Terlihat gemuk dan berjerawat bukan pilihanku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 11
Sementara aku masih di tinggal diruangan mas Satrio sendiri karena mas Satrio akan visite pasien sebentar sebelum kami pulang ke rumah.
Kebetulan hari ini tidak ada jadwal operasi sama jam prakteknya juga kosong karena mas Satrio buka Senin sampai Jumat saja di jam tertentu sekarang hari Sabtu waktunya mas Satrio untukku full satu harian.
Karena bosan aku pun berniat keliling sekitar poly obgyn sebentar atau menunggu di ruang tunggu saja.
Rasanya sumpek kalau menunggu di ruangan mas Satrio yang hanya melihat wallpaper berwarna cream sama foto pernikahan kami yang di pajang di meja mas Satrio.
Ketika aku keluar kebetulan juga sebelah ruangan mas Satrio keluar mungkin pasiennya tidak banyak.
Karena dokternya masih baru terlihat dari orang yang duduk di depan ruangan tersebut kosong.
Aku melihat seorang dokter wanita cantik tinggi putih body goals keluar dengan jas putihnya dari ruangan tersebut kalau perkiraanku sebaya denganku atau mas Satrio.
Melihatnya timbul rasa insecure ku dibandingkan dengan ku yang gemuk kalau kata mas Satrio gemoy tanpa menyapa ku palingkan tatapanku kenal pun tidak tapi entah kenapa aku jengkel melihatnya.
" Lama ya yang tadi pasiennya mau pulang minta foto dulu katanya kenang kenangan sebelum pulang ".
Aku yang mendengarnya mendelik alasan, padahal itu mah biasa aku pun tau itu biasa karena dulu sebelum menikah aku sering jadi juru kamera memfoto pasien sebelum pulang bersama dokternya tapi kenapa semuanya salah di mataku terlebih lagi si dokter yang tadi bersebelahan dengan mas Satrio kan aku jadi overthinking mana cantik lagi.
" Yuk yang kita makan siang di luar aja ya kita habiskan satu harian ini. apa perlu kita staycation besok kan Minggu gimana hitung hitung pacaran halal yang ".
Aku hanya tersenyum melihat ekspresi wajah mas Satrio yang sangat menggelikan dimana tadi wajah meweknya yang nangis setiap kali periksa.
" Ayolah sayang si Bram juga pengen masuk sangkar nih lihat sudah bangun dia ".
Yang benar aja si Bram yang di maksud mas Satrio adik kecilnya itu sudah bangun memang dia membuat nama tersendiri buat Adik kecilnya itu entah lah kenapa harus Bram aku malu menanyakannya.
Tidak tega juga karena kesibukannya akhir akhir ini kami jarang melakukanya akhirnya aku ia kan saja hitung hitung pahala.
" Mbak Sri! ". aku sedikit mengeraskan suaraku karena sepertinya mbak sri di belakang kami bawa kunci sendiri.
"Seperti biasa mbak nanti menu yang di meja bawa kembali saja ke rumah mbak kami mau pergi. Mbak lagi apa? ".
" Ini habis menyetrika buk."
" Taruh saja kalau sudah siap ya mbak nanti mbak sudah bisa pulang kalau sdh siap ".
" Saya ambil barang nya dulu buk sekalian pamit pulang ".
Aku tersenyum sambil mengangguk menjawab mbak sri. Beres mbak sri sekarang si bayi besar ku yang harus di urus. Melihat mas Satrio yang duduk di sofa ruang tamu aku menghampiri sekalian membawa segelas air putih karena di luar sangat panas harus banyak minum biar tidak dehidrasi.
" Ini mas diminum dulu" Aku mengangsurkan gelas yang di tanganku ke mas Satrio. Dia menerima gelas tersebut sambil menatapku heran.
" Mbak Sri sudah pulang yang kalau sudah pulang tunggu apa lagi ayok" air minumnya belum di minum sudah tidak sabaran aja.
" Minum dulu" Setelah disuruh baru dia mau minum dasar bucin akut si mas Satrio.
pak Satrio belajar dari pengalaman gak bisa nolak kare gak enakan itu akan jadi bumerang buat diri sendiri,,
gak muluk-muluk gak labay dibuat buat, keren 👍🤗
konflik ringan aja ini bacaan buat hiburan bukan malah baca novel tapi bikin naik darah 🤭
harusnya dia berusaha juga untuk bisa selalu menuruti hasrat sang suami, daripada dia melirik pada wanita lainnya 💪🤨
biar para suami juga belajar bisa bersikap demikian 👍👍👍👍🤨
hehe 🙏