NovelToon NovelToon
Stuck On You

Stuck On You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: _Sri.R06

Kehidupan Agnia pada awalnya dipenuhi rasa bahagia. Kasih sayang dari keluarga angkatnya begitu melimpah. Sampai akhirnya dia tahu, jika selama ini kasih sayang yang ia dapatkan hanya sebuah kepalsuan.

Kejadian tidak terduga yang menorehkan luka berhasil membuatnya bertemu dengan dua hal yang membawa perubahan dalam hidupnya.

Kehadiran Abian yang ternyata berhasil membawa arti tersendiri dalam hati Agnia, hingga sosok Kaivan yang memiliki obsesi terhadapnya.

Ini bukan hanya tentang Agnia, tapi juga dua pria yang sama-sama terlibat dalam kisah hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon _Sri.R06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesan Asing dan Munculnya Pria Menyebalkan yang Lain

Matahari telah pulang ke ufuk barat, menenggelamkan dirinya di balik cakrawala. Sang rembulan pun kini mengambil tahta, memberikan sinarnya yang lembut untuk menerangi penjuru bumi.

Tirai-tirai telah tertutup, lampu kota mulai bersinar memberikan kesan indah bagi siapa yang memandang.

Di balik sunyinya malam, di sebuah ruangan dengan penerangan minim, seseorang baru saja bangkit dari tidurnya, dengan gerakan panik. Kelopak matanya membola, jantungnya berdegup kencang tidak beraturan. Tangannya bergetar saat menggenggam ponsel yang menunjukkan foto dirinya di berbagai tempat. .

“Siapa … siapa yang melakukan ini!” Agnia meremas ponselnya. Tiba-tiba saja perasaannya menjadi cemas, ini bukan hanya orang iseng yang salah mengirim pesan atau yang lainnya. Namun jelas orang yang mengirimkannya pesan itu memiliki suatu alasan.

Agnia memperhatikan fotonya sendiri, menggulirnya hingga terdapat 25 foto yang terkirim. Foto saat Agnia sedang berada di Kampus, atau saat dia baru pulang dari sana. Juga ada saat Agnia bekerja di toko kue, fotonya seolah diambil dari luar toko, sehingga Agnia yang ada di balik jendela dengan pakaian seragam pun terlihat di sana.

Bahkan, dia menemukan salah satu fotonya yang memasuki gerbang keluarga Bellamy. Agnia kini telah menyimpulkan satu hal. Bahwa dia … benar-benar diikuti.

Kemudian terdapat pesan yang juga ditulis setelah itu.

[Kamu tahu, Agnia. Aku selalu mengawasi kucing manisku dimanapun dia berada.]

[Aku tidak akan melepaskannya hanya karena dia minta dilepaskan. Jika dia terus memberontak. Mungkin aku harus merantai kucing manisku, bukan?]

Agnia menyipitkan matanya, benar! Seharusnya dia sadar siapa orang yang bisa melakukan hal ini. Apalagi saat orang asing itu menyebut panggilan yang terasa tidak asing. Ingatan Agnia mengarah pada Kaivan, pria itu juga menyebutnya dengan ‘kucing manis’ pada dirinya saat mereka bertemu sore tadi.

Agnia melemparkan ponselnya ke atas ranjang dengan kasar, amarahnya sudah di ubun-ubun. Ada apa dengan Kaivan ini? Kenapa pria itu begitu bersikukuh terus mengganggunya. Agnia ingat, pria itu seharusnya memiliki pacar. Dia tahu karena sebelumnya mereka memang pernah bertemu saat Agnia mengantarkan pesanan kue ke sebuah perusahaan.

“Perusahaan … Madhava!” Agnia membulatkan mata saat mengingat nama perusahaan itu. “Benar, itu nama perusahaannya!”

Tapi Kaivan bukan orang sembarangan yang bisa dia lawan. Bahkan pria itu tidak ditangkap saat orang tua angkatnya justru ditahan di balik jeruji besi. Padahal Agnia tahu, pria itu terlibat di dalamnya.

Setelah beberapa menit terperangkap dalam pikirannya sendiri. Agnia tiba-tiba meringis saat perutnya mengeluarkan bunyi. Sepertinya dia jadi  memiliki kebiasaan baru saat ini. Merasa cacing-cacing di perutnya berteriak meminta makan, jadi Agnia segera bangun untuk menuju dapur, melihat apakah stok mie instannya masih ada di sana.

Melihat pada jam sekilas, ternyata pukul 09.00 malam. Agnia tahu kebiasaan ini tidak baik, tapi dia tidak bisa menahan lapar semalaman. Padahal, sore tadi dia makan bersama Abian, tapi entah kenapa perutnya mudah sekali kembali lapar.

Setelah ini, dia akan berusaha untuk tidak melakukannya lagi. Agnia juga akan lebih sering berolahraga. Ya, dia akan berjanji pada dirinya sendiri.

Jadi untuk mempercepat semuanya, Agnia berjalan dengan langkah lebar ke arah dapur. Melihat ke dalam lemari, dia tersenyum senang saat masih tersisa satu Cup mie instan di sana. Jadi tangannya dengan cekatan menyiapkan itu.

Saat semuanya sudah selesai. Agnia pun segera berbalik, namun lampu dapur tiba-tiba menyala, Agnia memperhatikan sekitar. Namun dibuat terkejut saat menemukan sesosok asing di sana.

“Kamu siapa?” tanya Agnia, matanya menatap waspada pada orang itu.

Dia, seorang pria dengan piyama hitam nampak menyipitkan mata saat memperhatikan Agnia dari bawah hingga atas. Agnia, yang ditatap seperti itu jelas saja merasa risih. Dia menyilangkan tangan di depan tubuhnya, meskipun kerepotan sendiri karena cup mie instan masih berada di tangannya.

“Seharusnya aku yang bertanya, kamu siapa. Kenapa ada di tempat ini—” Tapi kemudian pria itu seolah menemukan jawabannya sendiri.

“Ah! Aku tahu … kamu pasti maling yang menyelinap masuk ke rumah ini untuk mencari makanan, ‘kan?!” tuduh pria itu tiba-tiba.

Jelas saja dituduh seperti itu Agnia tidak terima. “Bukan! Kamu sendiri bagaimana? Aku juga baru melihatmu di sini?” Agnia bertanya balik.

“Apa urusanmu mempertanyakan itu?” Pria itu mengangkat alis, membuat Agnia jengkel.

“Ya sudah, terserah!” Agnia berniat pergi, namun urung saat sebuah suara yang dikenalnya terdengar.

“Kalian sedang apa?” Itu suara Abian

Mereka berbalik ke arah suara. Namun Agnia menangkap sesuatu, pertanyaan Abian terdengar akrab, dan itu artinya dia juga mengenal pria itu.

“Eh, Kak?” Sapaan itu membuat Agnia membulatkan mata, jadi sekarang dia tahu alasan pria itu ada di rumah ini.

“Apa yang kamu lakukan?” Abian tidak mempedulikan pria itu yang sudah datang dan menyapanya. Tapi justru pertanyaan itu dia tujukan pada Agnia.

“Ini.” Sebagai jawaban Agnia mengangkat cup mie instan di tangannya, melihat itu Abian menghela napas.

“Kamu tahu, kan, makan di malam hari itu tidak bagus?” tanya Abian, memperingati.

Sementara itu, Agnia mencebik, kan, bibir. “Tapi aku lapar!” katanya.

“Tunggu!” Pria itu mengambil alih atensi mereka. “Kalian … saling mengenal?” tanyanya.

“Ya.” Abian menjawab.

Kemudian pria itu terlihat mengangguk-anggukan kepalanya, dia kembali memandangi Agnia sebelum berjalan mendekat ke arah wanita itu.

Agnia mengernyitkan keningnya saat pria itu mengulurkan tangannya ke depan. “Daniel, pria paling tampan di rumah ini—” katanya. “Ah, tunggu! Setelah dia.” Daniel menunjuk ke arah Abian dengan ibu jarinya dari depan.

“Agnia memperhatikan pria aneh itu sekilas, namun tetap membalas uluran tangannya. “Agnia.”

“Nama yang bagus.” Dia tersenyum, seolah itu adalah pesona Daniel yang tidak ternilai.

“Mm … makasih?” Agnia bingung, karena saat Daniel memuji terlihat tidak tulus sama sekali.

“Lepaskan tanganmu!” Abian tiba-tiba saja menginterupsi mereka, namun perkataan itu tertuju jelas pada Daniel.

Daniel dengan cengiran khasnya justru mengedipkan sebelah mata pada Agnia. Jelas hal itu membuat Agnia shock. “Sorry.”

“Itu … mie instan?” tanya Daniel, Agnia memperhatikan mienya sejenak sebelum mengangguk.

“Boleh lihat?”

“Hah?”

“Sebentar.”

Agnia memberikan Cup mienya tanpa rasa curiga. Dia memperhatikan Daniel yang membuka tutup mie instan miliknya, menciumnya dengan nikmat. “Sepertinya enak.” Daniel tersenyum menatap Agnia. “Terima kasih.” Dengan itu Daniel pergi begitu saja meninggalkan Agnia dalam kebingungan, tentu saja dengan cup mie instan yang juga dia bawa bersama.

“Itu … dia membawa punyaku?” tanya Agnia, pada Abian. Namun pria itu tak merespon hanya memperhatikan Agnia tanpa berkata apa-apa.

“Iihh! Kalian itu sama saja, waktu itu kamu makan suapan pertama dari makananku! Sekarang adik kamu mengambil mie yang sudah aku buat dengan susah payah?!” Agnia sudah menggerutu di tempatnya. Dia menghentakkan kakinya dengan penuh kekesalan. Setelahnya pergi dari dapur menuju kamarnya di lantai atas. 

Lagi pula apalagi yang bisa dia makan, mie instannya sudah habis. Agnia juga tidak berani mengambil makanan milik keluarga Bellamy. Karena memang selama ini, dia selalu membeli makanannya sendiri.

1
Jam Jam
ceritanya bagus ka, dilanjut ya kak. Semangaaat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!