Cinta itu buta, mengaburkan logika dan hati nurani. Itulah yang Andien alami dalam pernikahannya bersama Daniel.
Setelah lima tahun berusaha mengembalikan perusahaan Barmastya ke performa yang lebih baik, pada akhirnya Andien tetap dibuang oleh sang suami begitu cinta pertamanya kembali.
Bukan hanya waku, perasaan, namun juga harta dan pikiran telah Andien curahkan kepada suami dan keluarganya pada akhirnya hanya satu kata yang didapatkannya “Cerai” dan diusir tanpa membawa apapun, terlunta-lunta dijalan dan terhina.
Disaat tengah merenggang nyawa, Andien yang terkapar dipinggir jalan tiba-tiba terselamatkan oleh sebuah keajaiban yang memberinya sebuah system bernama Quen System.
Dengan bantuan system, Andien bangkit. Menjadi sosok wanita sukses, kuat dan kaya raya. Diapun membalas semua perbuatan buruk sang suami dan orang-orang yang menyakitinya satu persatu dimasa lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LALAT PENGANGGU
Waktu berlalu dengan cepat, tak terasa sudah satu pekan QUEN SYSTEM membantu kehidupan Clarissa dari keterpurukan setelah diceraikan dan diusir dengan kejam oleh keluarga Bramastya.
Karena terlalu sibuk, dan tak ada misi khusus, Clarissa pun hari ini setelah mandi dan berganti pakaian, duduk santai ditepi ranjangnya, ingin melihat satus panel yang sempat diabaikan selama tiga hari ini.
“System, aku ingin check in hari ini dan tampilkan panel statusku”, perintahnya.
[DING!!!]
[Check in berhasil. Host mendapatkan 10 point hari ini yang akan langsung diakumulasikan dalam system]
[Panel Status
Nama : Clarissa Bella
Usia : 19 tahun
Kecantikan : 50/100
Kecerdasan : 50/100
Kekuatan : 20/100
Kesehatan : 10/100
Pesona : 0/100
Mental : 15/100
Kemampuan khusus : - keahlian bela diri setingkat sabuk hitam
-kemampuan hacker tingkat tinggi
Point : 40
Asset :-1 unit apartemen di Gold Tower nomor 28 (10M)
-1 unit ruko komersil dua lantai di jl.pahlawan 08 (1,5M)
-1 vila mewah di kota hujan (5M)
-3000 hektare lahan dikota hujan
Kekayaan : 1.001.995.000.000]
Melihat pointnya ada 40, Clarissa pun berniat untuk mengupgrade dirinya. “Sistem, masukkan 10 point untuk pesona, 10 point untuk kecantikan, 10 point untuk kecerdasan dan 10 point untuk mental”
[Permintaan sedang diproses....]
Clarisa yang merasa kepala dan tubuhnya terasa sakit mencoba berbaring hingga upgrade system berhasil.
[Panel Status
Nama : Clarissa Bella
Usia : 19 tahun
Kecantikan : 60/100
Kecerdasan : 60/100
Kekuatan : 20/100
Kesehatan : 10/100
Pesona : 10/100
Mental : 25/100
Kemampuan khusus : - keahlian bela diri setingkat sabuk hitam
-kemampuan hacker tingkat tinggi
Point : 0
Asset :-1 unit apartemen di Gold Tower nomor 28 (10M)
-1 unit ruko komersil dua lantai di jl.pahlawan 08 (1,5M)
-1 vila mewah di kota hujan (5M)
-3000 hektare lahan dikota hujan
Kekayaan : 1.001.995.000.000]
Clarissa tersenyum puas melihat panel statusnya. Setelah menyelesaikan sarapan, gadis cantik itu segera turun ke parkiran dan langsung melesat pergi.
Selama tiga hari terakhir ini, Clarissa sibuk mengurusi dua usaha yang akan dibukanya. Untuk coffee shop, ada Arkan yang bantu mengawasi pemasangan alat dan juga dekorasi tempat usaha karena itu sudah masuk dalam item kerjasama yang keduanya sepakati sehingga Clarissa bisa fokus pada toko stationary yang akan dibukanya.
Hari ini, selain menunggu barang datang, Clarissa yang sedang mengawasi pemasangan beberapa cctv tambahan didalam ruko didatangi oleh seorang pria paruh baya berkumis tebal yang masuk dengan wajah marah. “Siapa yang berani mengambil rukoku tambah pemberitahuan”, teriaknya lantang.
Clarissa yang tak tahu siapa pria paruh baya yang ada didepannya itu, masih bersikap sopan dan bertanya. “Bapak siapa? Saya pemilik ruko yang baru”.
Apa yang Clarissa ucapkan, membuat pria paruh baya berkumis itu semakin marah. “Lancang! Siapa kamu berani mengambil ruko yang akan saya beli”, hardiknya dengan kedua mata melotot.
Menyadari jika tampaknya bapak tersebut merupakan salah satu orang yang menawar ruko milik Frnas namun tak cocok harganya sehingga tak dilepaskan, Clarisa pun berusaha menjelaskan semuanya agar pria itu mengerti dan tak lagi berharap.
“Kalau begitu bapak kalah cepat. Saya sudah melakukan transaksi pembelian empat hari kemarin”, ujar Clarissa berusaha menjelaskan dengan nada santai, membuat pria paruh baya berkumis yang bernama Ali tersebut semakin naik pitam.
“Apa hakmu membeli ruko yang sudah saya tawar sejak jauh-jauh hari”, Ali masih tak ingin mengalah dan menatap Clarissa dengan tatapan intimidasi.
Sayangnya, dengan mental yang telah Clarissa upgrade, ancaman pak Ali tak membuatnya takut, malah justru balik menantang pria berkumis itu.
Clarissa yang memiliki kesabaran setipis tisu pun mulai memasang wajah jengah. “Bapak baru menawar, sementara saya sudah melakukan transaksi jual beli secara legal. Jika bapak masih terus mengacau dan mengancam saya, maka saya akan segera menghubungi polisi untuk mengamankan bapak”, ujar Clarissa sedikit mengancam.
Mendengar ancaman Clarissa, Ali sedikit keder, namun pria berkumis itu tetap menguatkan tekadnya, “Apa kamu punya bukti jika aku sedang mengancammu”, tantangnya balik.
Clarissa yang benar-benar telah kehilangan kesabarannya segera menekan mencari kontak polsek terdekat yang berjarak hanya dua ratus meter dari kampus oranye.
Begitu telepon tersambung, Clarissa sengaja meloudspeaker ponselnya,
“Selamat siang pak, saya Clarissa, pemilik ruko di depan kampus oranye no.08 ingin melaporkan seorang perusuh yang menyerbu masuk kedalam ruko dan mengancam saya...”, belum selesai Clarissa berbicara, ponselnya diambil paksa oleh Ali dan dilempar hingga pecah sambil berteriak “Ka-kamu...”ujarnya gagap sambil menunjuk wajah Clarissa dan segera kabur dari ruko.
Melihat ponselnya retak, semua orang terkejut dan sedikit ngeri akan asksi pak Ali tadi sementara Clarissa masih tetap tenang dan berjalan mendatangi petugas cctv yang lagi bekerja didepan ruko.
“Apakah cctv sudah aktiv?”, tanya Clarissa pada petugas cctv yang baru selesai memasang di area depan.
“Sudah, aplikasinya sudah terpasang dilaptop”, ujarnya sambil membawa Clarissa berjalan masuk dan mengarahkanpada laptopnya yang menyala, dimana semua adegan tadi telah terekam dengan jelas disana.
“Baik, terimakasih. Saya juga ingin menambahkan beberapa titik cctv dilantai dua”, ujarnya sambil mengajak petugas security naik keatas.
Tak sampai lima menit, dua orang petugas polisi yang menerima laporan Clarissa datang dengan tergesa-gesa setelah mereka mendengar suara keras bunyi ponsel yang dibanting dilantai dan takut jika si pelapor dalam keadaan bahaya.
“Apa anda nona Clarissa?”, tanya salah satu petugas langsung menghampiri setelah sebelumnya bertanya terlebih dahulu pada salah satu karyawan Clarissa yang sedang membantu membongkar barang di container yang baru datang.
“Benar, saya Clarissa yang tadi melapor”, jawabnya tenang.
Kedua polisi yang melihat jika Clarissa dalam kondisi baik-baik saja merasa sedikit lega dan segera menindak lanjuti laporannya.
Berbekal cctv dalam ruko serta kesaksian dua karyawan serta satu petugas cctv yang ikut menyaksikkan pertengkaran antara Clarissa dan pak Ali, pria paruh baya berkumis yang ternyata juga memiliki usaha laundry di ruko nomor 02, segera diciduk petugas untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Pak Ali yang didatangai dua polisi sembunyi ketakutan, namun dia segera menyerahkan diri setelah mendapatkan ancaman dari polisi dan naik keatas mobil polisi dengan wajah menunduk.
Para pelaku usaha yang ada di ruko komersil tersebut, yang memang sudah lama tak suka dengan sikap pak Ali yang dianggap sering menindas mereka dengan mengambil makanan atau minuman para pedagang tanpa membayar juga menghasut para pembeli agar tak kembali ketoko mereka merasa senang karena pada akhirnya ada yang bisa bertindak tegas dan melaporkannya ke polisi.
“Syukurin, dasar pembuat onar”, ucap salah satu karyawan ruko geram.
“Akhirnya, perusuh itu ada yang berani melaporkannya ke polisi”, ucap temannya yang lain.
“Semoga saja dia dipenjara sehingga kita bisa menjalankan usaha dengan tenang”, ujar yang lain menimpali.
Istri pak Ali yang melihat suaminya dibawa kekantor polisi menangis tersedu-sedu. Tapi itu hanya sebentar sebelum kedua matanya melotot, menatap garang karyawan ruko yang ikut menonton dan mencaci suaminya, membuat semua orang langsung bubar seketika.
Begitu sampai dikantor polisi, Arkan tiba-tiba saja sudah muncul disana bersama seorang pria yang di kenalkan sebagai pak Elfas, pengurus keamanan diwilayah ruko komersil tersebut yang selama ini juga telah mendapatkan keluhan dari banyak pemilik ruko akan sikap buruk pak Ali.
Kesempatan bagus ini pun dipergunakannya untuk menekan pak Ali karena teguran secara lisan sudah tak mempan lagi.
Karena permasalahan yang ada hanya kesalah pahaman belaka, maka keduanya sepakat untuk berdamai dan pak Ali harus segera mengganti kerugian karena telah merusak ponsel Clarissa dengan sengaja dan menulis surat pernyataan jika dia tak akan lagi merusuh diwilayah ruko komersil tersebut jika tidak ingin diusir dari sana.
Meski enggan, pak Ali tetap membubuhkan tandatangannya diatas materai dan juga meminta waktu kepada Clarissa untuk mengganti ponselnya, dan Clarissa hanya memberi kelonggaran waktu selama dua hari, jika tidak maka dia tak segan untuk memperpanjang masalah ini hingga ke meja hijau.
Melihat ketegasan Clarissa yang langsung membawanya ke kantor polisi dan mendengar jika dia membeli ruko dengan harga 2M secara cash, berurusan dengan orang kaya seperti itu tak mudah baginya sehingga pak Ali dengan berat hati menulis tenggat waktu pembayaran atas kerugian yang Clarissa derita di surat damai yang disaksikkan oleh petugas kepolisian setempat, Arkan dan pak Elfas
“Lain kali, hubungi aku jika ada masalah seperti ini. Jangan bertindak sendiri, berbahaya” , ucap Arkan sedikit khawatir.
“Tadi kepepet dan aku juga tak mau terlalu merepotkanmu”, jawab Clarissa jujur.
Sementara itu ditempat yang berbeda, Afikah terpaksa pergi keluar negeri bersama sugar dadynya demi menghilangkan jejaknya untuk sementara waktu.
Dia sama sekali tak menyangka jika Daniel dan keluarganya akan melaporkannya ke polisi hanya karena mencuri perhiasan yang hanya bernilai beberapa ratus juta itu hingga dirinya menjadi buronan seperti ini.
“Sial! Jika tahu mereka sepelit ini, tak mungkin aku mau kembali kedalam pelukan Daniel”, gerutunya dalam hati.
Untung saja wajah cantiknya mampu menggaet pria hidung belang yang sangat kaya raya sehingga mampu membawanya keluar negeri dan membelikannya apartemen disana sebagai tempat tinggal untuk sementara waktu hingga kasusnya ditutup.
lanjuut