NovelToon NovelToon
Duda Kaya Itu Suamiku

Duda Kaya Itu Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahmuda / Duda / CEO
Popularitas:4.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yayuk Handayani

Janda hanyalah statusku.


Nadira Ayu, seorang gadis muda yang berparas cantik. Tak pernah terbayangkan oleh Nadira, jika dirinya akan menjadi seorang istri diusianya yang masih begitu muda.


Lika liku serta permasalahan dalam hidupnya seolah telah berhasil membuatnya terlempar dari keluarganya sendiri. Hingga pada suatu hari, dengan tanpa sengaja, dirinya dipertemukan dengan seorang gadis kecil yang begitu cantik.


Dan alangkah terkejutnya Nadira, saat gadis kecil itu menginginkannya untuk menjadi sang mommy baginya. Namun sayang, daddy dari gadis kecil itu memandang dirinya dengan sebelah mata hanya karena ia berstatus sebagai seorang janda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ayah Alpin Teulja Di Lual Tota

Selamat Membaca

🌿🌿🌿🌿🌿

Malam hari yang terasa begitu sunyi senyap, menjadi teman tidur bagi ibu muda dan juga bayi mungilnya. Sudah cukup lama Nadira membaringkan tubuh mungilnya itu dengan masih setia memeluk bayi mungilnya Alvin.

Nadira memperhatikan dengan begitu lekat wajah makhluk kecil yang tanpa dosa ini. Sepasang kedua bola mata indahnya memang menatap wajah mungil putranya Alvin, tapi, yang melatarbelakangi ia menatapnya adalah karena Nadira terngiang akan ucapan kedua sahabatnya yang tadi datang.

Apa yang telah diucapkan kedua sahabatnya itu, memang sudah ada dalam benaknya, namun, tak mengakar begitu kuat. Hingga setelah kedua sahabatnya yang berbicara, jadilah Nadira yang semakin merasakan adanya hal yang aneh yang telah terjadi.

Nadira masih menatap wajah terlelap Alvin. Sepuluh hari merawatnya benar - benar membuat Nadira telah jatuh hati padanya. Baginya Alvin adalah putranya, ia sangat menyayanginya, dan bersama Alvin lah Nadira merasakan kebahagiaan sebagai seorang ibu untuk pertama kalinya.

Cup... sebuah kecupan hangat yang begitu lembut, Nadira sematkan pada kening mungil putranya.

" Alvin, anak bunda, bunda tidak tahu nak apakah firasat bunda ini benar atau salah. Namun yang pasti, bunda sangat menyayangimu seperti bunda menyayangi anak kandung bunda sendiri.... jika, kamu memang benar anak kak Dani dengan perempuan lain, InsyaAllah, bunda ikhlas menerimanya nak... bunda sangat menyayangimu Alvin ". Seru Nadira dengan segala kasih sayangnya.

Makhluk mungil itu masih setia Nadira peluk dengan hangat. Ia memeluknya seolah tak ingin kehilangannya. Dan tanpa terasa, telah terjatuh tetesan air mata nan bening dari kedua mata indahnya.

Sebenarnya Nadira sendiri juga tak paham mengapa dirinya harus menangis. Bukankah ia tak memiliki perasaan apapun pada suaminya Dani, lalu mengapa dirinya harus menangis?, karena memang pada faktanya, Dani tetaplah suaminya, meski mereka tak saling mencintai, tetap saja akan menimbulkan rasa tak mengenakkan pada hati Nadira, apalagi sesuatu yang tak mengenakkan itu adalah adalah firasatnya yang mengatakan jika Alvin adalah anak Dani bersama wanita lain.

*****

Hari - hari masih terus berlalu menyusuri pergantian waktu. Tanpa terasa tiga tahun sudah Nadira menjalani bahtera rumah tangga bersama Dani. Namun, selama tiga tahun pula, sikap suaminya Dani masih sama seperti yang dulu, masih sama seperti pada saat hari pertama Nadira menjadi istrinya, lebih tepatnya menjadi istri yang tak dianggap.

Berjalan nya waktu hingga tiga tahun lamanya, menandakan jika si kecil Alvin telah tumbuh menjadi anak balita yang sehat dan begitu menggemaskan. Alvin tumbuh menjadi anak yang begitu menyayangi ibunya. Bahkan kemanapun ibunya pergi anak balita laki - laki itu selalu saja ingin ikut.

Dan pada pagi hari yang belum menunjukkan pukul enam pagi, Nadira ingin membeli beberapa sayuran yang biasa bapak gerobak sayur menjualnya dan bersinggah di depan pintu gerbang rumahnya.

" Bunda, hali ini bunda ingin beli sayul lagi? ". Seru si mungil Alvin tiba - tiba yang sudah berdiri tegak di belakang tubuh Nadira.

Sontak Nadira pun langsung berhenti sebelum di ambang pintu dan menoleh pada sosok mungil yang berseru kepadanya.

" Anak bunda, sudah di sini rupanya, iya, bunda ingin keluar nak, mau beli sayur, Alvin ingin sesuatu, biar bunda belikan jajanan pasar di sana? ". Sahut Nadira lembut setelah mendekati putranya.

" Emmm... Alpin mau itut bunda saja, Alpin mau cali sendili jajannya ". Sahut Alvin, rupanya bocah kecil itu ingin melihat sendiri secara langsung jajanan pasar yang sering dibelikan oleh bunda nya dari penjual sayur itu.

Nadira tak langsung menyahut, ia sedikit mempertimbangkan keinginan putranya, namun tak lama dari itu, Nadira pun mengangguk sebagai tanda jika dirinya setuju dengan permintaan putranya.

" Ya sudah sayang, Alvin boleh ikut ". Sahut Nadira dengan tersenyum, lalu ibu muda itu mulai meraih tangan kanan mungil putranya menuju halaman depan rumah.

Alvin tersenyum senang karena akhirnya bocah kecil itu mendapat kesempatan untuk bisa melihat secara langsung jajanan pasar yang sering ia makan.

Dengan perlahan mengikuti langkah mungil putranya, Nadira menuju gerobak sayur itu. Nampak di sana sudah ada tiga orang wanita paru baya yang memang menjadi pelanggan setia bapak penjual sayuran itu.

" Selamat pagi pak Mahmud, ibu - ibu ". Sapa Nadira ramah setelah ia dan juga putranya berada di dekat gerobak sayur itu.

" Selamat pagi nak Dira ". Sahut mereka yang juga tak kalah ramahnya.

" Eh, ini anak kamu ya nak Dira, tumben ikut, biasanya kan yang selalu sama kamu kalau tidak bi Asih pasti bi Ida ". Seru salah satu dari ketiga wanita paru baya itu yaitu bu Suri.

" Iya bu, saya memang sengaja bawa anak, bi Asih sama bi Ida memang sengaja tidak saya ajak ". Sahut Dira apa adanya.

" Oooh ". Ketiga wanita paru baya itupun mengangguk paham.

Nadira lalu meraih tubuh mungil putranya Alvin, untuk ia gendong. Alvin si bocah mungil itupun mulai memperhatikan beberapa jajaran kue pasar yang tersedia di sana. Semuanya benar - benar terlihat menarik indera penglihatannya.

" Alvin mau yang mana sayang? ". Seru Nadira karena sepertinya putra kecilnya ini nampak kebingungan dengan banyaknya jajanan tradisional yang ada di depannya.

" Wah, sepertinya nak Alvin bingung ya mau pilih yang mana? ". Seru bapak tukang sayur itu yang tak lain adalah pak Mahmud.

" Mau bunda pilihkan sayang? ". Tawar Nadira dan Alvin pun meresponnya dengan anggukan.

Nadira mulai memilih beberapa jajanan yang ada di sana, dan Alvin pun ternyata menunjuk dua jajanan pasar yang belum pernah ia makan karena ibunya sering membelikan jajanan yang lain.

" Ada lagi yang Alvin mau? ". Tawar Nadira lagi.

" Tidak ada bunda, ini saja ". Sahutnya.

Seusai membeli jajanan untuk putranya, Nadira pun kembali melanjutkan untuk membeli beberapa sayuran untuk persediaan selama dua atau tiga hari ke depan.

Sebenarnya di saat Nadira dengan sang putra datang untuk pertama kalinya, ketiga wanita paru baya itu seolah tak berhenti menatap, apalagi menatap Alvin.

Sepertinya ketiga wanita paru baya itu begitu penasaran dengan sosok Alvin, anak dari Nadira yang sangat jarang bahkan hampir tak pernah orang - orang lihat selain hanya terkadang Alvin muncul dan berada di teras rumahnya.

" Emm... nak Dira ". Seru bu Suri tiba - tiba.

" Iya bu ada apa? ". Sahut Nadira.

" Ibu boleh tanya sesuatu? ". Tanya bu Suri.

" Boleh, memangnya ibu mau bertanya apa? ". Sahut Nadira.

" Maaf ya, bukannya ibu mau tahu urusan kehidupan orang lain, Alvin ini kan anak kamu, tapi kapan ya kamu hamil, kok Ibu tidak pernah melihatnya? ". Seru bu Suri pada akhirnya karena itulah yang selalu membuatnya penasaran akan sosok Alvin.

Nadira langsung terdiam. Tangan mungilnya yang awalnya nampak lihai memilah dan memilih sayuran, kini seketika langsung terhenti karena pertanyaan dari tetangganya.

" Iya nak Dira, kapan ya kamu hamil?, dan kemana juga suami kamu, kok ibu belum pernah melihatnya? ". Timpal ibu yang satunya yang tak lain adalah bu Tuti.

Nadira semakin tak mampu menggerakkan kedua belah bibirnya. Lidahnya benar - benar terasa kelu. Nadira tak tahu harus menjawab apa. Pertanyaan mereka benar - benar memojokkan nya. Itulah mengapa sebabnya Nadira sangat jarang bahkan hampir tak pernah membawa putranya keluar lebih dari gerbang halaman rumahnya, karena hal semacam inilah yang dirinya takutkan.

" Ibu - ibu, ayah Alpin lagi teulja di lual tota, jadi ayah Alpin tidak ada di lumah ". Sentak Alvin yang tiba - tiba menyahuti pertanyaan ibu - ibu itu.

Entah keberanian dari mana, namun, sepertinya Alvin tak suka dengan pertanyaan ibu - ibu ini.

" Hehe... iya nak Alvin, ayah kamu sedang bekerja di luar kota ya ". Sahut bu Suri dengan tawa sumbangnya. Bu Suri sudah menyadarinya sekarang jika baik Nadira dan juga anaknya, tak menyukai pertanyaan nya ini.

" Ayah Alpin itu, teulja di lual tota, ayah Alpin juga seling pidio tol sama Alpin ". Tambah Alvin lagi. Sepertinya bocah kecil itu ingin memperjelas jika suami dari ibunya yang tak lain adalah ayah Alvin sendiri benar - benar ada.

" Oh, iya nak Alvin ". Sahut bu Suri dan bu Tuti. Mereka merasa tak enak hati karena sepertinya Nadira dan juga putranya merasa sangat tersinggung.

Sementara pak Mahmud dan juga pembelinya yang satunya hanya bisa diam. Sebenarnya mereka merasa sedikit heran dengan bu Suri dan bu Tuti. Bisa - bisanya mereka berdua begitu ingin tahu kehidupan orang lain, apalagi yang ditanyakan adalah kehidupan rumah tangga Nadira, ada - ada saja. Jika sudah tersinggung seperti ini, kan jadi repot.

" Ya sudah pak Mahmud, Dira beli empat ikat sayur ini saja ". Sahut pada akhirnya.

" Yakin nak Dira hanya mau beli ini, biasanya kan lebih banyak dari ini? ". Sahut pak Mahmud.

" Yakin pak, Dira rasa ini sudah cukup untuk hari ini dan besok ". Jelas Dira.

" Baiklah nak, akan segera bapak bungkus ". Sahut pak Mahmud, lalu pria paru baya itupun segera memasukkan sayuran milik Dira ke kantong plastik sebelum akhirnya Nadira bawa.

" Ya sudah kalau begitu, pak Mahmud ibu - ibu, Nadira masuk dulu ". Pungkas Dira pada akhirnya, lalu wanita cantik itupun melenggang masuk bersama anaknya meninggalkan empat orang paru baya itu di sana.

" Aduh, ini semua gara - gara bu Suri sama bu Tuti ini, pasti nak Dira itu tersinggung ibu tanya - tanya kehidupan pribadinya, lain kali, tidak perlu lah bu mengurusi kehidupan pribadi orang lain ". Seru bu Tika pada akhirnya setelah cukup lama wanita paru baya itu diam.

Bu Suri dan bu Tuti pun tak menyahut ocehan temannya bu Tika. Mereka seolah bersikap masa bodoh meski sebenarnya di dalam hatinya mereka merasa bersalah.

Bersambung..........

Hai kakak - kakak, Author kembali update, semangat membaca.

🙏🙏🙏🙏🙏❤❤❤❤❤

🌿🌿🌿🌿🌿

1
Tri Utari Agustina
Cerita bagus banget thor semangat
Yayuk Handayani: Terima kasih kak 🙏
total 1 replies
reni puspitasari
Luar biasa
reni puspitasari
Lumayan
pejuang rupiah😶‍🌫️
Biasa
Tri Utari Agustina
Rasakan Ria diberhenti oleh Andara karena mengasih minyak goreng dikolam renang
Tri Utari Agustina
Suster Ria mau dengan Andara kaca suster ria
Sandisalbiah
mohon maaf sebelumnya.. bukankah saat ini posiai Andra baru akan keluar rumah sakit ya... itu pas kecelakaan bukanya kondisi tangan Andra ada yg patah.. terus kok bisa gendong Nadira..?? 🤔🤔🤔🤔
Tri Utari Agustina
Rasakan Santi dan Siska dibentak oleh Andara
Tri Utari Agustina
Semoga Celine berbohong masalah penyakitnya semoga ketahuan oleh Andara
Sandisalbiah
mungkin setelah kecelakaan otak Andra jd lebih waras dan sikap egoisnya jd berkurang
Sandisalbiah
bodoh apa pura² bego si Andra ini...
Sandisalbiah
preett lah Ndra.. kalau kata maaf bisa menyelesaikan semua masalah.. dan kata maaf bisa menghilangkan rasa sakit di hati maka dunia ini tdk memerlukan hukum dan peraturan..
Sandisalbiah
hadeh.. lemah banget MC ceweknya.. gampang banget di tindas..
Runik Runma
rasain kmu ndra
Runik Runma
ntar bucin loh
Sandisalbiah
laki² egois si Dani ini... pengecut banget sikapnya
Indira Ira
Luar biasa
Tri Utari Agustina
Dasar Dani tidak tahu diri menyuruh Dira menjaga anaknya
Tri Utari Agustina
Jahat mama Santi terhadap Dira semoga ada balasannya
Tri Utari Agustina
Apa Dira anak pungut atau anak kandung thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!