Gimana perasaan kalian disaat ada seorang wanita, sedang berjuang mencari nafkah keluarga di negeri orang, harus menelan pil pahit mendengar kabar sang anak terlantar, sedangkan sang suami memilih menikah lagi dengan kekasih lama nya .
Penderitaan tak selesai begitu saja, ketika sang mantan suami memilih mengabaikan anak kandungnya, dan mencurahkan seluruh kasih sayang kepada sang anak tiri, Dia berusaha kuat dan bertahan demi sang buah hati, Di tengah gempuran rasa cemburu yang masih ada di hatinya, melihat kemesraan sang mantan yang dia lihat setiap hari.
Hingga kesedihan berangsur terobati dengan kehadiran sosok dokter, yang menangani sang anak saat itu, Kedekatan Dokter Nino dengan Devan bagikan ayah dan anak, membuat sang ayah kandung cemburu dan menaruh rasa iri dengan kehidupan sang mantan istri.
Next langsung baca bab bab selanjutnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ꧁ঔৣ☬Rmls☬ঔৣ꧂, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku ayahnya
Ruang keluarga rumah Risa nampak ramai dipenuhi dengan celoteh Divan, bocah itu sedang bernyanyi bersama sang papa, yang notabenenya pria cool dan pendiam, membuat Divan kesal mengehentikan keseruan bernyanyi nya.
"Divan papa pulang dulu yaa, mau ada urusan besok main lagi" pamit Nino sedikit berat hati membuat Divan seketika terdiam, bocah itu nampak murung dan berlari menuju kamar pribadinya.
"Udah gak papa Nin, kamu keluar saja gak papa urusan Divan biar aku yang urus" Ucap Risa mencoba menenangkan Nino, dia tak mau Divan membebani dan menggangu kehidupan Nino, bagaimana pun dia tak enak hati dengan seluruh kebaikan pria yang baru dia kenal itu.
"Yuadah aku pamit dulu, besok kesini lagi agak sore tapi" janji Nino berpamitan dengan Risa sebelum meninggalkan rumah.
Saat perjalanan pulang Nino mendadak teringat Rama, entahlah sepulang bersepeda bersama pria itu mendadak diam, Nino pun bertanya ada apa dengan adiknya itu, namun sayang Rama hanya bilang tidak ada apa apa dan memilih pulang terlebih dahulu.
.
.
.
.
Di sebuah warung bakso, kini ayu dan Dito nampak sangat sibuk melayani pembeli, mereka berdua berkerja sama dengan sangat baik, membuat semua mata iri melihatnya.
Namun mereka semua salah, di balik kekompakan mereka, terdapat masalah demi masalah yang menghantui keharmonisan keluarga mereka.
Dito sejak kepulangan Risa mendadak berubah membuat ayu takut, jika sang Suami menginginkan kembali dengan sang mantan, ketakutan yang berlebihan membuat ayu negatif thinking, hingga menuduh sang Suami melakukan hal hal yang Dito sendiri tak pernah lakukan.
"Nih bawain ke pelanggan" suruh ayu dengan nada ketus dan sewot, perempuan itu sedang dalam mode badmood hingga melampiaskan amarahnya ke sang suami.
Tak banyak omong Dito melakukan apa di perintahkan Ayu, pria itu sangat lelah dan memilih diam dengan sikap sang istri, walaupun di dalam hati dia mengutuk dan mencaci maki, wanita yang telah dia pilih setelah membuang sang istri.
"Kamu kenapa diam aja sih, mikirin Risa?" Tanya ayu sedikit keras membuat Dito tersentak kaget, namun pria itu hanya diam saja, dia tak ada tenaga untuk berdebat lagi dengan sang istri, baginya sudah cukup dia mengelak beberapa hari ini, sekarang diam adalah pilihan yang tepat untuk melawan ke egois an istrinya.
"Aku ngomong sama kamu Lo mas" Ucap ayu bertambah emosi.
"Apaan sih" Dito mulai jengah dan menatap tajam ayu yang juga menatapnya dengan tatapan membunuh.
"Kan aku udah tanya dari awal, gak denger atau kamu budek" Jawab ayu dengan sangat keras, membuat seluruh pelanggan memandang mereka.
"Pantas kata kata mu itu, mana adab sopan santun yang selalu kamu agung agungkan itu hah?"Tanya Dito habis kesabaran dia bangkit dari duduknya menatap tajam wajah sang istri.
"Ternyata aku salah membuang berlian, demi sampah berkedok syar'i seperti mu " Kata kata tajam berhasil keluar dari mulut Dito, sebuah ucapan tulus dari hati yang sudah beberapa hari ini dia pendam.
Dito memilih pergi, meninggalkan ayu yang tengah termenung mendengar kata kata tajam dari sang suami, seseorang yang dia kenal sebagai pria baik dan beriman, namun sayang sosok itu telah hilang dan berganti menjadi pria dingin dan kejam.
"Akhhh, ini semua gara gara perempuan murahan itu" Teriak ayu histeris.
.
.
.
.
Di sebuah unit apartemen elit, kini Rama termenung di sebuah balkon, pria itu nampak termenung menikmati suasana sore berlatarkan pemandangan kota, yang menampilkan gedung gedung tinggi pencakar langit.
Di tengah kesunyian, terdengar suara high heels mengentak di lantai marmer, menimbulkan suara ketukan yang merusak suasana.
"Kenapa kamu kesini?" Rama sudah tau siapa tamu nya itu, bahkan tanpa melihat sosok wanita di belakangnya itu, yaa karena hanya dia dan Vanesa yang punya akses untuk memasuki unit paling mewah ini.
"Emang salah aku menemui papah dari anak ku?" Tanya Vanesa mendudukkan bokongnya di pangkuan Rama.
Pria itu tak menolak maupun menikmati, dia hanya diam dan fokus melihat ke arah depan, bahkan ketika Vanesa mulai menggerayangi tubuh nya, pria itu tak bergerak sedikitpun.
"Aku mau kamu" Bisik Vanesa mencium leher Rama, tak hanya itu dia juga menggoyangkan dadanya tepat di wajah sang pria, membuat dua bola besar nan kenyal bergoyang dan membentur wajah Rama.
"Apa dengan aku melayani mu, dia bisa bebas?"Tanya Rama dengan mata Mulai mengembun.
"Tentu saja, asal kan kamu menurut dengan ku, bayi kecil itu akan kembali kepadamu" Jawab Vanesa membelai lembut pipi sang putra mahkota itu.
"Kenapa kamu begitu jahat, dia anak kita dan gue adalah ayahnya, kenapa kamu dengan tega menjadikan bayi tak berdosa itu sebagai jaminan" Tanya Rama mendorong keras tubuh Vanesa Hinga terjatuh dari pangkuannya.
"Apa yang kamu sudah aku berikan, serahkan bayi itu"teriak Rama dengan air mata mulai membasahi kedua pipinya.
"Kamu yakin dia masih butuh asi ku, dan juga aku tak yakin bocah umur 19 tahun bisa dipercaya mengurus bayi kecil ku, satu lagi mama dan papa pasti sangat terpukul melihat perbuatan putra mahkota nya, dunia bisa gempar mendengar kenyataan seorang Rama putra Wijaya memiliki anak dari hubungan gelapnya" Ucap Vanesa kembali memeluk dari belakang.
"Aku mohon" Sebuah kata kata langka berhasil keluar dari bibir seksi sang pria, menunjukan betapa rapuhnya dia hingga memohon dengan derai air mata.
Vanesa tak menghiraukan ucapan Rama, tangan cantik dan lentik nya telah berhasil membuka seluruh kancing, membuat tubuh kecil nan atletis itu terpampang nyata.
"Lupakan sejenak bayi itu, aku akan membuat senjata mu merasakan surga untuk kedua kalinya" Ucap Risa melepaskan satu persatu kain yang melekat di tubuhnya.
Tubuh seksi nan mulus vanesa terpampang nyata, membuat hasrat Rama mulai memuncak dan menginginkan pelepasan, dia mencoba menahan sekuat tenaga, namun sayang dia pria normal.
Dengan cepat dia bangkit mendorong tubuh Vanesa hingga dia menempel ke pagar pembatas balkon, bibirnya mengecup sebuah kancing berwarna pink yang menempel di bola kenyal.
"Akhhhhhh" suara indah keluar dari bibir sexy Vanesa, dia juga tak mau kalah dengan menekan lebih dalam wajah Rama di dadanya.
Satu tangan nya mulai mengelus benda pusaka yang nampak mengeras, tak sabar ingin masuk kedalam gua milikinya.
Dia pun melepas paksa bibir baby besar yang sedang meminta jatah asi, dia mengubah posisi mendorong tubuh Rama Sampai menempel di pagar pembatas.
Perempuan itu berjongkok, membuka bungkus permen berbentuk celana, tak butuh waktu lama permen lollipop berbentuk panjang besar, nampak berdiri tegak menantang.
Dengan lembut Vanesa menjilat, mengisap dan memasukan kedalaman mulutnya, dia juga tak lupa ketika melihat permen itu memiliki bonus dua bola di bawahnya, seperti anak kecil dia menjilat dengan brutal dua bola itu, dengan tangan mengocok permen panjang hinga mengeluarkan cairan vanila yang nikmat.
"Ahhhhhhhhhh" Rama merancau tidak karuan melihat vanila milik nya di jilat habis olah Vanesa, membuat dirinya mendadak lemas dan menjatuhkan tubuhnya.
"Ini baru permulaan, kita mulai permainan yang sebenarnya"Ucap Vanesa mengikat kedua tangan dan kaki sang pria.
Bersambung.....
Sorry jika alur dan penulisan tidak bagus, percayalah othor hanyalah pria berumur 19 tahun, yang sedang berusaha menyalurkan hobi nya.