Dituduh mencelakai sang kakak, Shani di usir dan dihabisi oleh orang yang tidak menyukainya.
Datang kembali membawa dendam setelah bertahun-tahun untuk menghabisi pengkhianat itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
Shani sampai di rumah tempat tinggal Sifa ternyata Sifa anak panti awalnya Shani sempat kaget tapi dia berusaha untuk santai.
"Kamu pasti malu yah temenan sama aku karena anak panti," kata Sifa dengan khawatir.
"Enggak," sahut Shani datar.
Seorang Ibu paruh baya baru saja keluar dan melihat Sifa sudah pulang.
"Kamu sudah pulang nak eh ada temen kamu Sifa ayo ajak masuk," kata Ibu itu bernama Mila.
"Iya Bu," sahut Sifa dengan lembut lalu mengajak Shani masuk sedangkan Bu Mila mengangkat jemuran yang sudah kering.
'Sepertinya Ibu ini sangat ramah dan lembut,' batin Shani.
"Shani kamu duduk dulu aja aku mau ganti baju," kata Sifa lagi yang di angguki Shani.
Shani menelisik ruangan panti asuhan ini sepertinya kurang layak.
'Apa tidak ada donator,' batin Shani.
Bu Mila kembali masuk dan menaruh jemurannya di kamar lalu pergi ke belakang membuatkan minuman berupa teh es.
"Ini nak minum dulu," kata Bu Mila.
"Eh makasih Bu ya ampun repot-repot segala," kata Shani merasa tidak enak.
"Gak apalah nak sekali-kali, eee kamu ini temannya Sifa yahh."
"Iya Bu temannya Sifa emang kenapa Bu?"
"Wahh kamu itu teman pertama yang dibawa Sifa kesini dari SD Loh."
'Hah serius,' kata Shani dalam hati lagi.
"Yang benar Bu," tukas Shani.
"Iya benar nak kalau boleh tahu siapa namanya?" tanya Bu Mila.
"Nama saya Shani Bu kalau Ibu," sahut Shani.
"Panggil saja Ibu Mila yahh," kata Bu Mila lagi.
Sifa pun keluar. "Eh Ibu."
"Sifa Ibu mau masak dulu yahh."
"Biar Sifa bantu Bu."
"Gak usah kalau kamu bantu Ibu siapa yang temani Nak Shani."
"Ehh maaf Bu lupa hehe..."
"Ck dasar kamu ini."
"Gak papa Bu saya juga bisa bantu," sela Shani.
"Gak usah Nak nanti repot lagi."
Shani langsung melepaskan tasnya dan berdiri. "Gak papa masak bareng lebih menyenangkan."
Akhirnya mereka masak bareng tapi bahan makanannya banyak yang kurang.
"Telurnya ada berapa Nak?" tanya Bu Mila.
"Ada tiga Bu padahal banyak orang Bu," keluh Sifa.
Shani yang mendengar langsung keluar dan itu membuat kaget Bu Mila.
"Astaga Sifa kamu jangan ngomong begitu itu Nak Shani denger," tegur Bu Mila.
"Eh masa Bu maaf Sifa lupa lagi."
"Astaga kamu ini ya sudah kamu kejar Shani gih."
"Iya Bu."
Sifa pun mengejar Shani keluar. "Shaniii."
Ternyata Shani sedang membeli sayuran dan alat bahan makanan lainnya.
Sifa menghampiri Shani. "Shani kamu ngapain?"
"Beli sayur," sahut Shani datar tanpa menoleh.
"Ya ampun Shani kamu gak usah beli sayur tadi aku gak sengaja," takut Sifa.
Shani langsung melirik tajam Sifa sekilas lalu fokus sama apa yang mau dibeli.
"Bang, jangan lupa tahu sama tempe terus rawetnya dan satu lagi itu beli telurnya dua kilo."
"Shani kamu belinya banyak banget Shani kamu gak papa kan?" tanya Sifa lagi.
"Hemm..." dehem Shani.
'Apa dia marah,' batin Sifa.
"Semua jadi berapa?" tanya Shani lagi.
"Tunggu ya neng saya hitung dulu," kata Abang sayur mengambil kalkulator." Totalnya jadi 94 ribu neng.
"Ini ambil aja kembaliannya," kata Shani memberikan uang 100 ribuan.
"Wahh makasih yah neng."
"Hemm...ayo masuk."
"Ehh iya."
Shani dan Sifa kembali masuk membawa banyak sekali bahan makanan.
Bu Mila terkejut melihat apa yang dibawa Shani dan Sifa.
"Ya ampun itu dapat darimana?" tanya Bu Mila.
"Dapat dari kebon Bu," sahut Sifa.
"Kebon, kebon siapa."
"Kebun Bang Maman," sahut Sifa nyengir.
"Sifaaaaaa...kebiasaan deh siapa yang beli jangan bilang kalau yang beli ini Nak Shani."
"Gak papa Bu kita masak semuanya biar hari ini kita makan enak, toh ada anak panti lain kan berapa anak panti disini Bu." Shani menjawab Bu Mila dengan lembut.
'Ini beneran Shani lembut banget ngomongnya,' batin Sifa.
"Kalau sama Sifa jadi 25 Nak Shani," sahut Bu Mila.
"Oh ya sudah ayo kita masak," ajak Shani.
"Eh ngomong-ngomong hari ini kita mau masak apa," kata Sifa.
"Gimana kalau nasi goreng anak-anak sangat suka nasi goreng," sahut Bu Mila.
"Nasi goreng? boleh tuh Bu," sahut Sifa.
"Ya sudah kita masak nasi goreng," tukas Shani sambil melirik ke arah Bu Mila sekilas.
Akan tetapi Ibu Mila sepertinya sangat kecapean dan ingin jatuh untungnya Shani cepat menangkap Bu Mila.
"Aaaaah," teriak Bu Mila.
"Ibu," kaget Sifa tapi tangannya tertahan karena menggoreng telur.
Shani dengan sigap menangkap tubuh Bu Mila yang ingin jatuh.
"Ibu gak papa?" tanya Shani.
"Enggak papa ko makasih yah udah nolong Ibu."
"Ya sudah sebaiknya Ibu istirahat dulu biar Shani yang masak nasi gorengnya."
"Jangan nak Shani biar Sifa aja Nak Shani kan tamu.," larang Bu Mila.
"Gak papa Bu ayo saya antar ke kamar," kata Shani lagi lalu menuntun Ibu Mila ke kamarnya.
"Ibu istirahat dulu yahh," kata Shani lalu keluar.
'Anak itu sangat dingin tapi dia baik,' batin Bu Mila.
Shani kembali ke belakang membantu Sifa masak sampai selesai.
Setelah menata makanan di bawah karena tidak ada meja panjang atau yang lainnya.
"Gila masakan kamu enak banget Shan ko kamu jago sih masaknya," puji Sifa.
"Biasa aja, nasi goreng buat Bu Mila sudah ada, kan."
"Tenang aja Shan sudah aku sisihkan dengan cantik," sahut Sifa.
Sifa memanggil Ibu Mila untuk makan bersama dengan anak-anak.
"Bu ayo kita makan sama-sama," ajak Sifa.
"Iya nak," sahut Bu Mila.
Anak panti lain sangat antusias melihat makanan enak yang tertata rapi apalagi ada telur yang banyak dan sayuran yang menggoda.
"Ini siapa yang masak enak banget."
"Ye hari ini kita makan enak Bu."
"Wahh telurku banyak hari ini gak kaya biasanya nyempil di gigi doang."
"Aku minta timun dong."
"Wahhh makan enak kita hari ini ya Bu."
"Shuuut, anak-anak bilang dulu terima kasih sama Kak Shani yang udah masak enak buat kita," kata Bu Mila.
Semua anak-anak pun menoleh ke arah Shani, Shani tampak canggung.
"Terima kasih kakak cantik," sahut mereka dengan sumringah.
"Kakak Sifa gak dibilang cantik," sahut Sifa.
"Enggak, kakak Sifa jelek malas mandi kalau tidur dah kaya kebo."
"Buhahahaha..." tawa anak panti lain.
"Ikhhh awas ya kamu Burhan gak bakalan kakak bantu nanti ngerjain pr," kata Sifa dengan kesal.
"Sifa gak boleh begitu dan kamu Burhan cepat minta maaf sama Kak Sifa," tegur Bu Mila.
"Iya Bu...maaf Kak Sifa," kata Burhan.
"Iyeeee..." sahut Mila.
"Ayo makan," kata Bu Mila lalu mereka makan dengan lahap.
***
Sedangkan Boy dan Bima sudah kepanasan dari tadi mengintip Shani yang lama banget di dalam gak keluar-keluar.
"Ikhh Si Shani lama banget sih di dalam ngapain aja anjir," keluh Boy.
"Iya nih, kulitku dah gosong kaya pantat panci tapi tuh cewe cantik gak keluar-keluar," sambung Bima.
Sedangkan Aevan nasib beruntung dipihaknya karena dia parkir ditempat maung walaupun agak jauh dari panti.
Tidak lama kemudian ada dua orang yang datang ke panti dan menggebrak pintu.
Gedor...
Gedor...
"Bu Mila...Bu Mila keluar cepat!" teriak dua orang itu.
Boy terperanjat. "Eh itu siapa sih serem banget."
"Gak tau tapi kayaknya marah banget deh," sahut Bima.
Aevan juga sama kagetnya. "Mereka mau ngapain dan siapa mereka? apa mereka preman."
Lalu dalam panti yang mendengar suara pintu di gedor dengan kuat membuat Shani penasaran.
"Itu siapa yang gedor-gedor pintu Bu," kata Burhan dengan wajah takut.
"Iya biar Ibu lihat yahh," sahut Bu Mila.
Kemudian Bu Mila keluar dan membuka pintu tapi saat membuka pintu tiba-tiba Bu Mila berteriak.
"Aaaaa...."
"Ibuuu..." teriak anak panti yang khawatir begitu juga dengan Sifa.
***
semoga ada season 2 nya
dari awal sampek sini padahal Arga dan Dara yang selalu ada disisi Shani
untung aku nya mudeng sama alur ceritanya..