Namaku Vira, seorang ibu dengan dua balita. Aku bekerja di sebuah rumah sakit swasta. Ritme kerjaku tentu berbeda dengan ritme kerja suami yang seorang pegawai sebuah bank.
Sering jika aku tinggal dinas malam, anak-anak kutitipkan pada ibu mertua dengan alasan suami tak ingin direpotkan saat berangkat kerja keesokan hari karena aku belum pulang.
Pembawaanku yang supel dan ramah pada siapa saja, kadang disalah artikan.
Hingga ada seorang teman kerja sebut saja namanya Jonathan dengan jujur mengatakan kalau dia suka padaku. Segala macam cara dia lakukan untuk merengkuh hatiku.
Apa yang terjadi berikutnya? Lanjut baca di part demi part ya guyssss.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pantai
Vira berjalan terburu masuk ke bangunan tinggi menjulang itu.
Resepsionis yang Vira tuju sekarang.
"Selamat malam kak, kamar atas nama Tuan Teddy Chandra atau tuan Daniel?" tanya Vira langsung.
"Baik, silahkan duduk. Kami akan konfirmasi sebentar ke yang bersangkutan," kata resepsionis.
"Tunggu kak, boleh kasih tau nggak kamar nomor berapa? Tuan Teddy adalah suami saya. Tadi saya ditelpon untuk nyusul ke sini," jelas Vira.
Vira tak ingin kembali gagal seperti sebelumnya, dengan dalih menghargai privacy tamu Vira tak diijinkan masuk.
Vira menunjukkan kartu identitas, "Silahkan dilihat, alamat saya sama dengan tuan Teddy bukan?" suruh Vira.
Resepsionis itu melakukan apa yang Vira katakan.
"Baik nyonya, kami akan antar anda ke kamar tuan Teddy," katanya.
"Iya. Boleh saya minta di antar security dan petugas porter," pinta Vira.
"Hhmm, baiklah," kata sang resepsionis menyetujui.
Vira harus menyiapkan diri seandainya dirinya tak akan kuat melihat kebersamaan Teddy dan Daniel.
"Apa gue overthinking ya?" gumam Vira sambil melangkah mengikuti langkah kedua pria di depannya. Vira menggelengkan kepala berharap tak ada sesuatu yang terjadi antara Teddy dan temannya itu.
"Kak, nanti tolong bukain pintu langsung aja ya. Aku mau kasih surprise buat suamiku," kata Vira kepada petugas porter.
"Baik nyonya," porter tampan itu mengangguk.
"Makasih," balas Vira.
Tiba di lantai yang ada kamar Teddy, hati Vira tak karuan.
Deg... Deg... Bahkan irama jantungnya berdetak tak sesuai irama semesthinya.
'Semoga tak terjadi apapun,' harap Vira dalam benak.
Vira sudah siap dimarahi oleh sang suami jika seandainya tak terjadi apapun antara keduanya.
Vira yang dianggap tak percaya lagi dengan sang suami. Itu sudah resiko atas tindakan Vira saat ini.
Tangan porter hendak mengetuk pintu lima kosong lima, tapi ditahan oleh Vira.
"Langsung pakai kunci cadangan aja kak, mau kasih surprise nih," seru Vira mengingatkan.
Pria ini pun mengangguk.
Klik.
Kunci pintu terbuka. Vira mendorong daun pintu perlahan agar tak menimbulkan suara.
Suara-suara yang tak semestinya terdengar, sementara pandangan Vira terhalang oleh dinding kamar mandi yang tepat berada di belakang pintu.
Jangan tanya bagaimana detak jantung Vira saat ini.
Dag... Dig... Dug... irama jantung aritmia.
Vira melangkah perlahan masuk ke dalam.
Kedua netra Vira melotot tajam saat melihat adegan tak semestinya.
"Maaaassssssss.....," teriak Vira tak terkontrol.
Kakinya lemas, badan tak bertenaga...tulang yang menyangga tubuh tak berfungsi semesthinya.
Badan Vira luruh ke lantai dengan air mata menganak sungai.
"Vii.... Vira...," gumam Teddy saat melihat siapa yang datang.
Teddy bangkit membetulkan kancing celana, sementara orang yang bersamanya bersembunyi di bawah selimut.
"Kak, tolong aku," Vira melambaikan tangan ka arah security yang diajaknya tadi.
Teddy meraih tangan Vira hendak menolong, tapi ditepis oleh Vira dengan kasar.
Security hendak menolong oleh Vira, tapi ditepis oleh Teddy.
"Jangan sentuh istriku," tegas Teddy menghalangi.
"Cih, istri," kata Vira dengan getir.
Teddy membungkuk hendak membantu Vira yang terduduk di lantai.
Vira kembali menepisnya.
Vira bangkit dengan tertatih meski badan masih terasa lemas.
Vira berlari keluar kamar setelah mengumpulkan sisa tenaga.
Air matanya tak bisa Vira bendung.
Teddy mengejar, tak Vira gubris.
Vira menarik nafas beberapa kali untuk menghirup oksigen sebanyak-banyaknya saat sudah berada dalam mobil. Dadanya terasa sesak seolah tertindih barang ratusan ton.
Teddy beberapa kali mengetuk pintu mobil, berharap Vira mau membuka.
Bukannya membuka, Vira menyalakan mesin mobil dan menginjak pedal gas dalam. Suara raungan mesin mobil membuat siapapun menoleh ke arah sumber suara.
"Sayang... Sayang... Jangan nekad sayang....," Teddy mengetuk pintu mobil dengan keras. Vira tak mendengar.
Mobil melaju cepat keluar area hotel.
Teddy lari ke arah mobilnya yang parkir tak jauh disitu.
Teddy menelpon nomor Vira.
"Shitttt.... Ponselnya dimatikan," umpat Teddy dan saat itu pula Teddy kehilangan jejak mobil yang Vira kemudikan. Teddy memukul benda bundar yang ada didepannya.
Vira menginjak pedal gas di atas kecepatan rata-rata hingga beberapa kendaraan menyingkir untuk menghindari mobil yang Vira kemudikan.
Entah, ratusan atau ribuan kali orang yang mengumpati Vira karena berkendara di luar batas. Vira tak peduli.
Vira melajukan mobil ke arah pantai. Di sana Vira ingin meluapkan emosi yang sudah sampai ubun-ubun.
'Kamu sangat naif Vira. Teddy tidak sebaik yang kamu kira,' batin Vira bermonolog. Hati Vira kecewa.
Vira berlari ke arah pinggir pantai. Ombak yang mulai membesar tak Vira pedulikan.
Vira menangis tergugu di antara pecahan ombak.
.
Jonathan melajukan mobil ke arah mansion, tapi tiba-tiba niatnya berubah.
Saat tiba di depan gerbang utama, arah mobil Jonathan berbalik.
"Malas," gumam Jonathan.
Jarak dua ratus meter ponsel Jonathan berdering.
"Joe, balik nggak?" suara papa Alex terdengar menggelegar.
Jonathan tak menjawab, ponsel langsung dia matikan.
Sumpah serapah pasti dilontarkan oleh papa Alex sekarang. Jonathan tak peduli.
Kedua orang tuanya memaksa dirinya tunangan dengan Angel. Bibit, bebet, bobot katanya yang jadi pertimbangan. Padahal Jonathan tau sendiri, seperti apa sosok Angel.
Jonathan melajukan mobil ke arah yang sering dia lewati.
"Ngopi di sana kayaknya bagus juga," gumam Jonathan.
Jonathan melajukan perlahan sambil menikmati lagu yang terputar otomatis lewat playlist.
Tak mau memikirkan apa yang akan papa Alex lakukan terhadap dirinya, membuat Jonathan sedikit tenang.
Bayangan Vira tiba-tiba lewat di depan mata.
"Apa yang terjadi Vir?" perasaan gak enak muncul.
Sampai di warung langganan, Jonathan memesan segelas jahe hangat. Hawa dingin yang menusuk kulit sangat cocok dengan minuman yang dipesan.
"Nak Joe, wanita di sana tuh apa mau bunuh diri? Jam segini, ombak sedang gedhe-gedhenya malah berdiri di sana," kata pemilik warung yang menjadi langganan Jonathan.
Jonathan menoleh ke arah yang ditunjukkan.
"Kek nya mau nyerahkan nyawa dech," balas Jonathan.
"Patah hati kali aja dia nak," tebak nya sambil menggelengkan kepala.
"Iya kali pak," Jonathan terkekeh tapi matanya tak pernah lepas sedetikpun ke arah wanita yang berada di pinggir pantai.
"Bakso aja masih enak kok, malah mau bunuh diri," timpal pemilik warung terkekeh.
"Loh... Loh... Dia semakin ke tengah," ujar pemilik warung seraya berdiri untuk bersiaga.
Bagi Jonathan, pemandangan itu bukan hal aneh.
Sering mengunjungi pantai ini, beberapa kali Jonathan menemui hal demikian.
Jonathan dan pemilik warung kompak berlari ke arah wanita yang semakin masuk ke bibir pantai di tengah derunya ombak.
"Gila, nekad banget tuh orang" kata pemilik warung tak habis pikir. Sementara Jonathan ikut menceburkan diri ke tengah ombak yang datang.
Dengan sekuat tenaga Jonathan menarik wanita yang berbuat nekad itu.
"Vi.. Vira...," panggil Jonathan saat wanita itu berhasil dia baringkan di tepi pantai.
"Nak Joe kenal?" tanya pemilik warung.
"Teman kerja pak," terang Joe.
Vira masih terpejam saat Jonathan menepuk-nepuk bahu Vira.
"Vir, bangunlah!" Jonathan menggoyangkan tubuh Vira yang basah terkena air laut.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
apa kabar dgn Teddy ?
turuti saja apa kata Jonathan itu Vira,masak kamu gk tahu maksud dari Andreas.
jangan2 yg ditabrak Vira dr.Jo
thanks 🥰
bener apa kata Vano, pasti nama Vira sudah diblacklist jadi gk bisa diterima di rs manapun
dan sakitmu ini karena hubungan acdc mu selama ini Teddy.
Teddy sudah dalam kendali Daniel.
Ayo Vira ngomong jujur ke orangtua Teddy tentang statusmu, jangan ditutup2i