Apa jadinya kalau seorang mahasiswa hukum yang playboy di jodohkan dengan seorang janda kaya raya?
Dalam pikiran Boy, janda adalah perempuan gendut dengan make up tebal. Seluruh tubuhnya sudah kendor dan bekas orang. Boy yang sering gonta ganti pacar cantik, tentu saja menentang keras perjodohan yang dilakukan kedua orangtuanya, apalagi di jodohkan dengan seorang janda walaupun kaya raya.
"Tidak mau! Lebih baik Aku mati daripada menikah dengan janda tua. Aku masih 21 tahun, Mi, Pi," tolak Boy dengan keras.
Padahal, Krystal tidak sejelek yang Boy pikir. Walaupun sudah berumur 28 tahun dan janda, dia sangat cantik seperti aktris Korea. Krystal juga masih perawan, karena belum pernah tidur sekamar dengan mantan suaminya.
Krystal yang tidak ingin salah memilih suami lagi, memutuskan menyamar menjadi mahasiswi hukum, satu kampus dan satu kelas dengan Boy, untuk mengetahui sifat asli calon suaminya. Terbukti, banyak mahasiswa maupun dosen pria yang naksir Krystal termasuk Boy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11
"Aduh ... Pusing banget. Mending kuliah jurusan bisnis, bisa ngasilin duit. Kuliah jurusan hukum banyak banget tugas, semuanya tentang kasus-kasus hukum. Kaya detektif aja di suruh menelusuri kembali bukti-bukti dan dihubungkan dengan pasal-pasal. Kalau seminggu lagi Aku kuliah jurusan ini, bisa-bisa rambutku rontok semua," keluh Krystal.
Sepulang kuliah bukannya semangat, Krystal malah lesu. Dosen dan teman-teman lain sudah meninggalkan ruang perkuliahan. Hanya Krystal, Boy, Doni, Ryan dan Dena yang masih di ruangan. Melihat Krystal terlihat frustasi karena banyak tugas, Boy menghampirinya. "Sudah mau semester akhir, kenapa baru menyesal sekarang masuk jurusan hukum?" ucap Boy.
"Semester akhir apaan? Aku kan baru sebulan lebih kuliah jurusan ini, itupun cuma menyamar. Kenapa Aku jadi kebablasan gini sih? Kalau gak pernah keliatan di kelas, takut Boy curiga. Sebaiknya Aku cepat-cepat kasih tau Boy siapa Aku. Supaya Aku cepat Hiatus dari ruang perkuliahan ini!" batin Krystal.
"Santai aja, semester depan lebih menantang lagi. PPL dan KKN aja masih belum. Lihat Ryan! Mau tugas menumpuk kaya gunung pun, dia tetap slow, padahal otaknya nol," ucap Boy lagi.
"Kok jadi Aku?" Ryan yang masih berada di ruang perkuliahan menyahut karena namanya di sebut oleh Boy.
"Memangnya apa yang ku bilang salah?" ucap Boy.
"Gak salah sih," sahut Ryan lagi dengan lesu.
"Menurut Pasal 433 RKUHP : Setiap orang yang dengan lisan menyerang kehormatan atau nama baik orang lain dengan cara menuduhkan suatu hal, dengan maksud supaya hal tersebut diketahui umum, dipidana karena pencemaran, dengan pidana penjara paling lama 9 bulan atau pidana denda paling banyak kategori II yaitu Rp10 juta." Doni ikut menyahut.
"Tuh dengerin Boy! Menyebut otak Aku kosong sama aja dengan pencemaran nama baik. Otak Aku isi nya banyak tau. Ada saraf dan yang lainnya. Thanks ya, Don, udah belain Aku." Ryan tertawa senang.
"Tumben Kamu membela Ryan? Biasanya kalian berdua kaya Tom and Jerry?" sahut Boy lagi.
"Kasian aja, dia selalu di bilang otaknya nol, ya walaupun bener sih." Doni ikut tertawa juga.
"Rese Lo, Don!" Ryan ngambek.
"Udah ... udah ... Sorry, Aku gak bermaksud gitu sama Kamu, Ryan. Aku cuma mau ngehibur Alexa," ucap Boy dengan tulus pada Ryan.
"Untung sahabat, coba kalau bukan? Udah masuk rumah sakit Kamu Ku hajar," sahut Ryan. Walaupun Ryan menyahut dengan jutek, Ryan mengerti maksud Boy. Dia sudah terbiasa saling ejek dengan sahabatnya itu. Ryan juga sering mengatakan kalau Boy Playboy, penjahat wanita, ataupun pria brengsek, dan Boy tidak pernah ambil hati dengan ucapan Ryan.
"Dari pada manyun, mending Kita jalan-jalan, gimana? Alexa, Kamu mau ikut?" ajak Boy.
"Ke mana?" tanya Krystal.
"Taman Impian Jaya Ancol, dekat Kok dari sini, banyak wahana juga di sana," jawab Boy.
"Tapi Aku, ya, yang pilih wahana apa yang kita naiki?" kata Krystal.
"Oke." Boy tidak keberatan.
"Aku dan Ryan boleh ikut, gak?" tanya Doni penuh harap.
"Ya boleh lah, Kita rame-rame aja biar heboh," jawab Boy.
"Yes, Alexa, pilih wahana yang menantang ya untuk Kita!" kata Ryan.
"Sip," jawab Krystal sambil mengacungkan jempol. Doni Ryan lompat kegirangan karena senang. Seperti anak kecil saja.
"Ehem." Dena berdehem. "Kalian apa gak kasian sama Aku? Aku dari tadi di sini, tapi gak di anggap ada," ucap Dena.
"Kirain sudah keluar," sahut Boy.
"Alexa, Aku boleh ikut gak?" pinta Dena.
"Perasaan, Kamu punya banyak teman di kampus? Kenapa gak ajak teman Kamu aja? Malah ikut tongkrongan Kami? Kamu lupa kalau Aku mantan pacar Kamu? Gak malu apa berteman sama mantan pacar?" kata Boy.
"Denger Boy! Setelah Kita putus, teman-teman Aku, semua jauhin Aku. Kata mereka, Aku popular cuma numpang nama Kamu. Kamu harus tanggung jawab dong udah bikin Aku di buang sama mereka. Aku juga ogah temenan sama mereka sekarang," jawab Dena memelas.
"Itu namanya bukan teman kalau Setega itu sama Kamu. Kalau begitu, Kamu boleh kok ikut Kami," jawab Krystal.
"Beneran?" Dena senang. Krystal mengangguk, Dena senang bukan main. "Alexa, mulai sekarang Aku mau temenan sama Kamu aja, boleh kan?" tanya Dena memelas lagi.
"Iya, boleh," jawab Krystal.
"Ya ampun, Kamu baik banget sih. Selain cantik, hati Kamu juga lebih cantik. Aku serius loh. Aku jarang banget memuji cewek lain," puji Dena.
"Aku memang cantik," jawab Krystal dengan penuh percaya diri.
Boy tersenyum samar mendengar jawaban Krystal. Entah kenapa, apapun yang Krystal katakan, selalu membuat Boy bahagia hingga jantungnya berdebar. Boy masih belum sadar kalau dirinya mulai tertarik pada Krystal.