NovelToon NovelToon
Takdir Yang Kusalahkan

Takdir Yang Kusalahkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:846
Nilai: 5
Nama Author: Niethayoel342

Takdir yang tak bisa di pungkir, semua adalah ketentuan Allah Swt
begitupun dengan kehidupan seorang wanita independen dan mandiri yang dijalani oleh Neneng seorang guru bahasa di sebuah lembaga pendidikan
apa saja perihal yang dihadapi oleh seorang Neneng??
ikuti kisahnya di sini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niethayoel342, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 11

Diruang tamu berukuran sederhana, kursi sofa klasik dengan meja dihiasi bunga hias karyaku taplak meja dengan warna senada dengan bunga. sepiring cemilan nasi goreng, duduk berhadapan emak dan bapak di tengah ada adikku yang sedang makan pisang goreng buatan emak. Aku duduk di samping kanan kursi sofa yang diduduki emak dan bapak. Disamping Kang Ajid.

"makan nak, " tawar emak memecahkan kekauan sore itu. entah kenapa perasaan tak karuan begini, debar di dada seperti akan di sidang dan sebagai terdakwa. Gerimis malam menemani kami yang sedang berkumpul. Indahnya hangat kekeluargaan di antara kami seakan sudah lama dirindukan.

"hujan, nak. Sekalian saja menginap disini, pakai kamar neneng. Nanti neneng sama emak di kamar, biar bapak depan tivi tidurnya." kata bapak sambil santai menghisap tembakau dalam pipah nya.

"ya pak gak enak biar nanti nunggu hujan reda kebetulan saya gak bawa jas hujan, tertinggal di mes." jawab Kang Ajid.

"gak enak sama siapa, kita ni keluarga kan. Urusan jodo atau enggak itu urusan Allah yang terpenting menjalin silaturahmi kekeluargaan." bapak menimpali.

"emak..bapak... Saya kesini hendak mengobrol sesuatu. Menyambung obrolan yang waktu itu saya obrolkan maka hari ini saya ingin memastikan...."

terlihat Kang Ajid mengatur nafas. " minggu depan saya sudah berangkat ke Bengkulu, mulai besok dan 3 tahun ke depan saya bertugas pelatihan disana. Mohon doa nya dari bapak dan emak disini..."

bapak dan emak terlihat seksama memperhatikan obrolan Kang Ajid. "untuk itu, saya ingin serius hubungan dengan Neng. Mohon maaf kalau saya lancang pak, saya dan Neng tidak sama sekali berpacaran. Kami hanya sering bertemu karena kampusnya dan mes ku bersebrangan. Saya sering ketemu Neng dan bertegur sapa, dari situlah saya mulai jatuh hati sama neng. Melihat sosoknya yang sederhana, dan pekerja keras... Apakah bapak dan emak mengizinkan kalau saya meminang neng dengan sederhana ini?" ucap Kang Ajid sambil menunduk. Tangan kanan nya sambil memegang jemariku di samping pahanya. Kuasakan gemetar dan dingin sekali tangannya.

Bapakku, yang dikenal garang, jutek, serta tidak pandai bersahabat dengan orang baru tapi menghadapi Kang Ajid dia seolah bersimpati. Pikirku, aku takut bapak mengeluarkan kata kata yang bisa menyinggung Kang ajid, ya Allah tolonglah.

"bapak dan emak di sini gimana neng, nen gimana dengan niatan Kang Ajid, suka?" tanya bapa menatap kearahku. Aku mengangguk. "mau menunggu 3 tahun, sanggup?" tanya bapak lagi. Lagi lagi aku mengangguk. "kalian siap jarak jauh dan mampu menahan segala godaan dan cobaan?" tanya bapak meyakinkan. Kami berdua mengangguk sambil bersamaan mengucapkan " siap inshaallah." jawab kami berdua.

"alhamdulilah " kata emak. " syukur kalau punya niatan baik inshaallah, allah akan dekatkan yang terbaik juga untuk kalian berdua. Gini nak, kalau nak Ajid benar benar serius bawalah kemari orang tua nak Ajid kita bertaaruf." pungkas bapak.

"baik pak, sebentar saya telfon dulu sekarang."kata Kang Ajid.

"bukan di telepon kumaha atuh!" potong bapak. Sampai Kang Ajid kaget.

"bukan pak meyakinkan, kesiapan mereka besok atau lusa bisa kita acarakan."

tak lama satu sambungan video call di hape Kang Ajid. "bu, ini Nang bu. Ana bapake bu." bahasa khas daerah Cirebon sunda nya keluar deh. " ene nang, priben jeh kabare nang ndi?" tanya ibu nya.

"alhamdulilah sihat bu, ana bapake karo ibu nang ning tempate wong wadon pujaan ati Nang bu."

"sopo, nang walah... Keakehan gaya Nang. mana jelok bapake?" Kang ajid mengarahkan kamera video ke arahku. "ngomong geh neng." kata Kang Ajid.

assalamualaikum pak, buk mohon maaf perkenalkan saya Neneng, Kang Ajid disini dirumah neng. Ini bapak dan emak neng. Ku perkenalkan mereka. Alhamdulilah silaturahmi lewat saluran video call berjalan lancar.

"buk..pak... Orangtua neng ingin silaturahmi dengan bapak dan ibu kapan bapak bisa kesini minggu depan Nang pergi ke Bengkulu selama tiga tahun."

" yo terserah bapake siap kapan we Nang." balas bapak Kang Ajid.

"wis nang, engko ngobrol lagi di mes mu." kata ibu Kang Ajid menimpali. Kang Ajid mengakhiri percakapannya dengan orang tuanya.

"pak, mak, inshaallah dalam beberapa hari ini besok saya kabarin bapak dan ibu saya hendak kesini. Namun sebelumnya saya minta maaf jika saya tidak membawa apa apa hanya membawa niat tulus saja." sambung Kang Ajid.

Malam semakin larut, di kursi teras depan aku bersama Kang Ajid menikmati indahnya hujan gerimis tapi tak kunjung mereda. Ada kopi late kesukaan Kang Ajid dan goreng pisang emak. Jam tangan menunjukan pukul 20.00 WIB.

"kang, neng takut emak dan bapak Akang kurang setuju sama keluarga Neng yang bukan dari keluarga berada." kataku memecahkan lamunan sesaat.

"kenapa bicara gituh?keluarga Akang juga sama Neng. Tetap tenang neng, dan makasih sudah tulus menerima Akang yang seadanya begini."

Aku tersenyum tulus. Hujan yang semakin deras. Kami lun segera menutup pintu dan kembali ke dalam rumah.

...****************...

1
Tadashi Hamada
Kenapa thor bikin pembaca penasaran banget sih? Cepat updatee! 😭
Niethayoel342: tunggu ya say ... follow dulu okeh. terimakasih dukungannya 🙏🙏🙏
total 1 replies
Dulcie
Kapan update lagi?
Niethayoel342: ditunggu ya say
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!