hai ... gais di larang bom like di lapang ini. hargailah karya orang lain,
Kimberly ligh Hugo, seorang wanita tangguh dan memiliki karir yang sangat cemerlang di dunia modeling.
memiliki sejuta jam terbang pekerjaan, membuat Kimberly tak menyadari perselingkuhan suaminya, malvin Abraham dan sahabatnya Charlotte.
sehingga di malam dimana Kimberley, melihat sendiri perselingkuh suami dan sahabatnya itu, di dalam kamarnya.
hati istri mana tak sakit, saat menyaksikan sendiri suami yang kita cintai melakukan hubungan intim di ranjang mu.
dan dimalam itu juga semua karir Kimberly hancur, karena harus membekam di penjara.
akibat jebakan Charlotte.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon uma_bhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 27
Kim sedang berada di ruangan kepala petugas tahanan merasa binggung. soalnya sejak tadi petugas itu hanya terdiam dan mengamati kertas didepannya.
Kim hanya mendegus kesal karena sudah bosan menunggu.
"Kalau, tidak ada yang ingin anda sampaikan, saya pergi." ucap Kim dan bangkit dari duduknya.
Langkahnya terhenti saat mendengar perkataannya, pria setengah abad itu.
"Anda, di nyatakan bebas nona, Kim.!" ungkap pria itu, yang menghentikan langkah Kim dan kini wanita itu menatapnya dengan tatapan tanda tanya.
"Bebas." Kim membeo.
"Duduklah, aku akan jelaskan padamu." perintah pria itu, saat melihat raut wajah binggung dan penasaran Kim.
Ruangan itu kembali hening, hanya deru nafaa mereka yang terdengar dan hembusan nafas berat petugasnya itulah yang mendominasi.
Sedangkan Kim, yang masih terlihat raut penasaran dan binggung. sejak tadi alis dan keningnya bergantian berkerut atau menyengit.
"Katakanlah.!" perintah Kim, dengan raut wajah datar dan dingin.
Kepala petugas tahanan itu, menarik nafas dan membuangnya secara berlahan.
Dia lalu menatap Kim, yang juga sedang menatapnya.
"Nona, Charlotte mencabut laporannya dan juga tuntutannya. jadi sekarang anda dinyatakan bebas nona, Kim.
"Anda, bisa keluar hari ini juga." sambung petugas itu lagi.
"Lotte, mencabut, bebas.?" cicit Kim, dengan wajah penuh tanda tanya.
"Apa, yang direncanakan wanita itu.?" gumamnya dalam hati.
"Baiklah, nona Kimberly ligh. selamat anda bebas. dan mohon tandatangani ini nona.!" petugas itu memberikan selamat kepada Kim dan memberikan surat pembebasan.
Setelah menandatangani surat itu, Kim pun kembali ke sel tahanan. dengan pikiran yang berkecamuk, Kim melangkah kakinya ketempatnya.
"Apa, yang sedang kau rencanakan, Lotte.?"
"Baiklah, mari kita ikuti permainanmu dan rasanya aku butuh bermain-main dulu denganmu. karena terlalu cepat dan rasanya hidupmu terlalu nyaman apabila lebih cepat menghilang dari muka bumi ini."
"Jadi, marilah kita bermain-main, Lotte ….!!
Kim terus saja bergumam sambil melangkah dan terlihat seringai licik muncul di bibirnya.
"Bagaimana,? apa yang dikatakan mereka pada nona.?" serentetan pertanyaan di layangkan Lusi.
Kim tidak menjawab dia hanya mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Jemput aku."
" ….
"Hm."
"Tut.
Kim memutuskan panggilannya. dia lantas mendudukkan tubuhnya di ranjang sambil memainkan ponselnya. Kim tidak pernah memeriksa ponselnya selama di tahanan dan saat membuka ponselnya itu, begitu banyak panggilan dan juga pesan di ponselnya. dan panggilan dan pesan malvin-lah yang terbanyak.
"Ck! Kim berdecak dan melemparkan ponselnya saat membaca sekilas laporan yang di berikan orang suruhannya di mansion.
"Jadi ini rencanamu," cih,! baiklah selamat bersenang-senang Lotte, tunggulah, aku akan datang dan mari kita bersenang-senang bersama." monolognya dan tersenyum miring.
Lusi dan Laura terheran melihat senyum licik Kim.
"Cih! dia sangat licik." Laura berdecih melihat senyum licik Kim.
"Bukankah, menghadapi wanita licik, kita harus lebih licik,? jawab Kim dengan seringai.
"Aku, yakin wanita itu pasti akan sangat menderita." Laura mencoba menebak arti dari senyum Kim.
"Entahlah, kita liat ajah nanti." ucap Kim acuh.
"Jadi, nona sudah bebas,!? tanya Lusi dengan raut wajah terkejut.
"Ya, begitulah." jawab Kim semaunya.
"Aku, pasti akan kehilangan mu, nona.!" sela Lusi dengan wajah sedih.
"Tenanglah, kita akan keluar sama-sama dari sinilah."
"Kita,? cicit Lusi dan Laura.
"Sabarlah, aku akan mengeluarkan kalian dari sini. dan kalian akan menjadi asisten ku." ungkap Kim santai. membuat Lusi dan Laura membuka mulut mereka lebar dan mata membulat lebar.