NovelToon NovelToon
Sang Pelindung (Volume 1)

Sang Pelindung (Volume 1)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Sistem / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lotzer

Pada Volume pertama novel ini menceritakan tentang seorang pria biasa yang tewas ditembak oleh sekelompok preman karena berusaha melawan mereka.

Setelah Pria itu tewas dia dipanggil oleh seorang dewi, karena sang Dewi itu merasa terharu karena pria itu tewas dengan cara yang mulia dia memberikan kesempatan kedua kepada pria itu untuk hidup.

Karena tekadnya yang mulia itu sang dewi memberi pria itu sebuah kekuatan sebelum pria itu bereinkarnasi ke dunia yang berbeda, lalu setelahnya sang dewi mereinkarnasi jiwa pria itu ke tubuh seorang bayi yang baru lahir dari pasangan bangsawan yang memiliki tingkat terendah.

Dan dari sinilah kisah pria itu kembali dimulai.

CATATAN : PROSES REVISI BARU SAMPAI BAB 2

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lotzer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertempur Bersama

Setelah pertempuran berakhir terlihat ada seorang prajurit berpakaian lengkap yang sedang berlari dari gerbang perbatasan ke arah tenda medis, "Kami butuh tim medis, ada 3 orang yang terluka" Teriak prajurit itu di depan tenda medis.

Tanpa butuh waktu lama terlihat ada tiga orang yang keluar dari tenda tim medis dengan memakai jubah berwarna putih dan berlari dengan cepat ke arah gerbang perbatasan.

Lancaster yang melihat kejadian itu dari garis belakang langsung berlari dengan cepat ke arah gerbang perbatasan dengan wajah cemas.

"Sial, aku harap yang terluka bukanlah Estrilda" Ucap Lancaster sambil berlari dengan tergesa-gesa.

Sesampainya di gerbang perbatasan dengan wajah cemasnya Lancaster melihat ke arah kerumunan pasukan yang sepertinya sedang mengelilingi para pasukan yang terluka.

Tanpa pikir panjang Lancaster langsung berlari ke arah kerumunan itu lalu mencoba untuk menerobos para kerumunan itu untuk memastikan bahwa yang terluka bukanlah Estrilda.

Setelah Lancaster berhasil menerobos kerumunan itu Lancaster melihat dengan mata kepalanya sendiri para pasukan yang terluka sedang berbaring sambil diobati oleh para tim medis menggunakan sihir mereka.

Luka para pasukan yang sedang berbaring itu terlihat cukup parah sehingga membuat kekhawatiran Lancaster bertambah.

Sayangnya Lancaster tidak bisa melihat wajah para pasukan yang terluka itu karena wajah mereka terhalang oleh tubuh para pasukan medis.

Terdengar suara seorang wanita yang berasal dari arah belakang Lancaster berkata "Apakah salah satu pasukan yang terluka itu adalah kenalanmu?".

Dengan cepat Lancaster menoleh ke arah belakang lalu melihat Estrilda sedang berdiri dengan santainya seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Dengan senyum lega Lancaster menatap mata Estrilda lalu berkata "Aku pikir tidak".

Setelah pertempuran malam ke-11 bulan monster itu usai para pasukan kembali berpesta seperti biasanya, dan ketiga pasukan yang tadinya terluka kini sudah pulih lalu ikut berpesta bersama pasukan lainnya.

Malam ke-11 bulan monster berlalu dengan ceria, dan malam ke-12 bulan monster akhirnya tiba, terlihat Estrilda dan Lancaster sedang mengobrol satu sama lain di garis belakang.

"Pakailah pita merah ini di lenganmu agar aku bisa mengenalimu nanti" Ucap Lancaster sambil mengikatkan sebuah pita merah pada lengan Estrilda.

"Oh... Apakah karena kejadian kemarin sekarang kamu merasa lebih khawatir kepadaku?" Tanya Estrilda kepada Lancaster.

Lancaster hanya menjawab dengan senyuman sambil menatap mata Estrilda, melihat hal itu Estrilda tersipu malu karena telah mendapatkan perhatian Lancaster.

Beberapa detik kemudian akhirnya Lancaster berhasil memasang sebuah pita merah di lengan kanan Estrilda lalu berkata "Berhati-hatilah" Sambil tersenyum lalu menepuk kedua bahu Estrilda.

Sambil memberikan senyum manisnya kepada Lancaster Estrilda berkata "Siap Sersan" sambil memakai helmnya lalu berlari pergi ke arah gerbang perbatasan meninggalkan Lancaster sendirian.

Beberapa jam kemudian akhirnya pertempuran malam ke-12 bulan monster berakhir, pada malam itu hanya ada sedikit pasukan yang terluka, dan karena kemampuan yang dimiliki Estrilda dia mampu melewatkan malam itu tanpa terluka sedikitpun.

Beberapa malam akhirnya berlalu, pasukan yang terluka semakin bertambah setiap malamnya, namun Estrilda berhasil melewati malam-malam itu tanpa terluka, dan seiring berjalannya waktu kini hubungan Estrilda dan Lancaster semakin dekat.

Malam ke-21 bulan monster akhirnya tiba, dan kini giliran Lancaster yang mendapatkan tugas untuk bersiaga di gerbang perbatasan bersama Estrilda dan pasukan lainnya.

"Akhirnya malam ini tiba" Ucap Lancaster sambil menghela nafasnya dengan wajah yang terlihat sedikit khawatir.

"Kenapa kamu malah terlihat khawatir? Bukankah malam ini adalah malam yang kamu tunggu-tunggu?" Tanya Estrilda kepada Lancaster yang sedang duduk di sebelahnya.

"Ya kamu benar, tapi kini kita semakin dekat dengan akhir bulan monster, monster-monster yang datang menyerang akan semakin sulit untuk dihadapi, aku khawatir jika nanti kamu akan terluka" Ucap Lancaster.

"Tenang saja, seperti yang kamu lihat sebelumnya aku berhasil melewati malam pertempuran tanpa luka sedikitpun" Ucap Estrilda sambil memainkan pedang miliknya seolah-olah sedang memamerkan keahliannya kepada Lancaster.

"Kamu memang hebat tapi kamu juga harus tetap berhati-hati" Ucap Lancaster sambil tersenyum kepada Estrilda.

"Ya, kamu juga sebaiknya berhati-hati" Balas Estrilda sambil tersenyum juga.

Setelah percakapan itu mereka berdua langsung berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan bersama menuju gerbang perbatasan.

Sesampainya di gerbang perbatasan Estrilda langsung masuk kedalam barisan pasukan berpedang, dan seperti biasanya Estrilda ditempatkan di barisan paling depan pasukan berpedang dan juga berada tepat di belakang pasukan perisai.

Sebenarnya formasi inilah yang membuat Estrilda terlindung dari serangan para monster sehingga dirinya tidak pernah terluka selama ikut berperang di bulan monster.

Sedangkan untuk Lancaster karena dia sebenarnya adalah seorang pasukan pemanah dia ditempatkan di barisan yang paling belakang.

Dan sama halnya dengan Estrilda Lancaster juga memasang sebuah pita yang terikat di lengannya sebagai pertanda untuk Estrilda bahwa dia adalah Lancaster.

Untuk pertempuran malam ke-21 bulan monster semua pasukan yang berada di gerbang perbatasan sebelah selatan yang totalnya berjumlah 100 pasukan dikerahkan langsung ke gerbang perbatasan.

Dan sekarang semua pasukan telah bersiap untuk menghadapi para monster yang akan datang menyerang, dan tanpa butuh waktu lama "Ting... Ting... Ting..." Suara lonceng menara pengawas telah berbunyi menandakan monster akan segera datang untuk menyerang.

Setelah lonceng berbunyi seluruh pasukan mengangkat senjata mereka masing-masing, "Troll akan segera menyerang" Teriak pasukan pengawas yang berada di atas menara pengawas.

Dan beberapa detik kemudian terlihat sekelompok Troll yang berjumlah 50 ekor dan memiliki badan besar sedang berlari ke arah para pasukan dengan membawa senjata yang berupa batang pohon yang berukuran sedang.

Setelah para troll terlihat para pasukan pemanah segera menembakkan anak panah mereka, dan dari 30 anak panah yang ditembakkan hanya mampu membunuh 20 Troll dan troll lainnya mampu menangkis anak panah yang tersisa.

Beberapa detik kemudian 30 troll itu akhirnya sampai di barisan depan dan berhadapan langsung dengan para pasukan perisai.

Duar... Suara hantaman yang keras terdengar dari barisan depan, batang pohon yang menjadi senjata para troll menghantam langsung perisai milik para pasukan dengan sangat keras, dan terlihat ada 5 pasukan yang terpental karena serangan itu.

Setelah serangan troll itu para pasukan berpedang langsung berlari ke barisan depan melewati celah kecil yang berada di samping para pasukan perisai.

Karena para troll membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan serangan yang kedua para pasukan berpedang memanfaatkan kelemahan para troll dengan sangat baik.

Para pasukan berpedang itu melakukan serangan cepat kepada para troll yang berada tepat di depan para pasukan perisai.

Sebelum para troll melancarkan serangan keduanya para troll itu berhasil dikalahkan oleh para pasukan berpedang yang dibantu oleh pasukan pemanah.

Pada akhirnya semua troll berhasil dikalahkan oleh para pasukan tapi, 5 pasukan perisai yang tadi terlihat menahan serangan pertama para troll terlihat sudah terkapar di tanah.

1
Aisyah Suyuti
seru
MR: Terima kasih Kak, mohon maaf jika masih terdapat banyak kata-kata atau kalimat yang masih sulit untuk dipahami /Pray/
total 1 replies
Jackie chen
Ini chapter terbaik sih menurut gw
MR: Gk main film?
total 1 replies
Vemas Ardian
crot😭 astaghfirullah
MR: Serigala : aku crot...
total 1 replies
Agung M
Di awal agak ngebosenin tapi makin kesini makin menarik ceritanya
MR: Terima kasih telah membaca /Pray/
total 1 replies
Agung M
Lanjut Thor
MR: Ditunggu ya ka, Terima kasih /Pray/
total 1 replies
Yoihoi Yoi
Tapi itu malam
MR: segera bang
Hioshi: revisi ulang
total 3 replies
MR
Terima kasih telah membaca /Coffee/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!