Crazy Husband

Bryan melenguhkan kepala nya kebelakang, lantas tertawa kecil dengan senyuman aneh pada bibir nya, lantas lelaki itu menegakan kepala dengan sorot mata hangat.

"Aku tau, katakan, berapa uang yang kau inginkan? As you wish."

"Aku meminta pertanggungjawaban mu, bukan uang! Aku bahkan memiliki uang yang bisa membeli rasa kewarasan mu itu sir." Disya berseru lantang, menggerutu tak ikhlas.

Mata Bryan membelak heran, pertanggungjawaban kata nya?

"Apa yang harus aku pertanggungjawabkan?" Tanya Bryan dengan alis yang terangkat.

Ini sungguh lucu, meminta pertanggungjawaban kepada lelaki brengsek. Oh ayo lah, apakah dunia ini sedang bercanda!? Seperti tengah menampilkan sebuah comedian.

Bibir Disya menekuk dengan sorot mata tenggelam, "Bagaimana jika aku mengandung benih sialan mu itu?" Bibir nya berkata dengan seruan keras. Tak mengindahkan tatapan menerkam dari seorang Bryan.

"Gugurkan, "

Srtttt

Disya menarik dasi Bryan kasar, mencengkram nya dengan kekuatan full energi, bagaimana bisa lelaki ini berkata semudah itu!?

Katakan siapa yang gila? Cukup Disya benar-benar di ujung ubun-ubun, kekuatan yang keluar, mampu mencekik leher Bryan, hingga lelaki itu sedikit mengerang.

Dengan mata yang menyorot akan ketidak-puasan Disya menyentak, "Lelaki murahan! Berani nya, katakan sekali lagi."

Terdengar kekehan kecil menyahut, Bryan lelaki itu mengangkat tangan nya, menarik bahu Disya kasar, "Lancang sekali bibir mu, katakan, apakah alasan itu yang membuat ku harus bertanggung jawab?"

"Kau yang pertama, bedebeh!" Kesal Disya dengan napas yang memburu, menatap kesal lawan bicara nya.

Tak lama, Disya mulai mengendurkan cengkeraman pada dasi Bryan. Hingga lelaki itu bisa bernapas lega.

Bryan menggeleng pelan, "Energi mu, sungguh kacau honey, let's playing a game. " Dengan cepat, Bryan membungkam bibir Disya secara paksa, menuntut penuh, mencium tanpa aba-aba, dengan penuh nafsu.

Jantung Disya berpacu dengan cepat, tersentak terkejut atas kelakuan iblis Bryan yang secara tiba-tiba dia lancarkan.

Bahkan bibir nya sudah terbuka, membiarkan sangat devil menjelajahi bibir ranum nya.

"Emhh.. " Bryan mendesis tatkala Disya mengeluarkan suara aneh yang cukup membuat jiwa kewarasan nya kembali goyah.

Cukup menunggu iblis yang akan menguasai jati jiwa nya, maka Bryan tak akan segan-segan membiarkan Disya pergi. Ia ingin Disya menjadi salah satu barang koleksi nya.

Disya kembali menyadarkan kewarasan nya, mendorong paksa bahu besar Bryan, namun sayang nya, kekuatan Disya bahkan tak sebanding dengan kekuatan Bryan yang seolah-olah telah di imbangi oleh napsu bejat itu.

"Bibir mu manis, sayang." Seru Bryan yang melepas ciuman paksa yang ia lakukan, menatap bibir Disya penuh, jari telunjuk nya terangkat mengusap saliva yang berceceran di area bibir gadis milik nya.

Lantas tersenyum, jari itu ia arahkan lalu dia masukan kedalam mulut nya.

"Kau tidak waras!" Disya berteriak, memukul bahu Bryan dengan kasar.

Kekehan nyaring terdengar, Bryan menyeringai kecil, tangan nya terangkat mengelus pelan rambut Disya yang terurai panjang.

"Kau tau, seseorang yang ada di hadapan mu, memang tidak waras, l'm Hades baby." Bisik Bryan dengan sensual.

Deg

Jantung Disya terasa berpacu cepat, oh god apa yang terjadi mengapa kaki nya bagai jelly yang bahkan tak mampu menompang tubuh nya.

"Kau Hades? Hades yang terbuang? Jangan bercanda, jika ingin melawak pergi ketempat hiburan!" Seru Disya dengan tersenyum geli.

Bryan menatap tajam Disya, apa? Hades terbuang?

Baik lah jika begitu bukan kah seharus nya ia menunjukan, bagaimana seorang Hades bereaksi?