Sequel dari Novel The Prisoner of mafia
Quen adalah seorang penari erotis yang terkenal di klub malam New York. Dia hanya menawarkan jasa menari, namun banyak lelaki yang terpesona padanya. Di negara lain, dia adalah gadis keluarga konglomerat yang lari dari rumah untuk menghindari perjodohan, dirinya cantik, mulia dan susah didekati.
Pada malam yang penuh gairah, Mike terpikat oleh gadis berpoteng, mereka melewati satu malam bersama, namun pada besok paginya gadis itu sudah menghilang.
"Temukan gadis itu!" Mike dengan gila memerintah pada semua anak buahnya.
Namun tidak disangka, gadis itu sudah pulang ke negaranya dan sedang mengandung seorang anak...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maybe Yes!
“Mike kenapa wajahmu akhir-akhir ini terlihat sangat kusut?” tanya Carlos pada Mike yang baru memasuki rumah dengan penampilan yang berantakan, dasinya mengendur, lengan kemejanya di gulung sampai sebatas siku, jasnya di sampirkan di atas pundak, dan jangan lupakan rambutnya yang biasa tersisir rapi dan klimis kini terlihat acak-acakan, penampilan Mike terlihat seperti orang yang baru kalah judi.
“I don’t know,” jawab Mike tidak bersemangat, sembari mendudukkan dirinya di samping Carlos.
“Apakah kau sedang stres? Kau butuh liburan?” tanya Carlos lagi, pasalnya ia paham kalau akhir-akhir ini pekerjaan Mike sangat banyak.
“Maybe yes.”
“Mungkin kau butuh pasangan hidup Mike, agar hidupmu tidak boring,” lanjut Carlos seraya menepuk pundak Mike beberapa kali.
“Aku sudah menemukannya.” Jawaban Mike membuat Carlos sangat terkejut bukan kepalang, bahkan pria itu sampai membulatkan kedua mata dan mulutnya secara bersamaan.
“Really? Siapa gadis itu?” tanya Carlos sangat penasaran dan antusias.
“Dua bulan yang lalu aku dan dia melakukan hubungan itu, tapi setelahnya dia langsung pergi tanpa pesan.” Bukannya menjawab pertanyaan Carlos, pria itu malah melakukan sesi curhat dengan nada lesu seolah sedang patah hati.
“Kau melakukan hubungan satu malam, begitu maksudmu?” Carlos seolah tidak puas dengan penuturan Mike.
“Yes! Dan lebih parahnya lagi, aku adalah pria pertama untuknya.” Mike mengusap wajahnya dengan kasar seraya menghenyakkan punggungnya di sandaran sofa di ruang tengah rumah mewah tersebut.
“Kau mendapatkan jackpot besar Mike! Dia masih perawan saat melakukannya denganmu, dan di Negara ini keperawanan itu sudah punah. Bisa jadi gadis itu berasal dari Indonesia,” tebak Carlos dengan asal.
“Indonesia? Apakah di Indonesia ada seorang gadis yang bernama Quen?” tanya Mike, dan Carlos hanya menaikkan kedua bahunya bersamaan.
“Jika ingin tahu jawabannya maka kau harus bertanya kepada singa betinaku,” bisik Carlos sambil memandang istrinya yang kebetulan melintas di ruang tengah sambil memegangi perut buncitnya.
Mike menatap wanita hamil yang terlihat judes itu sambil bergidik ngeri.
“Apa lihat-lihat!” sewot Arra dengan sinis.
Mike dan Carlos menggeleng kompak sebagai jawaban.
*
*
“Kau sudah siap memberitahu siapa pria itu?” tanya Jeff kepada putrinya yang masih terbaring lemas di atas tempat tidur pasien.
Quen menggeleng lemas karena dia baru saja mengeluarkan semua isi perutnya pada pagi hari itu.
“Oke, ini adalah pilihanmu sendiri, jangan salahkan Daddy kalau kau akan di asingkan!” tegas Jeff sembari menatap tajam putrinya yang terlihat pucat.
“Dad! Apa tidak bisa kalau Quen di berikan kesempatan? Mungkin dia tidak ingin memberitahukan siapa pria itu karena suatu alasan. Mommy mohon jangan asingkan Quen, karena dia adalah anak kita satu-satunya,” pinta Safira sambil meneteskan air matanya sambil menggenggam tangan putri kesayangannya.
Kelemahan Jeff adalah melihat istrinya meneteskan air mata. Pria itu akan luluh dengan mudah jika istrinya sudah menangis seperti itu.
Jeff menghela nafas panjang, kemudian menghampiri Safira lalu memeluknya, “jangan menangis lagi,” bisik Jeff dengan lembut.
Tapi, bukannya berhenti menangis, Safira malah semakin tersedu-sedu.
“Oke ... oke, aku tidak akan mengasingkan putri kita, tapi kamu jangan menangis lagi,” ucap Jeff pada akhirnya.
Safira menghentikan tangisnya seraya mengusap air matanya, kemudian ia tersenyum dan mengecup pipi suaminya dengan mesra.
“Terima kasih, kau adalah ayah dan suami yang paling baik sedunia,” puji Safira sambil mengurai pelukan Jeff, lalu pandangannya beralih pada Quen yang terbaring di atas tempat tidur.
“Sayang, kamu dengar itu, kalau Daddy tidak akan mengasingkanmu, tapi dengan syarat jangan pernah pergi dari rumah lagi,” ucap Safira kepada putri kesayangannya itu.
Quen mengangguk sebagai jawaban, terharu dengan sikap ibunnya yang selalu menyayanginya, meski dia telah membuat kesalahan yang sangat fatal.
“Tapi, aku akan tetap memberikan pelajaran kepada pria yang sudah menghamilimu!” Jeff tetap berkata dengan nada mengerikan kepada putrinya.
***
Kisah Jeff dan Safira ada di novel yang berjudul Menggenggam rindu (Sebuah penantian).