NovelToon NovelToon
Pembalasan Lewat Tubuh Yang Ku Pinjam.

Pembalasan Lewat Tubuh Yang Ku Pinjam.

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Anara gadis 25 tahun mengalami kecelakaan setelah mengetahui perselingkuhan calon suaminya dengan kakak tirinya. Tubuhnya yang tidak berdaya dan dinyatakan koma, tetapi ternyata arwahnya gentayangan. Arwah bisu itu harus menyaksikan banyaknya kepalsuan yang terjadi selama hidupnya. Ibu diri yang dianggap sudah sebagai ibu kandungnya yang ternyata juga selama ini hanya berpura-pura baik kepadanya. Tetapi takdir berkata lain, Dokter tidak bisa menyelamatkan Anara.
Anara menangis meminta keadilan untuk hidupnya, meminta kesempatan agar diberi kehidupan kembali untuk membalaskan dendam pada orang-orang yang telah menyakitinya.
Siapa sangka di saat matanya terbuka, Anara
berubah menjadi anak kecil yang berusia 6 tahun, walau tubuh Itu tampak kecil, tapi sisi dewasanya masih ada. Anara gunakan kesempatan itu untuk membongkar kepalsuan ibu tirinya.

Jangan lupa untuk ikuti terus novel saya.

Follow Ig saya : Ainuncefenis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 6 Kesempatan ke -2

Anara yang langsung menjatuhkan dirinya dengan bersujud menangis sejadi-jadinya dengan menutup kedua tangannya. Ini akan menjadi hari terakhir Anara berkeliaran karena dirinya benar-benar akan tiada dan artinya dia tidak bisa lagi melihat ayahnya atau mengetahui pengkhianatan orang-orang yang berada di dekatnya.

"Untuk kamu wanita yang paling aku cinta" Anara terbayang bagaimana manisnya hari kepadanya yang tidak pernah mengabsen memberikan mawar. Anara menjadi orang yang paling dicintai dan merasa hidupnya begitu sempurna.

"Anara Mama sudah mengingatkan kamu untuk tidak telat makan. Jadi bawa bekal Ini ke kantor Mama sudah memasak sejak pagi,"

"Maaf Anara sudah merepotkan Mama!" Anara yang menyandarkan kepalanya di bahu Tami yang tampak begitu manja.

"Makasih kak, sudah membantu Anara! Kakak benar-benar orang yang paling terbaik di dunia ini,"

"Kamu juga merupakan adik yang terbaik!" sahut Nindy.

Semua bayangan itu membuat Anara semakin terluka dengan rasa sakit hati dan tangisnya yang semakin kuat. Orang-orang paling dia sayangi ternyata semua hanyalah bermuka dua yang memiliki maksud tertentu pada dia dan ayahnya.

Bukan hanya di rumahnya dan ternyata orang-orang kantor karyawan yang dipekerjakannya dengan begitu sangat tulus yang ternyata tidak menghargainya sama sekali. Para karyawan itu hanya bersikap baik saat berada di depannya, seorang penjilat dan tertawa terbahak-bahak yang merayakan atas apa yang terjadi padanya saat ini.

"Kenapa ini tidak adil untukku Tuhan!"

"Apa kesalahanku?"

"Dosa apa yang aku lakukan sampai aku mendapatkan semua ini?"

"Kenapa engkau tidak pernah memperlihatkanku bagaimana orang-orang itu begitu jahat selama ini?"

"Kenapa disaat aku sekarat dan engkau memperlihatkan sifat mereka semua?"

"Kenapa semua ini terjadi?"

"Tuhan aku mohon menghentikan semua ini!"

"Aku mohon berikan aku kesempatan untuk hidup satu kali saja!"

"Aku mohon tuhan berikan aku kesempatan demi Papa. Mereka semua orang-orang bermuka dua yang berpura-pura baik. Kasihan Papa juga tidak sehat. Aku mohon aku kesempatan hidup agar aku bisa membalas mereka semua!"

Anara terus berteriak dengan penuh harapan, berteriak atas ketidakadilan yang sama sekali tidak dia dapatkan.

Haris juga menangis yang tampak terduduk dan lagi-lagi Tami peluknya seolah menguatkan yang padahal mereka adalah orang-orang yang paling bahagia jika Anara benar-benar pergi.

Dokter dan Suster yang terlihat memasuki ruang ICU yang mulai melepas yang ada di tubuh Anara atas persetujuan dari Haris bagi orang tua yang satu-satunya hanya mencintainya dengan penuh ketulusan.

Anara harus menerima takdirnya di akhir hidupnya yang mengetahui semuanya dan tidak bisa berbuat apa-apa.

***

"Adik bangun, hey!" mata anak kecil berusia 8 tahun itu terbuka begitu pelan. Matanya melihat buram sosok yang menegurnya.

Sampai akhirnya matanya terbuka lebar dan seketika kaget.

"Kamu sedang menangis?"

"Apa kamu mencari orang tuamu?" tanya pria pakai jubah putih itu dengan tulisan bed nama Sagara.

"Di mana ini?" tanyanya dalam hati tampak kebingungan.

"Ini berada di rumah sakit," ucapnya ketika kepalanya berkeliling dan melihat banyak suster dan Dokter yang berlewatan.

"Aku masih hidup!" ucapnya dengan menepuk-nepuk pipinya.

"Hey adik kecil! siapa nama kamu? Apa kamu mengenal orang tua kamu agar saya bantu untuk mencarikannya?" tanya Dokter tersebut.

"Adik kecil?" tanyanya dengan suara yang sangat begitu unik dan menggemaskan membuat dirinya sendiri juga kaget mendengar suara itu.

"Apa yang terjadi pada suaraku?" tanyanya bingung.

Tiba-tiba saja gadis kecil yang lucu itu berhadapan dengan kaca yang membuat matanya melotot saat menyadari tubuhnya berubah menjadi kecil.

"Anara apa ini kau?"

"Tidak! Aku tidak mungkin menjadi kecil seperti ini?"

"Apa-apaan ini?" Anara tampak kebingungan yang tidak mengerti dengan perubahan fisiknya.

"Adik kecil ada apa?" Dokter itu terus saja bertanya.

"Dokter di mana ruangan 709?" tanya Anara.

"Keluarga kamu ada di sana?" tanya Dokter.

Anara menganggukkan kepalanya agar cepat saja.

"Baiklah kalau begitu biar saya antar!" sahut Dokter tersebut. Anara menganggukkan kepala.

"Ada apa dengan diriku? Kenapa tubuhku tiba-tiba saja berubah dan apa aku sudah mati?"

"Apa arwahku pindah ke tubuh anak kecil? Apa aku tidak diterima oleh bumi?"

Anara terus bertanya-tanya sembari berjalan di samping dokter tersebut.

Brukk.

Alhasil Anara yang terjatuh saat tubuh dewasa menabraknya membuatnya langsung terduduk.

"Kamu hati-hati dong!" Anara mengangkat kepalanya saat wanita itu tanpa kesal yang ternyata adalah Nindy.

"Maaf, mungkin dia tidak sengaja," Dokter tampan itu langsung berjongkok membantu Anara berdiri.

"Jadi sekarang aku benar-benar sudah bisa dilihat, tetapi Kak Nindy sama sekali tidak mengenaliku. Apa karena tubuhku berubah menjadi kecil?" tanya Anara kebingungan.

"Makanya lain kali hati-hati, seharusnya anak kecil seperti kamu jangan berkeliaran di rumah sakit ini!" protes Nindy dengan kesal dan langsung pergi.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Dokter itu.

"Tidak Dokter, terima kasih," ucap Anara.

"Sama-sama. Kamu pintar sekali!" ucap Dokter itu tersenyum yang mengusap pucuk kepala Anara.

**

Anara sekarang berdiri di depan ruangan 709. Dokter tadi sudah tidak bersamanya lagi. Karena tiba-tiba saja ada pasien darurat. Anara yang memasuki ruangan itu dan ternyata dia melihat tubuh aslinya masih berada di rumah sakit di atas tempat tidur dengan alat medis yang menempel di tubuhnya.

"Jadi aku belum mati, lalu tubuh siapa ini?" tanyanya dengan wajah sedih yang tampak menggemaskan.

"Kamu siapa?" Anara kaget ketika mendengar suara itu.

Ternyata itu adalah Haris yang memasuki ruangan itu tanpa disadari Anara.

Mulutnya bergerak ingin mengucapkan kata Papa, namun kata itu tidak mampu untuk keluar. Air mata Anara tiba-tiba saja jatuh melihat pria yang tampak tidak terurus itu, mungkin saja dia masih memikirkan Anara.

"Hey apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Haris yang terlihat berjongkok di depan Anara.

Anara yang langsung memeluk Haris yang membuatnya benar-benar bingung.

"Heeeeeee, heeeee!" suara Anara benar-benar seperti anak kecil yang menangis begitu sangat kuat, merengek yang membuat Haris justru panik.

"Apa Om telah menyakiti kamu!" tanya Haris bingung.

Anara Terus merengek yang membuat Haris menenangkannya dengan mengusap-usap pucuk kepala Anara.

"Jangan menangis lagi anak cengeng," ucap Haris yang membujuk Anara layaknya seperti anak kecil.

Haris pas pelukan itu dengan mengusap air mata di wajah cantik itu. Ingus Anara bahkan sampai keluar yang juga hapus Haris yang membuatnya sangat gemes.

"Siapa nama kamu?" tanya Haris.

"A... .... Nara!" jawabnya yang tiba-tiba saja merubah namanya dengan suaranya yang begitu lucu.

"Cantik sekali. Nara!" ucap Haris.

"Di mana orang tua kamu?"

"Nara tidak punya orang tua, Om," jawabnya.

"Ya, ampun kasihan sekali kamu," ucap Haris yang memperlihatkan wajahnya cukup prihatin.

"Jadi Kamu tinggal di mana?" tanya Haris.

Nara menggelengkan kepala dengan wajahnya yang sangat sendu

"Sekarang kamu jangan takut lagi dan jangan menangis lagi. Kamu mau tidak tinggal bersama Om?" tanya Haris.

Nara langsung menganggukan kepala dengan cepat sepertinya itu adalah targetnya.

"Mulai sekarang kamu akan tinggal bersama Om. Jadi kamu tidak perlu menangis lagi," ucap Haris yang membuat Nara kembali memeluk Haris. Haris yang tersenyum memberikan pelukan hangat itu.

Bersambung......

1
Osie
penulisnya msh byk typo tapi gpp ceritanya bagus
Nur Adam
lnjut
Osie
msh awal awal moga ke depannya tdk mengecewakan
Osie
moga antara bisa balas dendam ke orang orang yg udah jahat dia
Osie
aku mampiiirrr..selalu suka ceeita transmigrasi..apalagi MC nya sosok tangguh n gak cengeng..
dan pastinya ku harap ini cerita sp end..sumpeh capek bgt baca cerita udah baca berbab" eh diujung malah diganting kayak jemuran...gariiinngggg bookk
ChikoRamadani
kenapa tiba" om haris menghilang?
ChikoRamadani
Akhirnya terbongkar sudah kebusukan tami, yang sudah menggelapkan uang perusahaan melalui perantara rudi yg sering sekali mentransfer ke rekening tami....
apa setelah ini ada kejutan lainnya yang akan terbongkar??? wah, pasti seru ini...
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
bagus sekali 🥰🥰🥰❤️❤️❤️
Naufal Affiq
lanjut thor
ChikoRamadani
Sangat menarik...
Ceritanya bagus, Konfliknya tidak terlalu bertele2 dan Sesuai alurnya jadi gak buat bosan ...
Penyampaian kosakatanya mudah dipahami....

Semoga sukses kakk othor❤️
ChikoRamadani
lanjut dong thor, seru nih ceritanya...
kasian anara dikeliling orang jahat yang suka berkhianat apalagi ibu tiri & kakak tirinya, ingin menguasai apa yg dimiliki anara... termasuk heri, berselingkuh dgn kakak tiri anara.
Angga Gati
cuz meluncur baca kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!