NovelToon NovelToon
Pulang Untuk Membalas Dendam

Pulang Untuk Membalas Dendam

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Romansa / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: nita kinanti

Dira, gadis yang dulu menjadi korban bully dari teman sekolahnya akhirnya berubah menjadi sosok yang kuat dan berkuasa. Selama bertahun-tahun dia tinggal di luar kota. Dia berusaha mengubur dalam-dalam kenangan pahitnya sewaktu menjadi korban bully dan ingin melanjutkan hidupnya dengan tenang karena yakin karma akan bekerja dengan sendirinya.

Tetapi kemudian, Dira mendengar jika ternyata orang-orang yang dulu membullynya sekarang hidup bahagia, Dira merasa tidak terima. Kepulangannya ke kota kelahirannya yang tadinya hanya demi karier berubah menjadi keinginan untuk membalas dendam. Dira bertekad jika karma belum menghampiri mereka maka dia yang akan menghantarkannya.

Akankah Dira berhasil membalas dendamnya atau justru memaafkan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nita kinanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Keluarga Vinson

Zaki melamun di dalam ruang kerjanya. Entah kenapa hari ini pikirannya tidak bisa berkonsentrasi.

Zaki belum bertemu Dira lagi sejak acara makan malam yang gagal waktu itu, dan sejak saat itu pula Zaki tidak bisa mengeluarkan Dira dari pikirannya. Ada rasa tidak rela ketika mendengar Dira berkata jika sebaiknya mereka tidak usah bertemu lagi. Kalau ditanya kenapa, Zaki sendiri tidak tahu jawabannya. Zaki tahu itu demi kelangsungan hubungannya dengan Selvi, namun jauh di dalam hatinya dia tidak terima.

Terdengar suara pintu di ketuk. Asisten Zaki masuk lalu memberikan beberapa lembar berkas kepada Zaki. "Tuan, ada masalah dengan proyek kerja sama kita dengan Vinson Corp," ucapnya.

"Masalah apa? Bukankah semuanya sudah beres?"

"Masalah bahan baku untuk produksi. Stok yang kita punya tidak sesuai dengan yang diinginkan Vinson Corp dan stok itu di pasaran juga sold out. Kita harus membicarakan hal ini dengan mereka."

Zaki terdiam. Bukannya terlihat cemas, bibirnya justru menyunggingkan seulas senyum. Entah kenapa Zaki senang mendengarnya. Ini artinya dia punya alasan untuk bertemu Dira. Meskipun Dira sudah memberitahu jika mereka bisa membicarakan masalah bisnis lewat asisten mereka masing-masing, Zaki tidak ingin menurutinya. Zaki tetap akan menemui Dira dan membicarakan masalah ini langsung dengannya.

"Baiklah, aku akan bicarakan ini dengan pihak mereka," ucap Zaki.

*

Dira sedang sibuk di ruangannya ketika tiba-tiba Tia masuk tanpa permisi.

"Ada apa?"

"Ada Tuan Zaki, dia ingin bertemu denganmu."

"Ada urusan apa? Bukankah kami tidak ada janji?"

"Katanya ada masalah penting yang harus dibicarakan."

"Masalah penting apa?" gumam Dira menerka-nerka, lalu akhirnya dia tersenyum miring. Dia tahu Zaki sudah masuk dalam perangkapnya. Jika Zaki memang ingin menjaga perasaan Selvi, tentu Zaki tidak akan menemuinya lagi apapun alasannya.

"Ya sudah, persilahkan masuk," ucap Dira pada akhirnya.

Tia pun mengangguk lalu mempersilahkan Zaki masuk.

"Hai Dira," sapa Zaki begitu dia masuk ke dalam ruangan Dira.

"Ada masalah apa Zaki? Apakah sepenting itu sampai kamu harus menemui aku?"

Zaki tertegun mendengar pertanyaan Dira yang menurutnya sedikit tidak enak di dengar.

"Maaf, aku hanya khawatir Selvi salah paham lagi. Sebenarnya sangat tidak profesional membawa masalah pribadi ke lingkungan kerja. Tetapi Selvi tidak pernah bekerja seumur hidupnya. Jadi, mungkin dia tidak akan memahaminya," lanjut Dira memulai dramanya.

"Aku minta maaf soal itu tetapi tenang saja, aku dan Selvi sudah tidak ada masalah. Aku jamin dia tidak akan salah paham lagi setelah ini," jawab Zaki.

"Kamu yakin?"

Zaki mengangguk.

"Aku lega mendengarnya. Baiklah, silahkan duduk." Dira memberikan senyum manisnya kepada Zaki dan itu membuat Zaki semakin tidak tahu apa yang saat ini dia rasakan. Dia seperti mendapat semangat baru hanya dengan melihat wajah Dira. Cintanya kepada Selvi masih sama seperti sebelumya, tetapi Dira seperti mencuri sesuatu dari hatinya yang tidak bisa dia utarakan.

Lalu Zaki mulai menceritakan masalah yang ada kepada Dira dan Dira menanggapinya dengan serius. Tetapi hanya Dira yang terlihat serius karena Zaki lebih serius memperhatikan wajah Dira daripada masalah yang sedang mereka bicarakan. Ya, Zaki semakin mengagumi Dira, entah dari wajah maupun sikapnya. Dira anggun dan mandiri, berbeda dengan Selvi yang manja dan selalu bergantung padanya.

Tidak terasa mereka sudah berbicara cukup lama. Masalah yang mereka hadapi masih belum menemukan titik temu. Mau tidak mau mereka harus bertemu lagi untuk membicarakan masalah ini.

"Aku akan menunggu kepastian dari perusahaanmu. Kalau memang tidak ada stok bahan yang sesuai dengan standar perusahaanku, mungkin perlu ada pembahasan ulang," ucap Dira menutup pertemuannya dengan Zaki.

Zaki tidak menjawab. Dia justru melamun sambil terus menatap Dira. "Zaki, kamu mendengar aku?"

"Eh ... Iya. Aku usahakan secepatnya."

"Ada lagi yang ingin dibicarakan?" tanya Dira melihat sikap Zaki yang sedikit aneh.

"Tidak, sudah cukup. Aku harus pamit sekarang." Sebenarnya Zaki ingin membuat janji dengan Dira agar besok mereka bisa bertemu lagi, tetapi dia tidak punya alasan yang tepat.

Dira mengangguk. "Oh, soal hadiahku untuk Selvi. Aku belum sempat menggantinya karena aku terlalu sibuk. Tapi aku usahakan secepatnya."

"Aku benar-benar menghargai niatmu tetapi sebenarnya itu tidak perlu."

"Aku mohon jangan menolaknya. Selvi adalah teman lamaku." Dira sampai mengakui Selvi sebagai temannya.

"Terserah jika kamu memaksa," balas Zaki. Lalu pria itu pergi dari hadapan Dira.

Tidak berselang lama, pintu ruangan Dira kembali terbuka. "Ada apa lagi Tia?" tanya Dira tanpa memperhatikan siapa yang masuk karena dia sudah fokus dengan laptopnya.

"Kamu tidak menyambutku, Baby?" Suara yang sudah beberapa hari ini hanya bisa di dengar lewat telepon oleh Dira kembali terdengar langsung di telinganya.

"Jeff?" Dialah Jeffrey Vinson, laki-laki yang sering meneleponnya lewat tengah malam. Dira menoleh sebentar lalu kembali fokus ke laptopnya. Meskipun sedikit terkejut, Dira bisa menyembunyikannya.

"Begitu saja?!"

"Memangnya aku harus bagaimana? Memelukmu? Menciummu?!" balas Dira tanpa ekspresi di wajahnya.

"Begitu juga boleh, aku tidak akan menolaknya."

"Aku bukan kekasihmu Jeff. Cari perempuan lain sana!" balas Dira dingin.

Jeff tertawa melihat sikap Dira. "That's my girl!"

Beberapa saat kemudian masuk Elisa Vinson, ibunya Jeff. "Halo Sayang, bagaimana kabarmu?"

Dira sedikit terkejut, lalu berdiri dari kursi kebesarannya untuk menghampiri Elisa. "Tante Elisa, kenapa Tante nggak bilang kalau mau kesini? Aku bisa menjemput Tante," ucap Dira sambil mengecup pipi Elisa.

"Dia bilang dia ingin mengejutkanmu," kata Elisa sambil melirik ke arah Jeff. "Bagaimana? Apakah dia sudah berhasil menaklukkan hatimu?" Elisa terobsesi menjadikan Dira sebagai menantunya, begitu juga Jeff yang terobsesi menjadikan Dira sebagai istrinya. Anak dan ibu ini sangat kompak.

"Kenapa Tante tidak menanyakan kabar perusahaan saja? Aku lebih bisa menjawab pertanyaan itu."

Elisa tersenyum. "Kapan kamu akan menikah dengan Jeff kalau pikiranmu hanya pekerjaan terus?"

"Jeff sudah punya banyak pacar Tante, dia sampai bingung mau pilih yang mana untuk dinikahi."

"No, Baby. Hanya kamu yang ingin aku nikahi," sahut Jeff tidak terima. Sulit bagi Dira untuk menghindar dari pembicaraan ini karena dia sendirian melawan dua orang yang suka seenaknya tetapi sangat baik kepadanya.

Kemudian Dira teringat soal restoran. Lebih baik dia mengalihkan pembicaraan ke topik lain daripada terus membahas hubungannya dengan Jeff, sedangkan mereka tidak ada hubungan apa-apa.

"Tante, aku ingin memanfaatkan Jeff, apa boleh?" Dira sangat dekat dengan Elisa. Dulu dia pernah mengikuti program magang di perusahaan Elisa, dan begitu lulus kuliah Dira langsung direkrut di perusahaan itu. Karena performa kerja Dira yang sangat bagus, Dira menjadi karyawan kesayangan Elisa, sampai sekarang. Bahkan sampai dipercaya untuk mengelola salah satu perusahaannya.

"Apa yang ingin kamu manfaatkan dari aku Baby? Hartaku, tubuhku semuanya milikmu, kamu ingin yang mana?" ucap Jeff tanpa ada rasa malunya meski ada ibunya juga di sana.

"Terserah kamu Sayang, apapun boleh kamu lakukan pada Jeff. Tetapi aku lebih suka jika kamu memanfaatkan dia untuk membuat keturunan," jawab Elisa tak kalah absurdnya dari sang anak.

"Tak bisakah kalian serius sedikit saja?" Dira mulai stress menghadapi ibu dan anak ini.

"Katakan, apa yang kamu inginkan Baby?" ucap Jeff terlihat sedikit serius, hanya sedikit.

1
Bintang Juing
Luar biasa
Endah Nigel Moms Nigel
saya LBH suka Jeff sama dira🥰❤️
Endah Nigel Moms Nigel
jangan biarkan si Selvi biadab itu bahagia. saya paling nda suka dengan pembulian.karena mmg buli itu nyata bukan saja di cerita nofel
Endah Nigel Moms Nigel
akhirnya mampus lu wanita jalang,
Endah Nigel Moms Nigel
Dira sama feff harus nikah..LBH setuuju dgn jeff
Endah Nigel Moms Nigel
Dira ini kok jadi goblok yah,atau thour nya yang goblok..jadi malas bacanya haddeh😏🙏
Endah Nigel Moms Nigel
mantap Dira hancurkan si Selvi dan Rieke itu
Endah Nigel Moms Nigel
semoga Dzaky sama dira
Martha Amelia Susanti
Bagus pelajarannya kisah ini. Indahnya saling memaafkan 🙏🏼
Marnisa Nisa
Saya suka Cara dira membalas dendam ☺️☺️
Nuryanti Yanti
Zaki pie kbre thorrr
Nuryanti Yanti
wahhh GK malu yeer
Nuryanti Yanti
mgkn KL diposisi Dira aku jg bakalan dendam
Nuryanti Yanti
Zaki jodohnya Dira kayaknya
Ayuni Tri Purnomo
Luar biasa
Mai Rehman
kita sebagai manusia semua ada salah dan silap dan kita harus memperbaiki kesalahan kita,,
Mai Rehman
ikut terharu,,,
Mai Rehman
baru dia rasa sekarang
Mai Rehman
karma itu ada,,,
Mai Rehman
jahat sgt si Selvi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!