jauhi penganggu seperti dia itu...
Lucy mengajak Storm segera meninggalkan tempat ini. Dia tidak ingin Kael mengganggu kebersamaannya bersama Storm.
Tentu saja Storm sangat bingung, Dia harus memilih yang mana. Pulang bersama Kael atau Lucy?.
Ah, Namanya rezeki anak soleh mana mungkin ditolak olehnya.
'Ayo Lucy, Kita tinggalkan Kael...
Storm menyungging senyum kemenangan. Dia bisa menggunakan Lucy sebagai alatnya untuk mencari uang dalam jumlah banyak.
"HAHAHA".
Tak sia sia aku menjadi laki laki yang tampan!...
Storm tertawa senang. Dia sudah membayangkan hidupnya berubah drastis.
"Hei Storm tunggu!
"Sial, Dasar wanita kurang ajar...
Umpat Kael dengan marahnya, Dia sedikit lagi bisa merekrut Storm kedalam tujuannya.
Namun berakhir gagal seperti ini.
Apa boleh buat, Kael memilih mengalah saja. Masih ada waktu baginya merekrut Storm sebagai teman seperjuangannya.
Saat tiba didepan mobil yang tampak mewah nan modern. Seorang laki laki kekar dan besar mencegat Storm yang ingin masuk kedalam mobil.
"Hei berhenti kamu! Dilarang memasuki mobil ini apalagi mendekati nona muda...
Laki laki besar utusan dari ayah Lucy, Dimana dia harus mencegah siapapun mendekati putrinya.
Sebagai anak buah yang taat. Laki laki besar sekaligus sopir pribadi nona mudanya, Tentu tidak akan segan pada laki laki bodoh dihadapannya itu.
"Siapa dia Lucy?'. Tanpa ragu Storm bertanya siapa orang yang tidak dikenalinya itu.
'Dia adalah sopir yang mengantar dan menjemputku sesuai permintaan ayah...
Lucy merasa tidak enak pada Storm. Akan sikap anak buah dari ayahnya yang sangat ganas itu.
'Beraninya laki laki miskin sepertimu menghiraukanku?".
Akan kuhabisi kau laki laki tidak punya sopan santun...
Sopir itu dengan cepat melayangkan pukulan terkuatnya pada laki laki bodoh didepannya itu.
"Berhenti paman, Dia adalah temanku...
Lucy berteriak meminta sopirnya itu menghentikan niatnya menghajar Storm.
Lucy tahu persis seperti perkataan ayahnya beberapa waktu lalu.
Sopir yang ditugaskan oleh ayahnya. Mantan penjahat ternama dikota yang memilih bertobat.
Dan memulai kehidupan sedehananya.
Tentu Lucy tidak mau melihat Storm harus menanggung semuanya.
Lucy yakin Storm akan terbaring koma dirumah sakit, Tak kuasa menahan betapa ganasnya sopir mantan penjahat ternama.
"BANG!
Storm dengan mudah menghalau pukulan yang mengarah padanya.
Tak cuma itu saja, Storm balik menyikut sopir yang merasa diatas angin itu.
"Ampun, ampun! Aduh, Aduh...
Sopir itu meminta ampun dengan wajah yang memelas.
Dia seperti memukul besi yang berlapis lapis. Padahal dia hanya ditahan oleh satu tangan saja darinya, Tapi terasa nyeri yang terasa amat menyakitkan baginya.
'Siapa kau?. Lalu mengapa kau ingin menghajarku, Jawab bodoh!...
Desak Storm dengan tegas.
Storm merasa tidak bersalah padanya. Tapi orang tidak dikenalinya ini ingin menghajarnya.
"Srasly, Saya sopir pribadi dari nona muda Lucy!...
Sopir yang memiliki nama Srasly itu, Berusaha menjelaskan siapa dia. Tak lupa meminta tangannya untuk dilepaskan dari cengkeraman kuatnya.
'Baiklah, Kau membuatku salah paham saja!'...
Storm segera melepas cengkeramannya.
Dia mengira orang bernama Srasly itu, Seorang penjahat yang mencoba mengambil uangnya.
Storm tidak mau sepersen pun uangnya harus direbut olehnya!
"Terima kasih, Tuan!. Srasly kini menghormati Storm dikarenakan dia bisa mati apabila tidak dilepaskan olehnya.
'Storm, Kamu baik baik saja kan?'.
Lucy menghampiri Storm lalu menanyakan keadaannya dengan cemas.
Wajar saja Lucy merasa cemas.
Srasly mantan pembunuh dan penjahat yang sangat disegani dulu, Namun memilih hidup sebagai pensiunan setelah mengabiskan karir kepenjatahannya.
Tentu Lucy tidak ingin, Storm mendapat tekanan dari sopirnya itu.
'Kau melihatnya sendiri bukan?. Aku baik baik saja...
Storm mengangguk, Dia merasa tidak kenapa napa. Tapi mengapa Lucy seperti khawatir padanya?.
'Ah, Mungkin dia takut uangnya juga direbut oleh orang itu juga?'.
Storm menduga Lucy tampak cemas. Karena orang bernama Srasly itu, Mencoba memalak nona mudanya sendiri.
Tentu Storm sangat hafal akan masalah ini.
Storm tahu biasanya pelayan dari majikan. Akan secara diam diam mengambil harta milik tuannya, Demi kepentingannya sendiri.
Hal itu tak bisa dimaafkan, Atas kelancangannya.
Storm harus waspada pada Srasly, Dia tampak curi pandang kearah dompet Lucy yang berbentuk tas kecil itu.
'Tenang saja Lucy, Selama aku berada didekatmu...
Uang milikmu akan aman terkendali!'.
Storm dengan percaya diri menenangkan Lucy yang seperti memikirkan uangnya, Hilang atau tidaknya?'.
Tak lupa Storm, Memberi isyarat pada Srasly untuk tidak berbuat jahat apalagi secara diam diam merampas uangnya maupun uang Lucy.
'Terima kasih Storm...
Meski ucapan Storm tampak aneh, Lucy dengan malu mengangguk patuh.
Dia sangat senang dipuji apalagi dilindungi oleh laki laki setampan dan sebaik dirinya. Lucy tidak mau membuang kesempatan emas ini, Terlewat begitu saja.
Dia harus bisa lebih dalam lagi menjalin hubungan baik bersamanya!
"Eh, Mengapa aku diancamnya?'.
Srasly memijat pilipisnya. Laki laki bernama Storm itu memberinya peringatan keras terhadapnya.
Seharusnya dia yang memberikan peringatan padanya, Karena telah mendekati nona mudanya.
Tetapi dia yang mendapat ancaman yang tidak dimengerti olehnya sendiri.
Srasly merasa harga dirinya sebagai penjahat ternama dulu, Kini tidak ada artinya dihadapan orang seperti itu