Lin Mei seorang bodyguard di abad 21, meninggal karena kecelakaan tunggal, Jiwanya berpindah ke tubuh seorang Nona di dinasti Qing .
Feng Yie gadis yang cantik, lembut dan penurut. Ia hidup dengan Ayahnya yang tidak peduli padanya, Ibunya sudah meninggal saat Feng Yie berumur empat tahun.
Feng Yie tinggal bersama Ibu dan saudara tirinya yang kejam, akan kah Lin Mei mampu bertahan? tanpa adanya dukungan dari sang ayah.
Sekedar hiburan aja, yang suka silahkan baca, yang gak suka tidak perlu baca!
yang mau kasih bintang limanya, Author ucapkan Terimakasih, selain bintang lima tidak perlu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen Fitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 11 Tersiksa
* Di Mansion utama Jendral Feng *
Jendral Feng dengan linglung masuk kedalam mansion. Ia di kaget kan dengan suara istrinya.
''Apa yang kau lakukan itu akan menyakiti Putriku, dasar pelayan kurang ajar!!'' teriak selir Wang.
Nyonya Wang mendorong salah satu pelayan yang membantu Feng Hai berganti pakaian, ada luka goresan bekas Feng Hai menggaruk saking gatalnya ia tak terasa melukai dirinya sendiri.
''Ada apa dengan Putriku?'' tanya jendral Feng sedikit panik.
''Suamiku, lihat lah Putri kita !'' dengan sedih Nyonya Wang memberi tahu Suaminya.
''Tabib, ada apa dengan Putriku?'' tanya jendral Feng.
''Maaf Tuan, sepertinya Nona pertama alergi sesuatu karna kulit tubuhnya begitu parah ada bintik bintik dan bekas cakaran, mungkin Nona tidak menyadari bahwa ia menggaruk terlalu kuat jadi sedikit berdarah, dan pada wajahnya tidak terlalu parah hanya sedikit merah," ucap Tabib menjelaskan.
''Lalu alergi apa Putriku?'' tanya jendral Feng.
''Maaf Tuan mungkin Nona alergi wewangian apa Nona berendam sebelumnya? sepertinya ada bahan bahan yang membuat kulit Nona alergi, tapi tidak dangan wajahnya, saya hanya bisa memberikan ramuan untuk mengurangi rasa sakit, gatal dan pedih,'' ucap Tabib
Tabib Pun memberi obat pada Nyonya Wang , ''Jika Nona Feng mau, lebih baik berendam agar gatalnya berkurang.''
''Baiklah, terima kasih tabib,'' Nyonya Wang memberikan upah pada tabib wanita tersebut, tanpa mengantar tabib tersebut, pelayan yang mengantarkan ke pintu.
''Suamiku, aku akan mengurus Putri kita, istirahatlah di kamar nanti aku akan menyusul,'' Ucap Nyonya Wang dengan tersenyum.
''Baiklah aku pergi ke kamar dulu,'' Jendral Feng keluar dari kamar putrinya dan menutup pintu.
'' Hai'er kamu harus kuat sayang Ibu akan membantumu, Pelayan kemarilah, siapkan air hangat untuk berendam dan rebus ramuan ini! ini untuk di minum dan yang ini untuk berendam. Ingat kau tidak boleh salah jika kau membuat kesalahan kau akan menerima hukumannya, '' Nyonya Wang sangat marah melihat Putri tercintanya menderita.
''Ibu ini sangat menyakitkan, tolong aku Bu,'' rengek Feng Hai.
''Tenang Hai'er jangan di garuk itu hanya akan menambah rasa pedih mu!'' ucap selir Wang.
''Ibu tidak akan tahu karna Ibu tidak merasakannya ini sangat menyakitkan Bu.''
Mereka Terus berdebat hingga ramuannya datang.
''Nyonya ini obat untuk Nona,'' ucap pelayan satu.
''Nyonya air hangat sudah siap,'' ucap para pelayan dua.
''Hem bantu aku mengurus Putriku!'' ucap selir Wang.
Feng Hai pun berendam.
''Hai'er, apa setelah berendam tubuhmu tidak begitu gatal lagi?'' tanya selir Wang.
''Ya Bu, berendam jauh lebih baik rasa gatalnya pun sudah lumayan berkurang,'' ucap Feng Hai, matanya sudah mulai ngantuk, karena malam semakin larut.
''Jika seperti itu, Hai'er di temani para Pelayan saja, Ibu takut Ayah sedang menunggu, lagi pula Ayahmu baru pulang,'' ucap selir Wang.
''Baik, Ibu pergilah istirahat, sebentar lagi Hai'er pasti sembuh dan akan tidur juga,'' ucap Feng Hai.
''Baiklah sayang Ibu pergi istirahat dulu, ini sudah larut malam,'' ucap selir Wang. Ia pergi meninggalkan putrinya.
Feng Hai hanya mengangguk, ia trus berendam di bak, dengan ramuan dan air hangat di temani para Pelayannya, saat Feng Hai bangun dari bak, gatalnya terasa lagi sehingga malam ini adalah malam yang panjang baginya, karna ia harus trus berendam, agar gatalnya berkurang.
Di paviliun yang sederhana Feng Yie sang pembuat onar sedang terlelap ia tidak tahu jika karna racunnya akan membuat saudara tirinya tersiksa tak bisa tidur.
Di pagi hari Matahari masih malu malu Feng Hai baru saja tertidur. Jika ia tahu ini adalah perbuatan saudara tirinya dia pasti akan mengamuk, karna tadi malam ia ingin tampil berbeda jauh lebih cantik. Tapi apa yang terjadi ia justru merasakan badanya sangat gatal dan ia harus berendam semalaman.
''Ji Yu, ambilkan aku makan! rasanya aku mau pingsan saja,'' pinta Feng Yie dengan lemah.
''Baik nona,''Ji Yu pergi mengambil sarapan untuk Nonanya.
''Sialan, gara gara aku pura-pura anggun dan makan sok imut pagi-pagi perutku sudah kelaparan saja,'' baru bangun Feng Yie sudah menggerutu.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Maaf ya jika bahasanya masih amburadul, Author masih belajar, dan mengisi waktu kosong saat Anak Author pergi sekolah .
Yang mau memberi masukan silahkan. Tapi bahasanya yang sopan ya, soalnya author orangnya baperan. Terimakasih.