NovelToon NovelToon
Menjadi Suami Kilat CEO Cantik

Menjadi Suami Kilat CEO Cantik

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: grandpa

Berangkat dari cinta manis di SMA, Daris dan Felicia duduk bersanding di pelaminan.

Perkawinan mereka hanya seumur jagung. Felicia merasa tertipu dengan status sosial Daris. Padahal Daris tidak pernah menipunya.

Dapatkah cinta mengalahkan kasta, sementara berbagai peristiwa menggiring mereka untuk menghapus jejak masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon grandpa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dijual Perkilo

Hanya satu perempuan yang berani memanggilnya dengan nama belakang atau inisial, yaitu perempuan yang sekarang berdiri di hadapannya!

Tiara tahu kalau dirinya benci dipanggil Pras atau DP. Ia pernah mogok mampir ke fakultas kedokteran, tapi gadis itu datang ke fakultasnya membawa panggilan itu.

Pras adalah mahasiswa katrok berkacamata setebal kaca mikroskop. Kutu buku. Tak punya teman karena jorok.

Daris jengkel disamakan dengan dirinya.

Nah, DP bukan Daris Prasetya. Tapi Dijual Perkilo, gara-gara pedagang buah buka lapak di gerbang kampus dan dipasang plank bertuliskan dijual perkilo.

Tiara bahkan sempat meledeknya saat mereka wisuda.

"Kamu tahu nggak singkatan gelar SM di belakang namamu?" tanyanya.

"Sarjana Manajemen."

"Untuk wisudawan lain, untukmu; Susah Move on!"

Daris dibilang susah move on gara-gara kepergok lagi melihat foto Felicia di galeri handphone.

Tiara adalah cat yang mewarnai kanvas kehidupannya dengan absurd.

Daris bersyukur mereka tidak pernah bertemu lagi setelah wisuda.

Tapi dunia betul-betul sempit!

Sekarang Tiara muncul dengan stetoskop tergantung di leher dan jas putih sebagai kepala Puskesmas!

Tangan Tiara bergerak-gerak di depan wajahnya seperti wiper mobil.

"Kau pikir wajahku kaca mobil?" gerutu Daris keki.

"Untuk memastikan saja," dalih Tiara. "Biasanya kena serangan stroke secara mendadak kalau bengong begini."

Daris tersenyum kecut. "Jadi dokter harus responsif ya?"

"Ngobrolnya di rumah saja," kata Tiara. "Minuman lagi kosong di ruang kerja. Ada obat cuci perut."

"Rumahmu dekat sini?"

"Di belakang Puskesmas."

Mereka berjalan lewat halaman samping. Rumpun bunga berderet di sisi halaman memagari jalan perkampungan. Putik bunga bermekaran, harum semerbak.

Rumah besar dan megah berdiri di belakang Puskesmas, terpisah kebun obat dan jalan beton. Memiliki halaman luas. Di sampingnya ada bangunan terbuka dengan beberapa gundukan singkong.

Ada tiga colt pick up parkir di halaman antri bongkar. Empat pekerja sedang menurunkan singkong dari bak colt diawasi seorang mandor.

"Beginilah usaha Abah," jelas Tiara. "Singkong itu nanti dibersihkan kulitnya, lalu diangkut ke pabrik tapioka."

"Mantri bilang ayahmu Kades."

"Memangnya Kades tidak boleh jualan singkong?"

"Jual beli jabatan saja boleh."

"Pariban dari kota ya, dok?" celetuk mandor.

"Kepo," sergah Tiara. "Urus saja singkong. Jangan kayak kemarin, berapa kwintal singkong busuk lolos?"

"Petaninya nakal," dalih mandor. "Makanya saya black list."

"Ngeles saja kayak bajay."

Tiara berjalan ke kursi jati bening mengkilap di beranda.

"Silakan duduk," kata Tiara. "Aku bikin minuman dulu."

"Jangan repot-repot, dok," cegah Rania.

"Bikin minuman kok repot? Ditertawakan orang kampung nanti. Baiknya semua dikerjakan sendiri kalau kamu tinggal di sini. Bukan tidak boleh punya pembantu, kelihatan aneh saja bagi warga."

Tiara pergi ke dalam rumah.

"Aku jadi tidak enak sama dokter Tiara," keluh Rania.

"Dibikin enak saja," sahut Daris santai. "Aku justru merasa plong Tiara jadi dokter penanggung jawab. Aku tahu betul siapa dirinya."

Satu kekhawatiran telah lewat. Rania praktek bersama sahabatnya. Pasien botuna juga bukan masalah. Mereka kurang perhatian saja dari keluarga sehingga cari perhatian di luar.

Tinggal satu kekuatirannya. Ia belum menemukan rumah yang cocok untuk disewa. Tadi ada nenek tinggal sendirian, tapi rumah tua, butuh biaya besar untuk renovasi supaya layak dihuni calon dokter.

Daris ingin memberikan fasilitas terbaik kepada adiknya. Ia rela mengurangi keperluannya sendiri.

"Aku jadi tidak enak karena kalian sahabat karib," kata Rania. "Pas aku bilang siapa yang mengantar, dokter Tiara banyak bertanya tentang kakak. Aku sampai heran yang jadi koas itu aku atau kakak."

"Terus tidak enaknya di mana?"

"Dokter Tiara tidak tahu kalau keluarga kita sudah bangkrut. Ia mengenal kakak sebagai anak pengusaha sukses."

"Aku tidak pernah cerita di kampus, kupikir buat apa? Aku tidak butuh simpati."

"Aku juga belum bilang kalau kakak sudah married."

Daris tersenyum samar. "Memangnya kenapa?"

"Tiba-tiba saja aku merasa dokter Tiara akan kecewa."

Daris mengucek rambutnya dengan sayang. "Kau tidak dengar kata mandor tadi? Dokter Tiara sudah punya pariban, tapi mandor itu belum kenal siapa orangnya, sehingga aku disangka calon suaminya. Sudahlah. Pikirkan saja koasmu."

"Tapi aku pasti kena dampak kalau dokter Tiara mengetahui kakak bukan lagi anak pengusaha dan sudah married."

"Apa pengaruhnya bagi dokter Tiara?"

"Dokter Tiara seperti jatuh hati sama kakak."

"Sikapnya dari dulu seperti itu, mancing-mancing. Dengar ya Nancy Momoland ku, aku itu cuma obyek bullying untuk mengusir stres kuliah di kedokteran. Sahabat satu lagi sering membelaku. Jadi ramai deh."

Tiara muncul dari dalam rumah membawa dua cangkir minuman dan beberapa potong pastry. Ditaruhnya di meja.

"Jadi merepotkan, dok," kata Rania.

"Kamu itu dari tadi bilang repot terus," tegur Tiara. "Makanya sering berkunjung ke dapur meski banyak pembantu di rumah, biar tahu bagaimana nikmatnya bisa masak. Jangan-jangan kamu masak air saja gosong."

"Nggaklah, dok," senyum Rania. "Sedikit-sedikit aku tahu urusan dapur."

"Eh, jangan salah. Ada loh cewek masak air pancinya sampai hangus terbakar. Bestie ku, bestie kakakmu juga. Sekarang Fiona jadi selebgram."

"Jadi ia langsung viral gara-gara panci terbakar?"

"Bukan. Ia viral gara-gara sayur asam dikira sayur basi. Jadi ramai deh sama pelayan restoran. Gara-gara kakakmu tuh."

Daris tersenyum. "Kamu tidak berubah."

"Masih suka ngegosip?"

"Cantiknya."

Rania menyodok Daris dengan sikutnya.

"Kamu juga tidak berubah."

"Apanya?"

"Belum move on. Sampai sekarang belum ketemu juga sama cewek itu?"

"Tolong jangan bahas masa lalu di depan adikku. Ia jadi planga-plongo. Oh ya, ada rekomendasi rumah yang disewakan?"

"Ada."

"Tolong antar aku untuk melihatnya."

"Kan sudah sampai."

"Rumahmu disewakan?"

"Boleh tinggal secara gratis. Ada kamar kosong. Tentu saja tidak semewah kamar anak pengusaha, tapi cukup layak untuk ditempati."

"Kau tahu dari mana kalau kamarku mewah, padahal belum pernah diajak masuk?"

"Kamar anak pengusaha pasti mewah, beda sama kamar anak bandar singkong."

"Bukan soal mewahnya, adikku adalah koas. Ia pasti risih tinggal bersamamu."

"Aku tidak menggonggong. Atau ia mau tinggal di rumah dekat pangkalan ojek?"

"Boleh. Rumahnya bagus juga."

"Tapi sudah lama tidak ditempati. Istrinya meninggal saat lahiran. Suaminya gantung diri karena kepingin menyusul istrinya."

Daris keki. "Ada rumah yang lebih horor? Rumah nenek di dekat kebun jagung bagaimana?"

"Ia dukun beranak, setiap malam Jumat memanggil roh beranak dalam kubur, konon ritual supaya banyak pasien."

"Rumah di sini seram-seram ya," keluh Rania.

"Makanya tinggal di rumahku saja. Tidak perlu bayar. Abah pasti senang rumah jadi ramai."

Sepertinya tak ada pilihan, pikir Daris, meski adiknya keberatan.

"Tidak masalah kan kamarnya tidak pakai AC?"

1
hj julaeha
daris tertindas banget
hj julaeha
hmm
Wawa Hartini
wah ada masalah nin dengan tidak laku soto nya, apakah ulan Felic
Eri Pentol
up min
hj julaeha
Dari awal sudah menunjukkan konflik menarik.
Wawa Hartini
mau mengingat kenangan masa lalu darks.
Wawa Hartini
darks memang sangka untuk masa mini, karena selalu berfikiran positif.
Wawa Hartini
wah sesuai ekspetasi Darks mau buka usaha di kampung.
Wawa Hartini
mulai deh rump I tanya ujian hati.
Wawa Hartini
soy seram juga cerita Bu dokter.
Wawa Hartini
wah cal on gebétan Saris nih...
Wawa Hartini
ha..ha.ada aja jawaban Darius ke adiknya...
Wawa Hartini
wah hati Felix mulai jahat, apa yang terjadi ya sama Dars..,
Wawa Hartini
Hidup harus pen uh perjuangan seperti Daris...cuy
Wawa Hartini
apa ya yang akan di berikan sama sekre itu?
Wawa Hartini
cinta Felicia karena harta dan harga Dori.
Wawa Hartini
pusing deh Daris dengan dilemma dia saat ini?
hj julaeha
Cerita ini menarik, mendekati realita.
grandpa
Cerita ini mengisahkan insan biasa yang mencoba melakukan hal yang luar biasa, coba disusun dengan gaya tutur ringan dan mudah dipahami.
grandpa
Like dan komen adalah bahan bakar penulis untuk meluncur ke bab berikutnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!