WANITA BARBAR ITU ISTRIKU

Akhirnya Vanny resmi menjadi mahasiswa pada salah satu kampus swasta ternama dikota itu. Vanny pun mengambil kuliah malam, karena pada siang dan sore hari dia akan mengabiskan waktunya untuk bekerja diperusahaan.

Kevin adalah orang yang memilihkan kampus itu untuk Vanny, karena dia sendirilah pemilik kampus swasta ternama itu. Siapa yang tak mengenalnya, 70% kota itu berada dalam pengaruhnya dan kekuasaan nya. Dan suatu saat nanti Arvan lah yang akan mewarisi kekayaan Kevin.

"Aku akan menggunakan kesempatan yang diberikan tuan dengan sebaik-baiknya. Aku berjanji tidak akan mengecewakan tuan Kevin. Terimakasih banyak untuk kebaikan anda tuan."

Vanny merasa sangat berhutang budi dengan kebaikan Kevin, ia tak tau dengan cara apa dia akan membalas kebaikan Kevin.

Hari ini hari pertama Vanny menjalani kuliah, betapa senangnya Vanny, ternyata kuliah sangat berbeda jauh dengan sekolah SMA yang penuh aturan, karena ia sendiripun tidak suka diatur. Baginya aturan dibuat untuk dilanggar. Maka tak heran Vanny sering mendapat masalah disekolahnya dulu, dikarenakan Vanny yang sering tidak taat pada aturan sekolah.

Tak disangka-sangka teman yang ia kenal baik ternyata satu kuliah dengannya.

"Vanny kan..?"

"Ya ampun, gilang !! Kau kuliah disini juga..?"

"Iya Van, tadi aku sempat ragu menyapamu, kau terlihat berbeda. Jadi, aku takut salah orang."

"Berbeda bagai mana maksudnya.? Aku masih begini-begini saja, tidak ada yang berubah."

"Kau terlihat semakin cantik, dan penampilan mu cukup rapi, tidak urakan seperti sekolah SMA dulu."

"Haha, kau bisa saja. Yaah namanya juga sudah anak kuliah, berubah menjadi lebih baik aku rasa tidak masalah. Oh ya, Gilang kenapa kau mengambil kuliah malam.?"

"Aku disini, sambil bekerja Van, karena tidak ingin memberatkan kedua orang tua ku. Jadi aku harus mandiri. Bekerja sambil kuliah juga bagus kan, kita bisa kuliah sekaligus mendapat pengalaman kerja."

"Betul banget, aku juga sambil kerja, makanya ambil kuliah malam."

"kalau boleh tau kau bekerja dimana.?"

"Aku bekerja di perusahaan PT Gemilang Group Tbk."

"Buset.!!! Itu perusahaan besar, bagai mana bisa kau bekerja disana.? Pasti kau jadi Cleaning Service kan..?"

"Bukan, aku disana bekerja sebagai sekretaris CEO."

"What...? Gila bener !! Kau pasti berbohong van. Mana mungkin tamatan SMA bisa jadi sekretaris diperusahaan sebesar itu."

"Ya sudah kalau tak percaya, oh ya. Aku pulang duluan ya, udah jam 10 malam soalnya. Takut kemalaman pulangnya."

"Oh yaudah, bye bye.! Sambai jumpa besok malam yaa."

"Ok, bye."

Vanny pun berlalu dan pulang ke mansion Kevin yang diantar oleh supir. Dia masih memikirkan Gilang yang sangat peduli pada nya waktu SMA dulu. Jika semua orang menjauhinya hanya karena dia barbar dan selalu punya masalah, tidak dengan Gilang, yang selalu bersedia menjadi teman Vanny di kala suka maupun duka. Dia juga sering mengingatkan Vanny agar berubah, agar bisa menjadi kebanggaan orang tua.

Gilang yang selalu berprestasi disekolahnya tidak malu menjadi bulanan-bulanan siswa lain karena mau bergaul dengan Vanny. Vanny adalah orang yang sangat tulus kepada orang yang baik padanya, iapun berjanji untuk membantu Gilang apabila Gilang kesusahan, seperti yang Gilang dulu lakukan padanya.

Setelah sampai di mansion, ia langsung mendapat pertanyaan dari Kevin.

"Bagai mana hari pertama kuliahmu.?"

"Sangat baik tuan, aku sangat menyukai kuliah di kampus itu, selain dosennya tidak ribet, mata kuliah yang aku ambil pun sangat bagus untuk menunjang karirku, jadi aku sangat semangat. Aku tidak ingin mengecewakan tuan."

Melihat Vanny yang sangat semangat Kevin pun tersenyum, dan dia merasa Vanny akan menjadi orang sukses. Sisi lain dari seorang Vanny, apabila ingin mendapatkan sesuatu maka ia akan terlihat ambisius, tak peduli apapun tantangannya, dia akan meraih apapun yang dia suka.

"Baiklah tuan, saya pergi kekamar dulu, untuk membersihkan diri lalu tidur. Hari ini cukup melelahkan."

Vanny undur diri dari hadapan Kevin, karena ia merasa lelah dan ingin segera tidur.

"Baik, selamat istirahat vanny." Ucap Kevin dengan senyum."

"Ok Tuan."

Ia pun berlalu, dan pergi kekamarnya. Sesampai dikamar ia menghempaskan diri ke atas kasur empuknya, merasa lelah dan penat seharian bekerja, dan malam lanjut kuliah.

Dia benar-benar menikmati harinya. Dia akan menunjukkan bahwa ia juga mampu berhasil, tak seperti perkataan-perkataan guru yang selalu menjatuhkannya dengan mengatakan bahwa Vanny anak yang punya masa depan suram.

Kring kring.!!! Alaram Vanny pun berdering. Waktu sudah menunjukkan pukul 05.00 Wib. Vanny pun segera tersadar dari tidurnya. Ia segera mandi kemudian melaksanakan shalat subuh. Setelah itu dia bersiap untuk pergi ke kantor.

Seperti biasa dia dan Arvan akan selalu berangkat bersama, tak akan ada percakapan di mobil. Arvan yang selalu cuek dan dingin, tidak akan pernah menganggap Vanny ada. Begitu juga Vanny, dia tak terlalu memusingkan hal itu. Fokusnya hanyalah bekerja, dan kuliah kesempatan emas yang tidak akan ia sia-siakan.

Sesampainya dikantor, Arvan membuat Vanny kewalahan dengan jadwal meeting yang harus ia siapkan.

"Kau siapkan semua agendaku hari ini, dan jangan lupa kau tulis semua hasil rapat dan rekap dalam satu laporan. Jangan sampai ada kesalahan lagi. Kalau sampai kau salah lagi, akan kulemparkan laporan itu kewajahmu."

"Iya tuan Arvan terhormat, akan aku usahakan agar tidak terjadi kesalahan."

"Dan satu lagi, kau ikut aku untuk rapat, disana kau harus menggunakan telingamu dan kecermatanmu untuk menulis bagian-bagian penting dari hasil rapat yang di adakan, kemudian kau persentasikan kesimpulannya didepan para kelien kita."

Dalam hati Vanny berucap.

"Aduh Bagai mana ini !! aku sangat grogi, ini adalah hari pertamaku ikut rapat, bagaimana kalau aku tidak bisa menyampaikan hasil rapat itu dengan benar."!!

Vanny segera menghubungi Bram, dan meminta bantuan untuk mengatasi masalah ini.

"Pak Bram, aku sangat gelisah, bagai mana bisa Arvan menyuruhku untuk mengikuti rapat dan harus menyimpulkan hasil rapat itu dan di persentasikan di depan para klien."

Bram pun mencoba menenangkan Vanny, dan menjelaskan secara rinci hal apa saja yang akan ia lakukan ketika sedang mengikuti rapat.

"Kau harus cermat dalam menanggapi keinginan para perusahaan yang ingin bekerja sama, kau harus jeli dalam melihat benefit kedua perusahaan yang akan diraih dalam kerja sama ini. Para sekretaris dari perusahaan masing-masing akan menjelaskan profil perusahaan mereka dan apa saja pencapaian mereka. Keuntungan apa saja yang bisa dicapai oleh kedua belah pihak dari kerja sama yang akan dilakukan. Itu semua adalah poin penting yang harus kau catat dan rangkum dengan secara rinci dan jelas. Kemudian persentasikan itu diakhir penutupan rapat."

Demikian Bram menjelaskan kepada Vanny dengan secara rinci dan mudah dipahami. Vanny pun merasa sudah lebih paham dengan apa yang dijelaskan oleh Bram. Dia kemudian meyakinkan dirinya bahwa ia bisa, jika pun gagal maka akan ia jadikan sebagai pelajaran berharga.

"Aku yakin kau bisa Van, jangan meragukan kemampuan mu, kau harus yakin dengan dirimu sendiri."

"Terima kasih pak Bram, aku akan mencoba melakukan yang terbaik."

"Ok good luck. Aku yakin kau pasti bisa."

Vanny pun mengangguk, kemudian meyakin kan dirinya untuk bisa melakukan yang terbaik.