Lina dokter muda dari dunia modern, sang jenius harus meninggal karena kecelakaan tunggal, awalnya, tapi yang sebenarnya kecelakaan itu terjadi karena rem mobil milik Lina sudah di rusah oleh sang sahabat yang iri atas kesuksesan dan kepintaran Lina yang di angkat menjadi profesor muda.
Tapi bukanya kelahiran ia justru pergi kedunia lain menjadi putri kesayangan kaisar, dan menempati tubuh bayi putri mahkota.
jika ingin kau kelanjutannya ayo ikuti terus keseruan ceritanya, perjalan hidup sang putri mahkota
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 Kemarahan pejabat penghianat
Beberapa hari kemudian, laporan mulai masuk.
“Paduka,” kata Kepala Insinyur Air dengan wajah pucat,
“Tanggul Utara ternyata telah mengalami erosi dari bawah tanah. Air merembes lewat lapisan tanah liat dan memicu tekanan pada dinding sungai. Jika diteruskan, tanggul bisa pecah sewaktu-waktu.” lanjutnya
Mata Kaisar menyipit. Ia memandang Shuwan yang sedang tidur di ranjang kecil di samping tahtanya. “Dan Danau Kuno?”
“Masih tertutup oleh pelat batu besar. Ternyata, danau itu dulunya saluran pembuangan alami seluruh dataran tinggi. Tapi sejak istana kaisar terdahulu dibangun di atasnya, danau dialihkan dan air kehilangan jalur mengalirnya.”
Kaisar bangkit. “Siapkan rencana. Kita buka danau itu kembali. Bangun bendungan kecil dan arahkan air ke jalur lamanya.” titah kaisar
Penasihat Muyan mendekat dengan nada hati-hati. “Paduka, mohon maaf... Bolehkah saya bertanya... bagaimana Anda bisa tahu semua ini sebelumnya?”
Kaisar menatapnya tajam. Lalu ia tersenyum kecil. “Aku hanya mengikuti suara yang kubutuhkan.”
Dan itu membuat penasehat Muyan semakin bingung, tapi tidak berani bertanya lebih dalam lagi.
---
Malam harinya, di ruang pribadi Kaisar, Shuwan terbangun dan menatap langit-langit istana. Ia belum bisa bicara, belum bisa berjalan, tapi pikirannya berjalan lebih cepat dari angin.
Kaisar duduk di sisi ranjang kecil itu, memandangi wajah anaknya.
“Apa kau... memang datang bukan sebagai anak biasa sayang ?” bisiknya.
Shuwan tidak menjawab. Tapi dalam heningnya, suara itu kembali bergema di pikiran Kaisar.
"Ayah.... Ayah tidak usah memikirkan itu semua yang pasti aku adalah gema dari masa lalu, dan suara dari masa depan. Tapi untuk saat ini... aku hanya putrimu yang paling cantik.” jawab Shuwan Lian dengan tawa kecil
"Hehehe kau memang putri ku yang luar biasa, jika ibumu ada ia pasti bangga memiliki putri luar biasa seperti mu, tapi sayang ayah ingin kau tumbuh dengan layaknya anak kecil lainya, dapat bermain dan bersenang senang. Ayah ingin kau merasakan bahagia masa kecil" ujar kaisar sangat pelan.
Shuwan Lian memandang sang ayah lekat,
"Terima kasih ayah, Shuwan Lian sayang ayah..... Ayah tenang saja Shuwan akan baik baik saja, dn akan menikmati masa kecil Shuwan yang berharga" jawab Shuwan
Air mata Kaisar menetes, ia sangat berterima kasih pada sang istri yang memberikannya putri luar biasa, putri yang dapat mengisi kesepiannya serta untuk pertama kalinya sejak bencana banjir menelan rakyatnya. Ia tidak tahu dari mana datangnya kemampuan ini. Apakah anugerah para dewa? Apakah reinkarnasi roh agung?
Tapi satu hal ia tahu, suara Shuwan akan menjadi cahaya dalam kabut yang menyelimuti negerinya.
Dan mulai saat itu, setiap langkah keputusan di istana tidak hanya diambil oleh para menteri tua dan penasihat berambut perak.
Tapi juga... oleh suara lembut seorang bayi yang belum bisa bicara, namun membawa kebijaksanaan yang melebihi usia manusia.
...----------------...
Angin utara membawa aroma lumpur dan daun busuk ke dalam Ibu Kota Xianyang. Di pelataran istana, para pengrajin sibuk membangun kembali tanggul kecil sebagai uji coba. Perintah Kaisar Shen untuk memulihkan Danau Kuno telah dijalankan, dan proyek besar pembukaan saluran air purba dimulai. Namun, tidak semua orang senang dengan perubahan ini.
Beberapa bangsawan merasa kebijakan Kaisar terlalu tiba-tiba, seolah diambil tanpa konsultasi yang pantas. Mereka mulai berspekulasi, mencium sesuatu yang tidak biasa.
Mereka mencurigakan kaisar memiliki orang yang sangat di rahasiakan.
Malam itu, hujan turun tipis. Kaisar Shen sedang duduk di ruang pribadinya, Shuwan dalam pelukannya, memandang peta wilayah kekaisaran yang terbentang di meja batu.
“Pekerjaan di Danau Kuno berjalan lambat,” gumam Kaisar. “Tapi laporan dari utara menggembirakan. Aliran air mulai mengalir ke arah lama…”
Ia menatap Shuwan. Bayi itu menggeliat pelan, matanya masih bulat jernih. Dalam kesunyian malam, suara itu datang kembali, langsung ke dalam benak Kaisar.
“Ayah saluran lama tak cukup untuk menampung semua air. Bawah tanah penuh lumpur dan akar mati. Ayah harus menggali kembali Terowongan Naga.” ujar Shuwan Lian
Kaisar mengernyit. “Terowongan Naga…? Bukankah itu hanya legenda?” tanya kaisar dalam hati
“Ayah..... Legenda selalu berakar pada kebenaran. Terowongan itu dibangun oleh Leluhur Surga. Letaknya di bawah Kuil Gunung Timur. Tapi kini tertutup dan dilupakan.” jelas Shuwan Lian lagi
Kaisar mengambil kuas, mencatat cepat. “Aku akan kirim pasukan untuk mencari dan memeriksanya.”
“Ayah harus berhati-hati. Ada yang tak ingin banjir berhenti. Mereka yang kaya karena derita rakyat, takkan diam.”
Suara itu padam.
Kaisar menghela napas panjang. Ia tahu kata-kata itu bukan khayalan. Selama beberapa pekan terakhir, setiap saran dari Shuwan—dalam bisikan benak—telah terbukti akurat.
Tapi kebenaran itu juga membuatnya gelisah. Dunia belum siap menerima kenyataan bahwa seorang bayi mampu memberi perintah bijak melebihi para pejabat istana.
---
Keesokan harinya, Penasihat Muyan menyusul Kaisar di taman belakang.
“Paduka,” katanya perlahan, “Maafkan keberanian hamba... tapi rakyat mulai bertanya-tanya. Mengapa Anda tak lagi mendengarkan suara Dewan Agung? Dan mengapa selalu membawa Putri Shuwan ke rapat negara?”
"Apa masalah jika aku membawa putriku, dia masih kecil tidak mungkin akan memberontak saat tau rahasia kekaisaran, lagi pula. Lagi pula aku punya alasan yang tepat kenapa aku tidak mendengar suara Dewan Agung. Kau tau sendiri bukan selama tiga tahun tidak ada perubahan sedikit pun" jawab kaisar masuk akal
"Aku punya seseorang yang dapat menyelidiki semua yang terjadi, siapa orangnya tidak perlu bukan aku beri tau pada semua orang bukan. Apapun yang ku lakukan semua untuk kebaikan rakyat" jelas kaisar lagi.
Penasehat Muyan pun terdiam dan membenarkan apa yang di katakan oleh kaisar, tidak ada alasan yang mencurigakan semua alasan tepat sasaran.
Sedangkan di di tempat lain tepatnya di sebuah kediaman sedang ada pertemuan antar
bangsawan. Salah satunya adalah bangsawan Gao—seorang saudagar kaya yang selama tiga tahun ini menguasai jalur pasokan makanan di wilayah-wilayah banjir.
Mendengar kabar tentang proyek rahasia Kaisar. Ia marah. Banjir adalah sumber kekayaannya. Setiap kali petani gagal panen, ia yang menyuplai pangan dengan harga tinggi. Dan jika air surut… kerajaannya akan runtuh.
Malam itu, di aula pribadi miliknya, ia mengumpulkan tiga pejabat pengkhianat.
“Kita harus hentikan proyek air itu. Kaisar telah kehilangan akal sehatnya. Ada yang aneh... Sepertinya kaisar memiliki orang luar biasa di belakangnya" ujar bangsawan Gao
“Apakah tuan yakin?” tanya salah satu pejabat ragu.
Gao mengangguk dingin. “Saya punya mata dan telinga di istana. Dan satu lagi… kita tahu Kaisar mulai mengasingkan diri. Itu pertanda baik. Orang yang tak stabil mudah dijatuhkan.”
Mereka pun mulai merencanakan sesuatu yang lebih gelap dari kudeta—mereka hendak menculik Shuwan dan memakainya untuk memeras Kaisar agar menyerahkan tahta.
bersambung