Bianca Salsabila Santoso, wanita dewasa berusia 26 tahun. Usia transisi membuat nya harus di cecar dengan pertanyaan kapan menikah? Hingga perjanjian dari almarhum sang ayah bersama sahabat nya membuat wanita yang biasa dipanggil Bee tersebut harus terikat pernikahan dengan seorang pemuda berusia 19 tahun.
Lalu bagaimana jadinya jika pria bernama Bastian Schweinsteiger, berusia 19 tahun harus menikahi seorang wanita dengan usia terpaut 7 tahun. Bastian tak hanya masih muda tetap dia juga ketua geng motor yang hobby nya tawuran. Namun, dia tak bisa menghindari pernikahan gila tersebut.
Kehadiran orang ketiga juga membumbui pernikahan yang rusuh setiap hari itu.
Bagaimanakah sikap Bee menghadapi suaminya yang kekanak-kanakan?
Apakah Bastian bisa meluluhkan batu es seperti Bee?
Tawa dan air mata mengiringi perjalanan kisah cinta mereka....
Yuk simak kisah nya.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FitrianiYuriKwon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembagian hak
Bastian duduk dengan malas di sofa mansion mewah kedua orang tua nya. Setelah ini, ibu negara dan bapak negara pasti akan menceramahi dirinya. Ya begitulah lagu lama yang selalu didengar oleh Bastian.
"Ada apa Daddy memanggil ku kesini?" tanya Bastian ketus, lelaki itu masih memakai seragam sekolah nya.
"Bagaimana sekolahmu, Bas?" tanya Eric. "Sebentar lagi ujian?" sambungnya.
"Ya seperti biasa," jawab Bastian santai.
Ada Bara dan Bryan juga disana. Mereka bertiga di minta untuk berkumpul karena bapak negara ingin menyampaikan sesuatu.
"Apa kau siap menjadi pemimpin perusahaan?" tanya Eric menatap Bastian serius. Sebenarnya Bastian memiliki potensi sebagai seorang pemimpin, tetapi putranya itu terlalu nakal dan seolah tak peduli.
Bastian mendelik, dia hendak menjawab tidak bisa. Tetapi entah kenapa bayangan wajah Bee langsung terlintas di kepala lelaki tampan itu.
"Apa Daddy meminta ku memimpin perusahaan?" tebak Bastian, padahal dia mau menolak.
"Iya, kau akan menggantikan posisi Daddy," ucap Eric tersenyum.
Bara dan Bryan terkejut ketika mendengar bahwa Eric meminta Bastian menggantikan diri nya. Sebelum nya Eric tidak membicarakan hal ini pada kedua putranya.
"Daddy yakin?" sambung Bara menatap Bastian sinis.
Bara membenci Bastian karena seharusnya dia yang menikahi Bee bukan adiknya tersebut. Tetapi kenapa malah Bastian yang mendapatkan hati Bee?
"Kenapa?" Eric menatap kedua putranya. "Ada yang salah dengan keputusan Daddy?" lelaki paruh baya itu memincingkan matanya curiga.
Bara dan Bryan tentu mereka tidak terima dengan keputusan Eric. Walau Bara dan Bryan sudah memiliki perusahaan sendiri. Tetapi mereka juga ingin memiliki sebagian perusahaan milik sang ayah.
"Kalian berdua keberatan jika Daddy memberikan perusahaan ini pada Bastian?" tanya Eric sekali lagi.
Laerra hanya menghela nafas panjang. Bisa-bisa terjadi bentrokan jika Bara dan Bryan tidak setuju atas keputusan sang ayah.
"Bukan begitu, Dad," sahut Bara. "Bukankah Bastian masih terlalu muda untuk menjadi seorang pemimpin? Dia juga masih harus kuliah untuk mencari pengalaman," ucap Bara. Jelas Bara tidak terima jika Bastian menduduki posisi yang sudah lama dia inginkan tersebut.
"Kalian meremehkannya ku?" Bastian memincingkan matanya. Kedua saudara nya itu tidak tahu saja siapa Bastian yang sebenarnya.
Bara mengangkat bahu nya cuek. Sejak kelahiran Bastian, Bara sudah tak menyukai adiknya tersebut. Sebab Bastian mampu menggeser dirinya dihati kedua orang tua nya.
"Sudah. Sudah. Jangan berdebat," sanggah Eric.
"Bara, Bryan. Daddy memberikan perusahaan ini pada Bastian karena dia belum memiliki bagian. Sedangkan kalian sudah memiliki usaha sendiri. Kalian tetap dapat saham dari perusahaan Daddy, jadi jangan khawatir," ucap Eric.
Sebagai seorang ayah harus adil dalam membagi harta. Eric tak mau ketiga anaknya saling bermusuhan hanya karena harta yang tidak di bawa mati tersebut. Dia ingin para putra nya selalu hidup dalam kerukunan.
Bara dan Bryan adalah dua pria yang sudah memiliki usia matang, tetapi belum berkeinginan untuk berumah tangga. Diusia yang tak muda lagi harusnya kedua nya mulai mencari-cari, siapa tahu jodoh bertemu.
"Bas, persiapkan dirimu. Minggu depan kau sudah harus masuk kantor menggantikan Daddy. Nanti Bee akan membantu mu," ucap Eric pada Bastian.
Bastian mengangguk dengan senyuman menggembang. Hari-hari yang dia tunggu adalah bersama Bee setiap detik. Rasanya Bastian bosan menahan rindu ketika istrinya bekerja dan dia pulang sekolah. Waktu berputar terlalu lama, sehingga membuat Bastian yang bucin tingkat dewa itu seperti orang kerasukan setan karena merindukan Bee.
"Bas, sesuai dengan permintaan Bee. Mulai sekarang apapun fasilitas yang Daddy berikan padamu, akan Daddy tarik kembali. Kau bisa beli apa saja ketika perusahaan itu berkembang dengan pesat," sambung Eric.
Bastian mengangguk cepat, membuat mereka semua terkejut melihat tingkah Bastian yang tak seperti biasanya. Bastian tak bisa hidup tanpa kemewahan, tetapi setelah menikah dengan Bee lelaki itu terlihat biasa hidup tanpa fasilitas dari sang ayah.
"Ya sudah kalau begitu aku pulang dulu," pamit Bastian memasang tas ransel nya dipunggung.
"Kau naik apa, Son?" tangan Laerra khawatir.
"Ojek," sahut Bastian santai.
Mereka semua mendelik mendengar Bastian naik ojek. Anak sultan terkaya di Ibukota, tetapi naik ojek. Bukankah itu suatu kenyataan yang mengejutkan seluruh umat manusia.
.
.
Bara masuk kedalam ruang kerjanya dengan wajah merah padam.
"Sial, kenapa harus Bastian yang dapat kedudukan itu," umpat Bara kasar.
"Kak." Bryan juga masuk kedalam ruang kerja.
"Ini tidak adil, Bryan. Harusnya Kakak yang dapat posisi itu bukan Bastian," ucap Bara dengan emosi menggebu-gebu.
Jelas dia tidak terima jika Bastian yang menduduki posisi sang ayah sebagai direktur utama. Harusnya dirinya, karena dia anak sulung dan memiliki banyak pengalaman didunia bisnis. Sementara Bastian anak bau kencur yang bahkan belum mengerti apa-apa.
"Lalu apa yang akan kita lakukan, Kak. Aku juga sebenarnya tidak setuju jika Bastian yang mendapatkan posisi tersebut. Harusnya Kakak," ucap Bryan.
"Menyingkirkan Bastian," sahut Bara tersenyum licik. Sejak kehadiran Bastian dirinya bagai anak yang ditirikan oleh ayah dan ibu nya.
"Kakak yakin?" ucap Bryan setengah ragu. "Selama ada Bee di samping Bastian, seperti nya usaha kita menjatuhkan nya sedikit rumit. Bastian terlihat mencintai istrinya," jelas Bryan menghela nafas panjang.
"Jangan khawatir Bryan," sahut Bara. "Kakak akan merebut Bee dari Bastian. Sebab Bee itu seharusnya menikah dengan Kakak, bukan bersama bocah tengik itu," ujar Bara dengan tatapan tajam. Entahlah, kenapa bisa Bastian yang menikahi Bee, harusnya Bara? Bara anak sulung, usia nya juga diatas Bee. Sedangkan Bastian masih anak-anak yang tidak paham apa-apa.
Bryan melihat kearah Bara, lelah itu seperti tak percaya mendengar ucapan sang kakak. Benarkah jika Bara ingin merebut Bee dari Bastian. Apa selama ini Bara juga menyukai Bee, sang adik ipar?
"Kau ingin merebut Bee, Kak?" tanya Bryan memastikan.
"Iya, Kakak sudah lama menyukai Bee. Jadi Kakak tidak akan biarkan Bastian merebut Bee dari Kakak," ucap Bara tersenyum devil.
Bara jatuh cinta pada istri adiknya itu sejak pertama kali dia berkunjung ke kantor sang ayah. Sikap Bee yang serius dalam bekerja menjadi daya tarik tersendiri di mata Bara. Apalagi penampilan Bee yang sederhana membuat hati Bara ingin memiliki wanita itu.
Tetapi satu kenyataan pahit membuatnya marah, saat sang ayah mengatakan bahwa Bee akan di jodohkan dengan Bastian, anak bau kencur yang masih duduk dibangku sekolah menengah.
"Bagaimana caranya, Kak?" tangan Bryan bingung.
"Ikuti saja permainan Kakak. Bastian akan kehilangan segalanya. Kakak yakin jika Bee tidak mencintai Bastian. Bukan hanya usia yang terpaut jauh. Tetapi juga sikap Bastian yang masih kekanak-kanakan. Wanita mana yang mau memiliki suami tidak dewasa?" ujar Nara menjelaskan pada adiknya.
Bersambung....
BKNKH GK ADA PACARAN DLM ISLAM, YG ADA TA'ARUF.. BILA COCOK DI KHITBAH..
GOBLOK JUGA SI BAS YG TRLALU MNJA, HRSNYA LO LBH TEGAS, DINGIN DN DEWASA.. DN JUGA AGAK KEJAM BIAR TDK DIREMEHKN