Pelacur Cantik Di Tubuh Istri Sampah

Waktu satu jam telah tiba untuk acara yang digelar dadakan oleh Nathanael. CEO Hector Enterprise yang terkenal berwajah tampan tapi selalu beraura dingin. Meskipun banyak wanita menginginkannya, tapi tidak ada yang berani mendekati karena sikapnya. Hanya Shella yang beruntung pernah menjadi tunangannya, tapi disia-siakan dengan berselingkuh dengan musuh Nathan.

"Apa yang sedang kamu rencanakan?" Tanya papa Gerry merasa bingung.

"Melakukan yang seharusnya sudah papa lakukan seminggu yang lalu." Jawabnya.

"Tidak bisakah bicara baik-baik dengan Shella dan keluarganya? Tidak perlu memanggil wartawan seperti ini." Ucap Reana merasa tidak nyaman.

"Kenapa kamu takut, nama baik keponakanmu rusak di mata publik?"

"Seharusnya kamu punya sedikit hati untuk tidak membuat malu Shella. Putusnya pertunangan kalian saja sudah menyebabkan Shella dipandang sebelah mata."

"Itu urusannya, siapa suruh terus mencari perkara denganku." Ucap Nathan.

"Kenapa kakek diam saja? Tidak ingin menghakimi aku juga seperti papa dan istrinya? Tapi aku sungguh tidak peduli." Ucapnya lagi.

"Tuan Nathan, semua sudah siap. Proyektor juga sudah terhubung dengan laptop Anda. Apa kita mulai sekarang?" Tanya Jefri sang asisten.

"Kita mulai, bagi yang tidak berkenan silahkan pulang. Aku tidak menerima interupsi saat acara sudah berlangsung. Karena sekarang kita sedang melakukan siaran live di berbagai media baik sosial maupun komersial."

"Selamat Pagi menjelang Siang, terima kasih sudah memenuhi undangan dadakan yang saya kirimkan kepada perusahaan kalian. Sebelumnya saya ingin mengatakan, tujuan saya mengadakan konferensi pers ini ingin memberitahukan informasi dan tidak menerima pertanyaan dalam bentuk apa pun. Langsung saja saya Nathanael Hector Eezar telah memutuskan pertunangan dengan Shella Angelica." Ucapnya.

"Seharusnya pernyataan pembatalan ini sudah saya ucapkan sejak 7 hari yang lalu di depan keluarga. Tapi karena papa saya Gerry Eezar terlalu lelet dalam bertindak karena status Shella yang adalah keponakan Reana istri kedua papa. Jadi, saya mewakili diri saya sendiri menegaskan jika saat ini status saya adalah pria single."

"Jika, setelah ini Shella maupun pihak mana pun yang ingin menggunakan nama saya maka saya tegaskan di sini saya tidak ikut campur. Alasan kenapa saya memutuskan ikatan pertunangan karena Shella berselingkuh dengan lawan bisnis saya yang bernama Zander Maxime. Jangan memandang seperti itu, karena tidak mungkin saya berbicara omong kosong."

"Bukti foto dan video akan saya tayangkan setelah selesai berbicara. Dan satu lagi, hari ini Shella datang ke kantor saya dengan tujuan ingin mengajak saya kembali. Lebih gilanya lagi, dia ingin saya menikmati tubuhnya yang menjijikkan itu. Saya tidak ingin dia membuat cerita palsu seakan saya ingin melecehkannya." Ucap Nathan.

"Jefri, nyalakan sekarang proyektornya. Saya akan berikan bukti foto perselingkuhan Shella lebih dulu." Katanya lagi.

Beberapa foto mesra antara Shella dan Zander terlihat jelas karena memang nyata bukan editan semata.

"Bagaimana sudah? Sekarang saya lanjutkan dengan video per cintaan panas mereka. Yang tidak kuat, bisa tutup mata. Karena ini vulgar."

"Ahh... Zanderhhh... Lebih dalam lagi..." Suara Shella terdengar begitu menikmati permainan. Seolah mereka bukan hanya pertama atau sekali bermain gila.

"Cukup Nathan, hentikan." Teriak Reana.

"Pintu masih terbuka, silahkan pergi jika tidak suka." Dingin Nathan.

"Reana, kamu sudah berjanji untuk tidak membuat masalah di sini." Ucap papa Gerry menatap tajam.

"Dan ini yang terakhir, kejadiannya baru beberapa jam yang lalu. Beruntung cctv di ruangan saya tetap aktif, kalau tidak bisa jadi akan ada cerita sandiwara jika saya telah melecehkan Shella."

Video di mana Shella baru datang mulai dari lobby hingga memasuki ruangan Nathan tertangkap kamera cctv. Tidak ada yang disensor.

Bahkan ketika Shella melucuti sendiri pakaiannya membuat semua orang menatap jijik pada perempuan yang terkenal sebagai model cantik yang anggun.

"Lihat keponakan tersayangmu itu, wanita hina sepertinya ingin kamu sodorkan menjadi pendamping hidupku. Lalu papa, kakek bagaimana pendapat kalian? Masih ingin aku memaafkan Shella dan memaksaku menikahi dia?" Tanya Nathan.

"Para wartawan yang terhormat, Anda semua boleh menyebarkan berita ini. Karena memang itu tujuan saya melakukan konferensi ini. Terima kasih."

Usai mengadakan acara itu, Nathan pun pergi keluar perusahaan. Tentu saja tujuannya untuk bertemu dengan Clara di sebuah restoran mewah. Nathan ingin membahas kerja sama yang ditawarkan wanita cantik itu.

"Jefri, kita pergi untuk ketemu Clara. Aku akan menerima tawaran kerja sama yang dia ajukan."

"Tuan menerima karena murni ingin berbisnis atau supaya bisa lebih dekat dengan janda muda itu?"

"Apa pun itu bukan urusanmu Jefri. Tutup rapat mulutmu, cukup lihat dan dengarkan pembicaraan kami nanti." Ucap Nathan memperingatkan asistennya.

Jarum jam di tangan Nathan menunjukkan pukul 12 siang. Sebenarnya waktu yang disepakati masih kurang 30 menit lagi. Tapi Nathan sengaja tiba lebih awal, karena dia ingin segera bertemu Clara.

"Tuan, kita datang lebih cepat sebaiknya Anda makan sesuatu dulu untuk mengganjal perut." Ucap Jefri.

"Coffe latte saja." Ucap Nathan.

Jam terasa lambat berputar, 30 menit serasa 30 tahun menunggu. Nathan sudah menghabiskan 3 cangkir kopi saking gabutnya dia menunggu.

Tap tap tap

"Sepertinya Anda sudah lama menunggu tuan Nael." Suara Clara membuyarkan lamunan Nathan. Dan panggilan "Nael" terdengar indah di telinganya. Karena hanya mamanya yang memanggil Nathan dengan Nael.

"Ya, seperti yang kamu lihat. Aku sudah menghabiskan 3 cangkir kopi karena datang lebih awal."

"Oh... Kalau begitu bukan salah saya, karena Anda yang berkeinginan sendiri. Sedangkan saya tiba tepat waktu sesuai jadwal kita janjian."

"Baiklah, apa yang ingin kamu sampaikan terkait pengajuan kerja sama ini. Keuntungan apa untuk perusahaanku?"

"Biar asisten saya saja yang menjelaskan pada Anda, Tuan Nael."

"Oh... Dia asistenmu sekarang, kalau tidak salah bukankah dia ini Alvin Aditya mantan CEO sekaligus mantan suami kamu?" Tanya Nathan.

"Benar itu saya, tapi di sini saya akan bekerja profesional sebagai seorang asisten. Bukan lagi sebagai CEO." Jawab Alvin tenang.

"Baiklah jika memang bisa profesional, karena aku sangat tidak suka melihat drama pertengkaran mantan suami istri di hadapanku." Ucap Nathan.

"Jadi kami menawarkan jasa bla bla bla..." Alvin menjelaskan begitu detail. Clara akui jika performa kerja Alvin masih sangat bagus. Terlepas dari masalah pribadi, Alvin memiliki integritas tinggi dalam pekerjaan.

Clara tersenyum dalam diamnya, bukan karena mengagumi kinerja Alvin tapi dia sudah tidak sabar melepas semua beban di pundaknya. Jika Alvin sudah kembali sebagai Alvin yang penuh tanggung jawab terhadap harta kekayaan warisan papa kandungnya. Clara akan tenang melepaskannya. Setelah semua dendam terbalaskan tentunya, terutama kekayaannya yang dicuri Abian kembali.

"Bagaimana Tuan Nael apakah presentasi dari asisten saya sudah memuaskan. Saya yakin Anda puas, karena Alvin memiliki pengalaman cukup banyak dalam dunia bisnis dibandingkan saya."

"Apa artinya kamu sedang memuji mantan suamimu ini?" Tanya Nathan.

"Tidak, bukan seperti itu. Hanya saja saya berbicara realita. Ini fakta jika Alvin lebih baik."

"Baiklah aku terima pengajuan kerja sama ini. Aku akan berinvestasi 500 milyar untuk proyek ini, tapi dengan syarat." Ucap Nathan.

"Apa syaratnya, saya harap tidak memberatkan bagi perusahaan." Balas Clara.

"Syaratnya, kamu harus urus sendiri proyek ini. Jika bertemu denganku juga sendiri, jangan membawa mantan suami ikut serta." Tegas Nathan.