NovelToon NovelToon
Memeluk Cinta

Memeluk Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Genta Senja

Alena harus melunasi hutang kakaknya dan juga membayar tebusan kakaknya yang dipenjara akibat fitnah. Akhirnya Alena meminjam uang pada bosnya, Bima si CEO. Ia diberi pinjaman dengan syarat nikah kontrak dan berikan keturunan laki-laki.

Celakanya Alena tidak tahu kalau Bima sudah menikah sebelumnya dan hanya membutuhkan anak darinya saja. Begitu anak lahir, Alena dipisahkan dari anaknya. Perawatan yang tidak maksimal membuat anaknya meninggal dunia.

Melihat keterpurukan Alena dan dendam membara membuat Bima membongkar bahwa semua hanya skenario keluarganya. Ia terpaksa mengikuti dan tidak pernah bermaksud menjebak Alena sebab ia benar2 mencintainya.

Akankah Alena memaafkan semua kesalahan Bima saat akhirnya laki-laki itu menceritakan semua fakta yang terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Genta Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11 Terpaksa Bohongi Aldy

Acara rumah baca sudah selesai sejak kemarin, tapi Aldy memilih tetap bertahan di sana. Ia masih enggan pulang. Pikirannya berkecamuk.

Saat makan malam usai Alena memutuskan ikut pergi bersama atasannya, salah satu relawan ada yang bercerita soal Alena dan Bima.

Kebetulan relawan itu tidak sengaja mendengar obrolan Alena dan Bima saat bicara berdua.

"Rupanya mereka pasangan yang berencana mau menikah," celetuk relawan yang mendengar percakapan itu.

Aldy langsung menyangkal, sebab Alena tidak bercerita apapun tentang itu. "Nggak mungkin, mereka murni sebatas atasan dan asisten pribadi aja," sangkal Aldy.

"Serius, Pak Bima si atasannya itu mau jemput Alena soalnya mereka mau menikah."

Aldy terdiam dengan ucapan relawan itu.

"Cuman...anehnya mereka kayak berantem gitu. Pasangan yang sedang tidak baik-baik saja sepertinya."

Aldy menghisap batang rokok dalam-dalam, menghembuskannya kasar. "Apa benar Alena akan menikah?"

Kemudian ia teringat dengan ucapan Alena soal gaun dan cincin. Ia menduga apa mungkin sebenarnya gaun dan cincin itu sebenarnya untuk dirinya sendiri.

"Apa sebaiknya aku telfon saja Alena?" Aldy mengeluarkan HP di saku jaket. Saat hendak memencet tombol panggil, sejenak ia ragu. "Telfon...atau enggak ya?"

"Aldy!" panggil Bunda Widya,"bantu Bunda sebentar."

Aldy mengurungkan niatnya untuk menelfon Alena. Ia masukkan kembali HP ke saku jaket. Berjalan menghampiri Bunda Widya yang berdiri di depan pintu kamar anak-anak.

"Minta bantuan apa, Bun?"

"Bantuin Bunda beresin mainan anak-anak di ruang bermain."

Keduanya berjalan menuju ruang bermain yang berada di ruang tengah.

*****

Alena berbaring di atas tempat tidur. Ia mulai resah. Hari sudah beranjak malam lagi, tapi Bima sama sekali belum muncul. Sebenarnya ia ingin menghubungi Bima, tapi begitu ingat pernikahan itu, ia langsung enggan.

"Lebih baik jangan pernah kembali," gumam Alena.

HP Alena bergetar tanda panggilan masuk. "Barangkali manusia es itu telfon." Alena meraih HP di atas nakas.

Tertera nama di layar. Aldy.

"Halo...Ale, kamu ada di mana? Besok kita nonton yuk."

"Aku ada urusan di luar kota. Bulan depan baru balik," jawab Alena berbohong. Ia benar-benar tidak ingin melibatkan Aldy dalam perkara ini.

"Kota mana? Kok nggak cerita?"

"Di...Surabaya...iya, di Surabaya." Alena menahan nafas mencoba tidak panik sebab tengah berbohong.

"Gitu ya? Oke deh. Kita nonton setelah kamu balik aja. Oya, dapat salam dari Amel. Dua bulan lagi katanya balik ke Indo, liburan semester."

"Wah...asyik. Nanti kita pergi bertiga." Alena langsung antusias.

"Mm..Ale. Aku boleh tanya sesuatu?" Suara Aldy terdengar ragu. Alena mempersilakan sahabatnya bertanya.

"Tanya aja, kenapa Aldy?"

"Kamu jangan marah, ya. Kemarin...ada yang nggak sengaja dengar pembicaraan kamu sama atasan kamu...katanya...kalian mau nikah. Apa benar?"

"Gawat!" teriak Alena dalam hati. Ia tidak menyangka, pembicaraan mereka di panti ada yang mendengar. Padahal sudah menjauh dari kerumunan.

Menyadari Alena hanya diam saja, kecurigaan Aldy makin bertambah. "Kok diem?"

Alena tertawa berusaha menutupi rasa panik. "Hahaha...nggak mungkin, Aldy. Aku sama Pak Bima hanya sebatas atasan dan bawahan. Gimana bisa nikah?"

"Kita kan teman, sahabat dari sekolah. Jangan sampai kamu nikah tanpa kabar-kabar ke aku dulu, Ale."

"Alena Prameswari tidak akan lupa memberi tahu Aldy Bagaskara kalau nanti akan menikah. Kalau perlu aku kirim undangan label emas. Hahaha..."

Mendengar penuturan Alena yang santai, Aldy baru percaya kalau apa yang dibicarakan oleh salah satu relawan memang tidak benar.

"Ya udah, besok aku mau balik. Kamu jaga kesehatan di sana."

"Kamu belum balik?"

"Belum. Ini masih di panti. Masih nyaman aja di sini."

Keduanya berbincang di telpon cukup lama. Obrolan ringan dengan celoteh canda seakan tak habis bahan kalau keduanya sedang berbincang-bincang.

*****

Alena berdiri memandang langit dari balkon kamar. Langit tampak mendung, sepertinya akan turun hujan lagi.

"Nona Alena, makan malamnya Bibi letakkan di meja. Silakan menikmati." Bibi Meri membungkuk sopan.

"Bibi Meri sudah makan?" tanya Alena.

"Belum, Nona. Sebentar lagi baru mau makan."

Alena tersenyum mendengar jawaban Bibi Meri. Ia berjalan mendekati perempuan paruh baya itu. Dirangkulnya lengan Bibi Meri.

"Makan malam di sini aja. Aku malas kalau makan sendirian. Biasanya di rumah selalu makan bersama kakak."

"Jangan, Nona. Takut dimarahi Tuan Bima."

"Please...lagipula Pak Bima belum kunjung pulang dari awal aku datang ke sini."

Alena terus membujuk Bibi Meri untuk menemaninya makan. Merasa tidak tega dengan raut wajah yang memelas, akhirnya Bibi Meri setuju untuk makan malam bersama Alena.

*****

Aldy termenung di dalam kamar relawan. Tinggal ia sendiri yang masih bertahan di sana. Rebahan di atas ranjang, ia tatap langit-langit tempat tidur dua tingkat itu. Ia tidur di sisi bawah.

"Entah kenapa, aku lebih yakin kalau Alena berbohong. Apa aku tanya Tegar aja?" Aldy merogoh HP di saku celananya. Menekan tombol panggil dengan nama Tegar.

"Kenapa Dy?"

"Jujur sama aku, Kak. Alena mau nikah, ya?"

Tegar terdiam, ia kaget bagaimana bisa Aldy bertanya hal itu. "Apa Alena cerita ke Aldy?" batin Tegar bertanya-tanya.

"Kok diem?"

"Nikah sama siapa?" tanya Tegar balik. Nada bicaranya terdengar canggung.

"Ada yang nggak sengaja denger kalau Alena akan nikah sama Bima, CEO tempat dia kerja."

"Hahaha...ada-ada saja kamu. Itu nggak bener. Siapa yang denger?"

"Anak-anak relawan di sini. Waktu itu jemput Alena ke sini terus cabut ke tempat meeting. Nggak tahunya meeting ke luar kota."

"Iya, dia meeting ke Singapura. Haha...meeting bukan wedding."

Aldy mengernyit, "Singapura? Nggak salah denger aku?"

"Iya, ke Singapura. Dia ada kerjaan di sana selama sebulan. Kalau nggak percaya, tanya aja sama Alena."

Aldy terdiam. Ia merasa ada yang tidak beres dengan Alena dan Tegar. Keduanya memberikan informasi yang berbeda.

"By the way...hutang kemarin...Alena dapat dari mana uangnya?" Selidik Aldy curiga.

"Dari Pak Bima. Ia hutang."

"Yakin?"

"Kenapa Dy?"

"Walau tidak terlalu detail, desas-desus syarat dari Pak Bima sangat berat. Kalau tidak salah, ia pasti mengajak nikah kontrak kalau peminjamannya perempuan. Kalau laki-laki harus kerja rodi sama dia. Apa...Alena melakukan hutang perjanjian?"

Tegar membeku, ia baru tahu kalau Bima memang memiliki kebiasaan itu. Kenapa dia tidak kepikiran untuk bertanya pada Aldy. Ia baru ingat kalau rumah Aldy masih satu kawasan dengan rumah orang tua Bima. "Sialan," batin Tegar penuh amarah. Menyesali kebodohannya.

Aldy semakin cemas. Ia memiliki firasat buruk. "Alena bohong sama aku. Dia bilang sedang ada di Surabaya."

"Aduh!" maki Tegar dalam hati pada dirinya sendiri. Ia merasa ceroboh.

"Singapura apa Surabaya?"

"Maksud aku Surabaya. Aku salah sebut. Sorry. Tenang aja. Dia kan kerja sebagai asisten pribadi Bima sudah lebih dari setahun, jadi dia dapat keringanan. Aku balik kerja dulu, ya. Lembur soalnya."

Tegar buru-buru mematikan telpon. Lebih baik menghindar daripada Aldy bertanya lebih jauh. Lagipula percuma. Sudah terlambat. Perjanjian itu sudah ditandatangani dan harus dijalani.

1
Lina Yanti
alena bima
Genta Senja: 🥰😍 "Terima kasih sudah mampir, Kak. Jangan bosan untuk datang lagi," jawab Alena dan Bima bersamaan.
total 1 replies
Genta Senja
makasih... kita sehari dan sepemikiran
Bilqies
sama sama menemukan sosok orang yang mereka rindukan
Genta Senja: betul banget... sisi ini Thor bener2 ikut merasa terharu. dua orang yang sama2 kehilangan menemukan teman untuk saling mengisi kekosongan...
total 1 replies
Bilqies
sabar Alena, semoga kakak mau cepat dapat uang untuk menebus mu yaa
Genta Senja: aamiin... doakan yang terbaik buat Alena, ya
total 1 replies
Bilqies
baik banget sih Sendy
Genta Senja: asiaaaaaap.... hehehehe
Bilqies: entah Thor semua keputusan ada di tanganmu 🤣🤣🤣
total 5 replies
Bilqies
hmm entar bakalan tumbuh Dnegan sendirinya juga kok
Genta Senja: kita lihat nanti... akan berakhir dimana... hehehehe.... hhh... 😄
Bilqies: benih2 cinta 😀😀
total 3 replies
Bilqies
selamat yaaa...
Genta Senja: "Terima kasih Kak Bliqies...," ujar Alena dengan senyum tulus terkhusus untukmu.
Bilqies: harus donk 😀😀😀😀
total 3 replies
Bilqies
kasihkan aku aja Thor 🤣🤣🤣
Genta Senja: 😍😍😍😍😍😍😍😍🥰🥰🥰
Bilqies: 😀😀😀😀😀😀
total 3 replies
Bilqies
aku mampir lagi Thor,
Genta Senja: makasih kakak... selalu nyempetin mampir... jangan kapok mampir terus...
total 1 replies
Bilqies
sinis banget sih...
udah tau keles
Genta Senja: sabar kak... sabar...
total 1 replies
Genta Senja
yuk... dukung karya aku.... kasih penilaian di sini ya...
Lina Yanti
Elena bima
Genta Senja: ehem... Alena
total 1 replies
Lina Yanti
rahasia rukmini
Genta Senja: rahasia gelap
total 1 replies
Bilqies
aku mampir kak
Genta Senja: siap kakaaaaak
total 1 replies
xoxo_lloovvee
semangat thor, jangan lupa mampir ya 🤗
Genta Senja: siap... makasiiih... jangan lupa mampir lagi... nanti Thor juga akan mampir
total 1 replies
Bilqies
semangat terus Thor menulisnya...

jangan lupa mampir juga di karyaku
Genta Senja: siaaaaap
total 1 replies
Bilqies
gak nyangka kalau Bima beda agama dengan Alena...
Genta Senja: yaaah.... dunia akan selalu memiliki kejutan di setiap ceritanya... ☺
total 1 replies
Bilqies
aku mampir lagi Thor /Smile/
Genta Senja: makasih.... nanti Thor juga mampir lagi di karyanya Kak Bliqies
total 1 replies
Bilqies
awas bima nanti cemburu lagi ngeliat Alena Deket sama cowo lain 😬😬😬
Genta Senja: well.... jadi makin deg deg an...
Bilqies: pasti itu...
Karena kalau udah cemburu tandanya bima udah ada rasa sama Alena dan bima gak bakalan biarin yang udah jadi miliknya dekat sama cowo lain 😬😬😬
total 3 replies
Bilqies
aku mampir lagi Thor, semangat terus yaa menulisnya /Smile/
Genta Senja: siaaap
Bilqies: siap Thor ..
jangan lupa mampir juga di karyaku
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!