Menapaki Jejak di Madyapada yang penuh cerita yang tak terduga, sesosok Rehan dengan beribu harap dalam benak dan Sejuta mimpi dalam sepi, meniti asa pada cahaya senja, menitip doa pada Sang Penguasa Semesta.
Berharap bisa bersanding dengan Rena perempuan anggun berparas rupawan dan berdarah Ningrat yang baik hati, seutas senyum ramah selalu menghiasi wajahnya, namun dalam riangnya tersimpang selaksa pilu yang membiru.
Akankah cinta dua insan itu bersatu dalam restu keluarga Rena? ataukah cinta mereka akan tenggelam layaknya Cahaya lembayung yang tertelan oleh gelapnya malam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vheindie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Perjodohan part 1
Selepas deru mesin yang hanya menyisakan debu, meninggalkan Rehan yang tengah mematung melihat kendaraan umum yang hilang di antara kelokan pintu masuk terminal antar kota antat provinsi, separuh hatinya terasa hampa, kosong melompong seperti terbawa oleh Bus berwarna biru tersebut.
Rehan pun mulai menghidupkan motornya untuk beranjak pergi dari terminal, apa yang Rena bilang tadi, "terus semangat menjalani kursusnya ya Kang," setidaknya kalimat itu akan menjadi penyemangat, dikala dia mengingat sang pujaan hati.
"Hmmmz... Hanya seminggu, tidak terlalu lama ini," gumam Rehan dalam hati.
***
Di ruang tamu yang sangat megah berarsitektur gaya eropa yang berhias lukisan nan barang-barang antik, terlihat seseorang tengah duduk termenung
Sudah dua hari Rena berada di rumah megahnya, tapi dia sudah mulai merasa jenuh karena papa dan kakak-kakaknya sangat jarang ada di rumah karena kesibukan masing-masing, apalagi ketiganya sekarang sudah mempunyai keluarga, meski rumah mereka hanya berjarak sepelemparan batu saja, karena masih mencakup area yang sama.
"Hmm.. Apa yang sedang dilakukan Kang Rehan sekarang ya," gumam Rena memikirkan kekasihnya yang baru terjalin selama satu bulan lebih ini, dia pun mengambil handphonenya, lalu beberapa detik kemudian meletakkan kembali telpon genggam keluaran pabrikan asal negeri Gingseng tersebut, karena dia baru sadar bahwa Rehan tidak mempunyai handphone.
Namun saat dia hendak bangkit dari sofa, handphone Rena tiba-tiba berdering, sebuah panggilan masuk dari kakak pertamanya.
"Halo Adik bungsu kakak yang paling batu, gimana kabarmu? betah tinggal di dusun?" seru kakaknya tersebut menyindir dirinya karena bertugas di kampung.
"Malam ini kami bertiga akan ke rumah utama, untuk memperkenalkan mu pada seseorang, dia sangat ingin bertemu denganmu jadi tampillah secantik mungkin, karena ini juga adalah atas persetujuan Papa kita," Lanjut Kakaknya itu yang berprofesi sebagai Dokter juga Dosen disalah satu Universitas terkenal di ibukota.
Setelah Kakaknya menutup telpon, Rena termenung karena urusan ini menjadi simalakama, dia sudah bisa menebak kemana arah pembicaraan kakaknya tersebut, membuatnya ingin segera kembali ke kampung Padasuka dimana tempat dia bertugas, tapi di sisi lain Rena tidak tega melihat mamanya masih terbaring lemah di kamar, meski ada dua orang perawat yang telah disediakan oleh papanya untuk menjaga mamanya tersebut.
***
"Oi Rehan sepertinya kau sudah cukup mahir dalam memperbaiki handphone, padahal kau baru belajar kurang dari sebulan, sepertinya kau memang berbakat," Seru seorang tukang servis senior yang mendampingi Rehan dalam kursus elektronik tersebut.
Rehan hanya tersenyum mendengar ucapan dari mentornya itu, dia memang mempunyai motivasi tambahan yang membuatnya semangat dalam menjalani kursus, selain untuk memperdalam keahliannya dalam Audio Videonya, diapun mempunyai cita-cita untuk membuka sebuah bengkel di kampungnya.
Tidak setiap hari Rehan menjalani kursus, dia hanya mengambil di hari-hari tertentu saja, karena dia pun masih banyak hal lain yang harus dikerjakan untuk menghasilkan kebutuhan sehari-hari bagi Ibu dan adik kecilnya.
***
Disebuah halaman rumah yang begitu megah nampak berjejer mobil-mobil mewah terparkir rapi, Sang satpam hanya menelan ludah karena kagum ketika melihat mobil mewah melewati gerbang masuk yang dia jaga.
"Hmm.. Kapan ya gue punya mobil kayak gitu," celetuk halu sang satpam sambil menatap mobil yang baru saja melewati dirinya.
"Hahahaa... Loe kerja sampai 50 tahun saja belum tentu ke beli tuh mobil," seru rekannya yang tertawa terbahak-bahak karena bermimpi ingin memiliki mobil buatan pabrikan negara pizza tersebut.
Yang ditertawakan hanya terdiam, dia tidak mau meladeni gurauan dari rekan seprofesinya, karena itu akan merusak daya imajinasinya.
Sementara di dalam rumah megah tersebut, tepatnya di ruang makan keluarga, terlihat makanan mewah telah tersedia dimeja makan yang berukuran panjang dan semua keluarga Wijaya terlihat lengkap, ini adalah pemandangan hal paling langka di keluarga konglomerat yang bergerak dibisnis kesehatan tersebut.
"Hai Rena kenapa kau tidak berdandan dengan layak, kita akan kedatangan tamu yang sangat terhormat, jangan malu-maluin keluarga kita," seru tegas Pak Wijaya dengan penuh penekanan terhadap anak bungsunya itu, karena melihat Rena hanya mengenakan pakaian kemeja yang sangat sederhana itu pun pemberian dari Rehan ketika mereka mengunjungi pasar malam yang ada di kecamatan.
"Maaf papa tapi aku lebih nyaman berpakaian seperti ini," Jawab singkat Rena, selain hanya memakai kemeja sederhana (menurut keluarganya) dia pun tidak memakai make up bahkan tak bergincu sedikitpun.
"Dandanmu tambah kampungan saja, sejak kau memutuskan bertugas menjadi bidan kampung, apa kau tertular dengan gaya pakaian orang-orang dusun itu," timpal Kakak ketiga Rena mencibir gaya pakaian sederhananya.
"Sudah, sudah, selagi dia nyaman dengan penampilan seperti itu, biarkan saja, kenapa kalian protes, toh adik bungsuku ini tetap masih terlihat cantik kok," ucap kakak kedua Rena yang berprofesi sebagai dokter kecantikan tersebut.
Perkataan dari Kakak perempuan satu-satunya yang dimiliki Rena, membuat semuanya tidak berani melanjutkan olok-olokan terhadapnya, meski itu ayah mereka sendiri, memang hanya Kakak keduanya yang cukup dekat dan kadang selalu membela Rena, tapi dia jarang bertemu karena kakaknya tersebut sering berpergian ke luar negeri untuk mengambil pekerjaan disana.
"Maaf Tuan mengganggu, sepertinya keluarga pak Bramono sudah tiba," ucap Asisten Rumah Tangga memberi tahu bahwa kedatangan tamu yang mereka tunggu telah datang.
"Bagus-bagus, persilahkan mereka masuk," seru senang pak Wijaya yang langsung beranjak dari tempat duduknya untuk menyambut tamu mereka.
"Selamat malam pak Wijaya," ucap seseorang berperawakan tinggi besar dan sepertinya lebih muda sedikit dari ayahnya Rena.
"Selamat malam juga Pak Bramono dan juga Bu Bramono, ayo mari silahkan masuk," jawab Pak Wijaya sambil balas menjabat tangan dari orang yang ada di depannya dan langsung mempersilahkan tamu tersebut untuk bergabung dalam jamuan makan malam.
"Selamat malam Om," Sapa orang yang ada dibelakang Pak Bram, yang tidak lain anaknya Pak Bram sendiri.
"Hohoho... Selamat malam juga Nak, hmm..." balas Pak wijaya sambil berusaha memikirkan sesuatu.
"Nicholas Om, tapi panggil saja Niko," timpal pemuda berparas tampan dengan kulit putih bersih tersebut, seperti mengerti apa yang ingin dikatakan oleh ayahnya Rena itu.
" Oh iya nak Niko, ayo silahkan masuk untuk mencicipi jamuan sederhana dari keluarga kami, nanti saya perkenalkan dengan anak bungsu saya," Seru senang Pak Wijaya, sambil menepuk pundak anak dari koleganya tersebut.
***
BRAMONO COMPANY adalah salah satu perusahaan besar yang bergerak dibidang property, dan juga mempunyai perumahan elit serta hotel bintang lima yang tersebar di beberapa negara di asia, bahkan menurut kabar mereka menguasai beberapa saham pada pengelolahan tambang batu bara dan emas.
Pak Bramono adalah orang pribumi keturunan belanda dari pihak ibunya, dia sendiri mempunyai dua orang putra, yang keduanya memang belum menikah, putra pertama bernama Nicky Tristan Bramono yang sekarang bertugas menjadi seorang CEO disalah satu perusahaan yang dia kembangkan, meski belum menikah tapi dia sudah mempunyai kekasih dari anak taipan kaya asal negeri tirai bambu.
Sementara Anak kedua, yang sekarang ada dihadapan keluarga Bernama Nicholas Bramono yang baru saja lulus dari universitas ternama yang ada diluar negeri, sebagai Magister atau Strata-2 yang mengambil jurusan Administrasi bisnis dan sudah dijanjikan oleh ayahnya untuk memegang salah satu perusahaannya dengan Syarat dia harus meminang anak dari salah satu koleganya yang tidak adalah anak dari keluarga Wijaya.
Apakah perjodohan ini akan berhasil? dan apakah Rena akan jatuh hati pada Niko yang mempunyai segalanya dibandingkan Rehan yang hanya seorang anak dari kampung, ikuti terus alur ceritanya dan jangan lupa tinggalkan jejak like and coment.
#Salam hangat meski tak seindah mentari yang mulai meninggi dikala langit mulai membiru😁.
#Haturnuhun terimakasih
haloo kak aku nyicil bacanya yaa
jangan lupa mampir di karya terbaruku 'save you'
thankyouuu ❤
sukses selalu buat kakak 🤗🤗