Kultivator Alam Semesta

Di tempat lain sekitar 500 tombak

Pria tua yang melihat seluruh kejadian dari kejauhan, dia mengutuk kebodohan Xio Dai yang berani menyinggung Liu Mei.

"Hanya berada di ranah Perak berani menyinggung cucuku yang sudah berada di ranah Dunia Maha Kuasa tahap menenga? Putra angkat Xio Tian ini memang cukup memiliki bakat, tapi dia tak akan pernah sebanding dengan bakat besar yang dimiliki cucuku," gumam Liu Min, kakek Liu Mei yang diam-diam selalu mengikuti kemanapun perginya cucu kesayangannya.

Sebelumnya saat melihat Xio Dai berani menyentuh lengan Liu Mei , ia ingin mematahkan tangan anak itu, tapi setelah melihat bagaimana cucunya mempermalukan pria yang mengganggunya, ia memilih tetap diam di tempat mengawasi apa yang selanjutnya terjadi.

Akan tetapi, tak terjadi apa-apa setelah Xio Dai dipermalukan Liu Mei. Pria itu pergi begitu saja bersama tiga pria lainnya setelah bangkit dan bersumpah akan membalas penghinaan yang diberikan padanya.

Sementara itu, rombongan Liu Mei yang tak lagi memiliki urusan di kawasan milik Klan Xio, mereka memilih pergi.

Sedangkan orang-orang yang sempat melihat keributan antara Liu Mei dan Xio Dai, mereka semua semakin tidak menyukai keberadaan para generasi muda Klan Xio yang selama ini terkenal sombong dan suka menindas.

"Klan Xio semakin hari semakin menunjukkan kalau mereka banyak melahirkan generasi muda sombong, dan gagal memberi pendidikan pada para generasi mudanya," ucap salah satu orang yang pernah dirugikan oleh Xio Ru.

"Kalau saja tidak ada leluhur dan Patriark Klan mereka yang kekuatannya sudah berada di ranah Langit menengah, Klan Xio hanyalah Klan tingkat dua di kota ini," ucap yang lainnya dan dengan suara lirih mereka terus membicarakan keburukan Klan Xio

Liu Min yang samar mendengar pembicaraan mereka, dia tidak peduli dengan penilaian mereka tentang Klan Xio.

"Klan Xio, sepertinya tak lama lagi Klan yang terkenal begitu sombong akan bertemu dengan akhir yang tidak baik," gumamnya dan sosoknya menghilang begitu saja seolah keberadaannya barusan hanyalah bayangan.

Di kolam energi kehidupan.

Di dalam kolam yang sebelumnya dipenuhi energi kehidupan, jumlah energi kehidupan di dalam kolam perlahan habis, terserap sepenuhnya oleh tubuh Xio Feng yang saat ini memancarkan cahaya terang berwarna kuning keemasan.

"Ranah Penempaan tubuh Tahap puncak, sedikit lagi aku dapat menerobos Dunia Maha Kuasa," Xio Feng dengan senyuman mengembang di bibirnya.

Liu Chien yang terus mengawasinya dari pinggir kolam, ia terlihat bahagia dengan pencapaiannya yang telah jauh melampaui harapan besarnya.

"Swuusshh..." Tubuh Liu Chien melayang dan ia saat ini tepat berada diatas Xio Feng.

"Guru, sepertinya energi kehidupan di kolam ini telah habis dan aku masih belum bisa menerobos ranah Dunia Maha Kuasa," ucapnya melihat Liu Chien.

"Menerobos sampai ranah Penempaan Tubuh tahap Puncak sudah merupakan pencapaian yang sangat luar biasa untuk anak seusiamu. Feng'er, untuk seorang jenius sekalipun, diusia yang sama denganmu, paling tinggi pencapaiannya hanyalah ranah Penempaan Tubuh Tahap Awal, dan itu sangatlah membutuhkan banyak usaha dan pelatihan keras,” ucap Liu Chien.

"Apa menurut Guru aku telah mencapai pencapaian para jenius di usia yang sama denganku?" tanyanya.

Liu Chien mengangguk.

"Bukan hanya sekedar melampaui, tapi kamu jauh melampaui pencapaian mereka," ucap Liu Chien lalu ia meminta Xio Feng keluar dari kolam energi kehidupan yang sekarang hanyalah kolam biasa tanpa keistimewaan.

Xio Feng keluar dari kolam menuruti permintaan Liu Chien. Sementara itu Liu Chien yang melihat tubuh muridnya basah, iahanya melambaikan tangan, mengeringkan tubuh Xio Feng, dan memberinya pakaian baru yang begitu saja melekat di tubuhnya.

Melihat penampilan baru Xio Feng setelah berkultivasi selama lebih dari dua bulan, Liu Chien merasa keberadaan Xio Feng akan membuat banyak wanita tergila-gila padanya. Selain memiliki wajah rupawan, kulit putih mulus selayaknya giok yang sudah dipoles, postur tubuh yang dimiliki Xio Feng juga sangat sempurna. Di usianya yang baru menginjak usia lima belas tahun, dia sudah terlihat selayaknya anak remaja dengan ketampanan sangat tidak manusiawi.

Xio Feng yang belum menyadari perubahan pada dirinya, ia tetap bersikap seperti biasa, dan dengan tenang ia berkata, “Guru, dengan tingkat kekuatanku yang sekarang, sepertinya aku sudah bisa mempelajari dua jurus dari dua kitab yang pernah Guru berikan padaku."

Dua jurus terlemah dari lima jurus dari kitab yang pernah ia baca, sangat memungkinkan dipelajari saat ia sudah memiliki kekuatan penempaan tubuh.

"Kamu bisa mempelajari jurus Benang Kematian dan jurus Jari kematian Nirwana, tapi untuk jurus Jari kematian Nirwana, saat ini kamu hanya bisa melatih jurus itu sampai tingkat 2. Selanjutnya untuk tingkat 3 dan tingkat 4, kamu baru bisa saat kamu nenerobos keranah Bumi," ucap Liu Chien

Mendapati restu dari gurunya meski ada batasan mana yang sudah bisa ia pelajari dan mana yang belum saatnya ia pelajari, Xio Feng dengan bersungguh-sungguh mulai mempelajari kedua jurus terlemah, dari lima jurus yang hanya sekali ia baca di kitab yang pernah diberikan Liu Chien padanya.

Sedangkan Liu Chien, ia hanya melihat pelatihan Xio Feng, dan hanya turun tangan memberi bimbingan saat Xio Feng mempelajarinya setelah berhasil menerobos tingkat Langit Xio Feng mengalami kesulitan atau melakukan kesalahan fatal.

Halo Readther bantu support terus ya,jangna lupa like,komen,dan jga gift nya ya😍

-------------------&----------------