NovelToon NovelToon
Obsessed With My Handsome Duke

Obsessed With My Handsome Duke

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:15.2k
Nilai: 5
Nama Author: Melsbay

Emily terkejut saat menyadari bahwa dia telah transmigrasi ke dalam sebuah novel yang dia baca sebelumnya. Lebih mengejutkan lagi, dia menyadari bahwa dia tidak menjadi tokoh utama seperti yang dia harapkan, melainkan menjadi seorang putri pendukung yang sombong, bernama Adeline. Adeline dikenal sebagai seorang putri sombong dan arogan yang akhirnya mati keracunan karena perselisihan cinta antara protagonis wanita, yang disebabkan oleh ulah antagonis wanita.

"Kenapa aku harus mati konyol?" batin Emily. "Dari pada hanya menjadi pemeran pendukung, sekalian saja aku yang jadi protagonis! Hey, aku seorang putri raja!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melsbay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Romansa di Balik Keheningan Malam

Adeline dan Duke Emeric duduk di dalam kereta, suasana di dalamnya hening setelah momen yang intens di kuil suci. Keduanya terengah-engah, napas mereka masih berat setelah berciuman dengan penuh gairah.

Adeline menatap keluar jendela, wajahnya masih merona merah karena kehangatan ciuman yang baru saja mereka alami. Dia merasa detak jantungnya masih berdegup kencang, mengingat sentuhan-sentuhan Duke yang menyala-nyala.

Adeline bernapas dengan berat, wajahnya masih merah. "Apa yang kita lakukan tadi, Emeric?"

Duke Emeric duduk di samping Adeline, menatapnya dengan lembut "Kita hanya mengekspresikan perasaan yang sudah lama kita simpan, Adeline."

"Emeric... aku..."

Pemandangan di sepanjang jalan berlalu dengan cepat saat kereta Duke Emeric meluncur menuju kediamannya. Adeline, yang terduduk di pangkuannya, menangkap semilir angin yang membelai wajahnya dengan lembut.

Sementara itu, Duke Emeric, dengan tangan yang merangkul erat pinggang Adeline, menatapnya dengan penuh cinta dan kelembutan.

"Adeline..."

Adeline mengangkat wajahnya untuk menatap Duke dengan penuh kehangatan.

Duke Emeric memperdengarkan suara mesra "Aku mencintaimu, Adeline."

"Aku juga, Emeric."

Duke Emeric menarik wajah Adeline lebih dekat dan mencium bibirnya dengan lembut. Adeline merapatkan pelukannya, merasakan debaran jantung Duke Emeric yang berdegub kencang sama seperti miliknya.

Kereta terus meluncur di tengah gemerlap lampu-lampu jalan yang melintang. Adeline dan Duke Emeric, saling berpelukan mesra, di atas kursi kereta yang bergoyang-goyang karena jalan yang penuh kerikil, membawa mereka menuju kediaman Duke Emeric.

Dengan langkah hati-hati, Duke Emeric memasuki kediamannya yang megah, membawa Adeline yang terlelap dalam pelukannya.

Cahaya gemerlap lampu-lampu kristal memancar hangat di koridor, menciptakan atmosfer yang tenang dan damai. Kepala pelayan yang setia segera menyambut kedatangan Duke Emeric.

"Selamat datang kembali, Yang Mulia. Apakah semuanya berjalan dengan baik?" tanya Fredrick dengan wajah terlihat khawatir melihat Adeline dalam pelukan Duke Emeric.

"Iya, semuanya baik-baik saja. Sampaikan kepada Istana bahwa Putri Adeline akan menginap di sini malam ini."

"Baik, Yang Mulia. Segera saya sampaikan."

Setelah memberi perintah kepada kepala pelayan, Duke Emeric melanjutkan langkahnya menuju kamar yang terletak di lantai atas. Dengan hati-hati, dia menempatkan Adeline yang masih tidur nyenyak di tempat tidur yang empuk dan lembut.

Kepala Pelayan dengan cepat memberikan instruksi kepada seorang pelayan untuk segera mengantar surat ke Istana. Dia kemudian didekati oleh beberapa pelayan yang penasaran tentang wanita yang dibawa oleh Duke Emeric.

"Permisi, Kepala Pelayan. Maaf mengganggu, tapi kami semua penasaran dengan wanita yang dibawa oleh Yang Mulia Duke tadi. Biasanya Yang Mulia menolak untuk menerima tamu perempuan."

Kepala Pelayan mengangguk mengerti, memperhatikan bahwa banyak pelayan yang penasaran dengan situasi tersebut.

"Benar, ini memang agak tak biasa. Namun, sepertinya wanita itu adalah seseorang yang penting bagi Yang Mulia. Kita semua harus menjaga kerahasiaan dan menghormati privasi mereka." seru Fredrick dengan tenang.

"Tentu, Kepala Pelayan. Tapi, adakah yang bisa kita bantu untuk mempersiapkan kedatangan tamu tersebut?"

"Untuk saat ini, biarkan saja. Yang Mulia pasti telah menyiapkan segalanya. Tugas kita adalah menjaga agar semuanya berjalan dengan lancar." sahut nya lagi.

Pelayan-pelayan itu mengangguk setuju dan kemudian kembali ke tugas mereka masing-masing. Meskipun penasaran, mereka memahami pentingnya menjaga kerahasiaan dan privasi Duke Emeric serta tamunya.

Duke Emeric berbaring di sisi Adeline yang tertidur pulas, dia tak bisa berhenti menatapnya dengan penuh kekaguman. Matanya menyapu setiap detail wajahnya, menelan setiap momen kebersamaan yang mereka bagi hari ini.

Adeline, gadis yang selalu menjadi pusat perhatiannya, kini berbaring di depannya, mungkin tidak sadar bahwa Duke memperhatikannya dengan penuh cinta.

Wajah Adeline yang manis terhampar di atas bantalnya, rambutnya yang terurai lembut menambah pesonanya. Duke mencuri pandang ke bibir Adeline yang terkatup rapat, merasa tergoda untuk menciumnya. Tanpa ragu, dia mengecup bibir Adeline dengan penuh kasih sayang.

Ciuman itu singkat, tapi penuh makna, menyiratkan perasaan yang tak terungkapkan. Setelah itu, dengan lembut, dia mengelus wajah Adeline, menatapnya dengan penuh kasih.

Adeline, dalam tidurnya yang damai, merasakan sentuhan lembut di wajahnya. Dia merespons dengan membuka mata perlahan. "Emeric..." bisiknya, suaranya hampir tercekat oleh rasa haru.

Duke tersenyum lembut, tangannya masih mengelus wajah Adeline. "Adeline..."

"Apa kah aku bermimpi erotis tentang Emeric lagi... Ah... aku bisa gila..." bisik nya dengan suara parau, setengah mengantuk.

Duke Emeric tersenyum, senang mendengar kata-kata Adeline. Dengan lembut, dia membelai rambutnya yang lembut dan berkata, "Mimpi ku lebih liar dan erotis, Adeline." Duke Emeric berbisik di telinganya.

Adeline terkejut mendengarnya, matanya terbuka lebar. Dia mengucek matanya dengan cepat, mencoba memastikan bahwa dia tidak bermimpi.

"Oh.. tidak.. Emeric, ku mohon lupakan kata-kata ku barusan. Aku sedang mengigau..." Adeline menarik selimut lebih dekat ke wajahnya, mencoba menyembunyikan rasa malunya.

"Itu permintaan yang sulit, Adeline." bisik Duke Emeric hamoir kehilangan akalnya.

"Emeric, aku—"

"Aku tidak bisa berpura-pura tidak mendengarkan hal yang sangat ingin ku dengarkan, Adeline. Aku sangat senang mendengar kata-katamu barusan..."

Duke Emeric dengan penuh kehati-hatian membuka selimut yang menutupi wajah Adeline, membiarkan cahaya rembulan yang memancar masuk ke dalam kamar yang tenang.

Adeline dengan suara bergetar. "Emeric..."

Dada bidang Duke Emeric terbuka di depannya, dan Adeline bisa merasakan kehangatan yang mengalir dari tubuhnya. Jantungnya berdegup kencang di dalam dadanya, terpancar dari dekatnya Duke Emeric.

Adeline memalingkan wajahnya dengan malu. "Aku tidak bermaksud mengatakannya... itu hanya..."

Duke Emeric menyentuh dagu Adeline dengan lembut, memaksa matanya bertemu dengannya. "Tidak perlu malu, Adeline. Khayalan ku lebih gila tentang kita..."

Duke Emeric dberbaring di atas kasurnya, memeluk Adeline dengan erat. Dia membiarkan tangannya menyusuri lembut rambut indah Adeline, memberikan kelembutan yang tak tertandingi.

"Adeline, kau tahu, aku sangat bahagia mendengar bahwa aku selalu hadir dalam mimpimu. Itu membuatku merasa begitu... istimewa."

Adeline memalingkan wajahnya dengan malu, tetapi Duke menangkap pandangannya dengan lembut, membuatnya merasa tenang.

"Aku tidak bermaksud mengatakan itu... itu hanya... aku tidak tahu..."

Dengan lembut, Duke Emeric menekan Adeline ke dadanya, membiarkan tubuh mereka saling bersentuhan dengan erat. Kakinya yang panjang menyilang kaki Adeline, memeluknya dalam dekapan yang penuh dengan hasrat yang membara.

Adeline merasa seperti terperangkap dalam belaian hangat Duke Emeric, jantungnya berdebar keras saat dia merasakan kehangatan tubuhnya.

"Aku bahagia bisa bersamamu, Adeline. Bahkan dalam mimpi."

Dia melanjutkan sambil mengusap wajah Adeline. "Kau membuat hatiku bergairah, Adeline. Setiap kali aku menutup mata, bayanganmu selalu hadir, memenuhi pikiranku dengan segala hal tentang mu. Senyum mu yang menggemaskan, bibir mu yang menggoda, tubuh mu yang indah, wajah mu yang mempesona..."

"Emeric... Hentikan... aku malu..."

Duke Emeric memeluk Adeline lebih erat lagi, seolah ingin menyatukan jiwa mereka dalam satu kesatuan yang sempurna.

"Biarkan aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku, Adeline."

Adeline tersenyum, tangannya yang lembut meraih wajah Duke Emeric dengan penuh kasih sayang.

"Aku tak pernah meragukan cintamu, Emeric."

Duke Emeric merasa seluruh tubuhnya berdebar-debar saat mendengar kata-kata Adeline. Matanya berkilat dengan antusiasme yang tak terbendung, namun dalam keadaan yang sama, dia merasa seakan ditabrak oleh arus listrik yang mengalir melalui setiap serat sarafnya.

Dengan napas terengah-engah, dia membenamkan wajahnya ke dalam bantal dengan sekuat tenaga, mencoba menekan semua pikiran nakal yang merayap di kepalanya.

Adeline, dengan kelembutan dan kebingungannya sendiri, mencoba meredakan getaran yang terasa pada tubuh Duke Emeric.

Dia meraih tangan Duke yang gemetar, menyentuhnya dengan lembut, mencari pemahaman tentang apa yang terjadi.

Tak lama kemudian, Duke Emeric mengangkat wajahnya dari bantal, matanya yang penuh dengan hasrat yang tak terkendali menatap langsung ke dalam mata Adeline.

Duke Emeric dengan napas yang terengah-engah. "Adeline..."

"Ya, Emeric?" Adeline menatap Duke Emeric dengan mata yang berbinar-binat.

Duke Emeric memandang Adeline dengan intensitas. "Aku... Aku tak bisa menahan diri lagi, Adeline. Kau membuatku gila..."

"Apa maksudmu, Emeric?"

Duke Emeric mengangkat wajah Adeline dengan lembut. "Aku menginginkan mu..." mendekatkan bibirnya perlahan ke bibir Adeline.

Adeline merasa detak jantungnya semakin cepat. "Emeric..."

1
salwi
/Chuckle/
Melsbay
Halo... terima kasih sudah menjadi pembaca setia. Untuk mendukung author, mohon di like, subscribe, komentar, kasih bintanng dan di vote ya... terima kasih banyak...
Melsbay
mohon di like, subscribe, bintang dan follow akun ya gaess ya...😇 biar authir lebih semangat up karya dan jangan lupa di komen juga ya😇😇😇 Sankyuuu...
Olive
/CoolGuy//CoolGuy/
Niaa🥰🥰
Luar biasa
Niaa🥰🥰
😁😁🥰🥰
Melsbay
mohon bantu support author dengan like, subscribe, follow dan bintang ya... jangan lupa dikomen ya, teman2... sankyu😇😇😇
Bird
👣👣👣
Keyzie
👣👣👣👣
Pembaca Setia
update terus ya thor👍👍
Pembaca Setia
gentle👍👍
Pembaca Setia
/Hey//Facepalm/
Ryfca
🥰🥰🥰
Vallleri Abel
up up up
Suryavajra
Saintes itu apa kak?
Melsbay: sama sama😄
Suryavajra: wah keren.. insight baru.. thanks kak
total 3 replies
Suryavajra
buat aku, author yang bisa bikin cerita kerajaan itu sesuatu banget.. keren ah kak.. baca pelan2 ah 👍👍👍
Suryavajra
wow.. produktif sekali kak.. udah keluar karya baru lagi 👍👍👍👍👍
Ryfca
🥰🥰🥰🥰
Keyzie
keren👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!