Takdir Untukku

Papa Robert memijat pelipisnya yang berdenyut setelah kepergian keluarga Sherly.

Apa yang dikhawatirkannya terjadi juga, perempuan itu mulai berulah saat Reno memintanya menjauh.

“Pa…”

Plak !

“Ini karena tidak mau mendengarkan orangtua hingga membuat mamamu menangis.”

Plak !

“Ini karena mengkhianati Chelsea dan menyakiti hati papi dan mamimu.”

“Mas Robert !” mama Siska sejak tadi masih menangis langsung memekik saat melihat suaminya menampar Reno cukup keras sampai pria itu terhuyung ke belakang.

“Papa stop !” Chelsea berdiri di depan Reno, menghalangi papa Robert yang sudah siap menampar kembali.

Papa Robert menatap Chelsea dengan rasa bersalah karena tunangan anaknya pasti sangat terluka menghadapi kejadian ini.

“Sudah berapa kali papa bilang untuk menjauhi perempuan itu !  Sekarang kamu baru merasakan apa yang papa khawatirkan ? Dasar laki-laki bodoh ! Bisa-bisanya kamu meminta bantuan perempuan itu untuk pura-pura tidur denganmu hanya untuk menyakiti Chelsea ? Sekarang kamu tanggung akibatnya. Kalau sampai terbukti janin itu benihmu, jangan coba-coba menghindar, kamu harus menikahinya !”

“Aku yakin kalau janin itu bukanlah anakku, Pa,” Reno bersimpuh di bawah kaki papa Robert. “Seumur-umur aku belum pernah tidur dengan wanita manapun dan tidak pernah mabuk sampai lupa diri. Tolong percaya padaku, Pa.”

Chelsea mengigit bibir bawahnya. Rasanya sakit mendengar kalau kejadian di kamar hotel itu hanyalah sandiwara belaka, namun semuanya terlihat begitu nyata.

Chelsea menepi dan duduk di sebelah mama Siska, merangkul wanita paruh baya itu yang masih terisak.

“Bagaimana  kamu bisa memastikan kalau itu bukan anakmu ? Lihat ini !” papa Robert melempar hasil tes DNA dan pemeriksaan kehamilan Sherly di wajah Reno.

“Aku berani bersumpah tidak pernah menyentuhnya, Pa, bahkan mencium bibirnya saja belum pernah. Tolong beri aku waktu dan kesempatan untuk membuktikan kalau semua itu hanyalah kebohongan Sherly. Aku mohon, Pa,” Reno yang masih berlutut menangkup kedua tangannya di depan wajah, memohon pada papa Robert.

“Papa selalu mengajarkan padamu untuk bertanggungjawab dan bukti itu memiliki kekuatan hukum. Bagaimana kamu menyangkalnya lagi ?”

“Aku yakin kalau tes DNA itu palsu. Dan apa yang dikatakan Sherly semuanya bohong. Semua pakaian yang berserakan hanya untuk menyempurnakan sandiwara kami. Aku tidak bohong, Pa. Tidak terjadi apapun antara aku dan Sherly di kamar hotel itu.”

Plak !


Tamparan papa Robert kembali mengenai wajah Reno hingga pria itu tersungkur. Chelsea meneteskan air mata saat melihat sudut bibir Reno berdarah.

“Ini untuk sakit hati yang Chelsea rasakan karena melihatmu dengan wanita lain, bahkan dengan teganya kalian membiarkan Chelsea isi kamar hotel itu.”

“Sea sendiri yang memutuskan untuk membangunkan Reno, Pa.”

Chelsea pun mendekati Reno dan membantunya berdiri. Ditatapnya Reno dengan wajah sendu. Iba dan sakit hati bercampur jadi satu di dalam hati Chelsea.

“Tidak usah kamu kasihani laki-laki semacam itu, lepaskan dia, Sea. Papa minta maaf karena Reno sudah membuatmu kecewa dan sakit hati. Papa akan menarik semua permintaan papa supaya kalian bersatu, papa akan menemui papimu dan membatalkan pertunangan kalian.”

“Pa, tolong beri aku kesempatan dan jangan membatalkan pertunangan itu dulu,” pinta Reno dengan wajah memohon.

Reno sempat menoleh menatap Chelsea yang enggan membalas tatapannya.

Mama Siska masih duduk sambil terisak dan tidak kuasa membela Reno karena apa yang dilakukan suaminya memang sudah sepantasnya. Bukti-bukti yang diberikan oleh keluarga Sherly membuat mama Siska sulit percaya dengan ucapan putranya.

“Pa,” Chelsea mendekat dan memegang lengan papa Robert.

“Sea percaya sama Reno dan Sea harap papa juga lebih percaya pada anak papa daripada sekedar tulisan di atas kertas yang bisa saja dipalsukan. Sea mohon, tolong percaya pada Reno, anak papa. Berikan Reno kesempatan itu, Pa. Sea yakin kalau Reno pasti bisa membuktikannya.”

“Sea, dia sudah menyakiti kamu begitu dalam dan kamu masih berharap papa mendengarkan ucapannya ?”

“Sea percaya karena Reno adalah anak papa. Selama ini Sea melihat kalau Reno adalah laki-laki yang bertanggungjawab sama seperti papa. Sekalipun Reno tidak bisa menerima perjodohan dengan Sea, tapi Reno tidak pernah melarikan diri. Sea yakin kalau Reno sudah meminta Sherly menjauhi dirinya, tapi Sherly adalah wanita ambisi yang harus mendapatkan apapun yang dia inginkan. Tolong berikan kesempatan itu untuk Reno, Pak. Biarkan Reno membuat papa bangga kalau sampai berhasil membuktikan dirinya.”

Papa Robert terdiam sambil menghela nafas panjang lalu kembali memijat pelipisnya yang terasa semakin sakit.

“Papa duduk dulu, ya,” Chelsea menuntun papa Robert untuk duduk kembali di dekat mama Siska. “Sebentar Sea ambilkan minum,”

“Kamu lihat gadis macam apa yang sudah papa dan mama pilihkan untukmu. Sekalipun Sea manja, cerewet dan suka mengganggumu, tapi hatinya begitu tulus. Dia bahkan masih peduli sekalipun kamu menyakitinya begitu dalam. Kali ini papa tidak akan memaksa Chelsea lagi.”

Chelsea keluar lagi sambil membawa 2 gelas air putih hangat.

“Papa minum dulu biar sakit kepalanya hilang,” Chelsea menyodorkan satu gelas untuk papa Robert.

“Mama juga minum dulu.” Chelsea menyodorkan gelas yang satunya untuk mama Siska.

“Buktikan kalau memang kamu yakin janin yang dikandung Sherly bukanlah anakmu,” tegas papa Robert setelah menghabiskan satu gelas air hangatnya.

“Papa hanya bisa memberimu waktu 1 bulan untuk mencari bukti yang sebenarnya dan kalau memang Sherly berbohong, cari tahu penyebabnya. Hanya 1 bulan, tidak bisa lebih.”

“Terima kasih, Pa. Terima kasih.”

“Berterima kasihlah pada Chelsea. Kalau bukan karena keyakinannya padamu, papa tidak akan memberikan kesempatan itu untukmu.”

Reno tersenyum tulus pada Chelsea namun sayangnya gadis itu tengah menatap ke arah lain, Chelsea masih enggan menatap Reno.

Tidak lama papa Robert mengajak mama Siska kembali ke kamar.

***

“Pelan-pelan, Sea,” Reno meringis saat Chelsea mengusapkan salep pada beberapa bagian wajahnya yang luka dan memar karena tamparan papa Robert

“Jangan cengeng,” sahut Chelsea dengan suara ketus. Tangannya mengobati Reno namun tatapannya menghindari mata Reno.

Hawa sejuk di sore hari menjelang malam terasa menerpa saat keduanya duduk di teras belakang.

“Berani membohongi orang tapi baru luka begini aja teriak-teriak,” cebik Chelsea.

“Perih Sea, habis kamu sadis sih ngobatinnya,” sahut Reno sambil terus memperhatikan wajah Chelsea.

“Nggak sesadis kelakuan Reno,” gumam Chelsea namun masih bisa didengar Reno.

“Maaf karena aku tidak bisa mencegah Sherly memaksamu terlibat dan terima kasih karena sudah membantuku meyakinkan papa untuk memberiku waktu.”

Reno mengucapkannya dengan tulus namun tapi tidak mampu mengurangi rasa sakit karena luka yang sudah ditorehkan Reno.

Chelsea hanya diam lalu menatap wajah Reno hanya untuk memastikan kalau semua lebam dan luka yang ada di wajah Reno sudah diobati. Setelah yakin semuanya beres, Chelsea merapikan kotak obat yang ada di meja.

“Mau kemana ?” Reno menahan lengan Chelsea yang beranjak dari bangkunya.

“Balikin ini.” Chelsea menunjukkan kotak obat yang dipegangnya sambil menepiskan tangan Reno dengan gerakan yang lembut.

“Bisa duduk dulu dan temani aku ngobrol ?”

Chelsea tidak menjawab, hanya kembali duduk di bangkunya.

“Maaf, Sea. Maaf karena aku sudah membohongi kamu. Aku pikir ide Sherly itu pasti bisa membuatmu mundur, tapi ternyata kamu nggak selemah itu,” Reno tertawa pelan.

Chelsea tetap diam dan membuang muka ke arah lain arah, enggan menatap Reno. Namun tindakan Reno yang tiba-tiba mencium pipinya, membuat mata Chelsea membola dan hatinya yang terluka malah terasa perih.

“Ngapain kamu ?” Chelsea mendorong Reno hingga hampir terjatuh dari kursi tanpa senderan itu.

“Mau ucapin terima kasih atas perhatian dan ketulusanmu.”

“Berhentilah menganggap Sea perempuan gampangan !” Chelsea beranjak bangun sambil menatap Reno dengan penuh luka dan kemarahan.

Kedua rasa itu sangat menyakitkan dan membuat Chelsea ingin segers lari dari Reno.

“Sea, maaf,” Reno menahan lengan Chelsea yang bergerak ingin meninggalkannya.

“Kalau kata maaf bisa membuat seseorang lupa hatinya sudah tersakiti, maka tidak ada kata perpisahan dan penyesalan.”

Chelsea menghentakkan tangan Reno dengan sedikit kasar dan meninggalkan pria itu sambil berderai air mata yang sejak tadi sudah ditahannya.

Reno menghela nafas dan tertunduk lesu. Hatinya belum tersentuh dengan cinta Chelsea  tapi tidak bisa dihindari kalau Reno menyesal telah membuat Chelsea terluka,