Di buang oleh orang tua kandungnya,
dijebak oleh sahabatnya hingga melahirkan anak haram,
dikhianati oleh cinta pertamanya, akhirnya ia memiliki kesempatan untuk kembali membalaskan dendam nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11. Berjemur sambil bercerita
Laila tiba di dapur dan menyiapkan minuman untuk kelima perempuan yang sedang duduk di ruang tamu.
'Sial!! Kenapa harus bertemu mereka secepat ini?
Harusnya bertemu mereka masih 6 bulan lagi saat aku sudah punya lebih banyak kekuatan untuk menghadapi mereka!' geram Laila dalam hati.
Setelah lama menggerutu dalam hatinya, Laila akhirnya menyelesaikan pekerjaannya lalu membawa minuman itu keluar.
Begitu tiba, ia bisa melihat semua orang sedang menatapnya, tatapan meremehkan tatapan jijik dan tatapan penghinaan ada di wajah semua perempuan itu.
Laila menghela nafas dan mengabaikan mereka.
"Waah,, ini dia,, sudah lama sekali aku tidak mencicipi buatan Laila." Anita lah yang pertama kali berbicara dan mengambil segelas minuman lalu mencicipinya.
"Wahh!! Rasanya tetap sama seperti dulu, enak. Hanya saja, sekarang aku mencicipinya dari Laila pengasuh, bukan lagi Laila si juara sekolah!" Kata Anita menatap Laila sambil tersenyum mencemooh mengundang tawa semua perempuan di sana.
"Selin, sebaiknya kamu pecat dia. Jangan sampai dia malah merayu Samudra, bagaimana pun, di masa lalu ia bisa tidur dengan seorang lelaki hingga hamil.
Aku tidak mau melihatmu dilukai perempuan sok polos ini!" Sala satu perempuan berbicara.
Selin menghela nafas, "Itu tidak mungkin! Suamiku sangat pintar, jadi dia tidak akan menjadi bodoh dengan memilih seorang pembantu dari pada model terkenal sepertiku!" Ucap Selin penuh percaya diri.
"Selin benar, tidak mungkin seorang pembantu kelas bawah bisa menyaingi model terkenal." Ucap Anita sambil menatap Laila dengan tatapan merendahkan.
"Terserah padamu, tapi karena dia sekarang orang suruhanmu, bolehkah aku meminjamnya sebentar?" Ucap perempuan benama Mista sembari menatap Laila penuh kejahilan.
"Kalian bisa berbuat apa pun. Ia menandatangani kontrak untuk tidak pernah membantah dan tidak pernah membawa keluar apapun yang terjadi di dalam rumah ini." Ucap Selin dengan acuh.
"Benarkah, kalau begitu, meskipun Ia mendapat kekerasan dia tidak bisa melaporkan siapapun?" Tanya Anita kini menampakan wajah penuh semangat untuk mengerjai Laila.
"Kalau pun begitu, apa dia sanggup menghadapi keluarga Anderson?" Ucap Selin.
"Hahaha,, itu poin pentingnya." Ucap Anita merasa puas.
"Nyonya salah, di dalam surat perjanjian, dikatakan jika tuan rumah dengan sengaja menyakiti para pelayan maka pelayan akan mendapat ganti rugi senilai 50 milliar.
Dan jika pelayan menderita luka seirus, maka ganti rugi akan diberikan 10 kali lipat di luar biaya perawatan." Ucap Laila meluruskan ucapan Selin.
"Woahhh,, inilah dia, dia masih sama pintarnya dengan Laila saat SMP!" Anita bertepuk tangan.
Selin tersenyum jijik, perempuan itu menatap Laila dengan lirik merendahkan "Kau baru saja membantahku?"
"Saya tidak membantah, saya hanya mengingatkan perjanjian yang tertera dalam surat kontrak." Jawab Laila tanpa rasa takut.
Mista menjadi kesal karena Laila sama sekali tidak gentar "Cih!! Kau cuma pembantu.
Lagi pula, apa kau pikir uang adalah masalah besar bagi keluarga Anderson?
Ck,, bahkan membeli seluruh keluargamu, dia pasti sanggup!"
"Tapi dia sudah tidak punya keluarga!" Tambah Anita lalu mereka semua terkekeh.
"Benar, aku lupa kalau dia ditinggalkan ayah dan ibunya. Benar-benar menyedihkan!"
Mereka terus menghina Laila berusaha membuat Laila tertekan, tapi apapun yang mereka katakan sama sekali tidak membuat Laila merespon sesuai keinginan mereka.
Hal itu membuat Anita jadi jengkel. "Bagaimana kalau kita pindah tempat, duduk di kolam sepertinya menyenangkan." Katanya dipenuhi rencana licik.
"Ah,, benar, kita bisa berjemur sambil bercerita."
"Benar,, akan sangat menyenangkan kalau kita mengingat kembali masa-masa sekolah kita di SMP. Laila juga perlu ikut, karena dia adalah bagian dari masa-masa SMP kita."
"Kalau begitu, aku akan menyuruh pelayan untuk menyiapkan pakaian untuk kita semua." Ucap Selin tersenyum.
bukan mama ya?