Three Minds, One Darkness

Tokyo, Jepang. The Tokyo Ginza Hotel

Introducing Chief Tora Matsumoto

"Jadi mati kena racun?" tanya Chief Detektif Distrik Tokyo Pusat sambil memeriksa jenazah salah satu menteri pemerintahan Jepang. Pria itu sudah memakai sarung tangan lateks hitamnya dan menyentuh jenazah yang sudah mulai kaku.

"Benar chief," jawab Maya Shoji, kepala CSI Kepolisian Tokyo.

"Kalian tahu racun apa yang dipakai?" Tora Matsumoto melihat sekelilingnya. "Apakah kalian menemukan wanita yang bersamanya?"

Semua anak buahnya menatap pria dengan tinggi 182cm itu.

"Chief, kok tahu ada cewek?" tanya Hirota Tanaka, wakilnya yang tadi sibuk mencatat.

Tora tidak menjawab namun dia mengambil bolpoin dari saku Hirota dan menarik sesuatu dari balik nakas. Tampak thong berenda bewarna merah.

"Kantong bukti?"

Maya Shoji langsung membuka kantong plastik untuk barang bukti itu.

"Cari DNA nya!" perintah Tora.

"Baik Chief."

"Termasuk yang di seprai, selimut dan ... Badan pak menteri. Aku juga tidak menemukan kondom ...." Tora menyelidiki kamar itu dan matanya melihat sebuah note yang terletak di dekat wastafel kamar mandi. Pria itu membacanya.

Bertemu dengan Dirandra Pratomo.

Tora Matsumoto mengeraskan rahangnya karena tahu siapa wanita bernama Dirandra Pratomo itu.

"Chief?" panggil Hirota.

"Aku pergi sebentar. Sepertinya kasus ini berhubungan dengan Yakuza." Tora pun pergi meninggalkan TKP dan dia menuju gedung milik AJ Corp.

***

Todai University

"Jadi kita bisa membuat racun dengan mengkombinasikan dua elemen ini. Kamu teteskan di gelas, satu tetes saja, sudah mengirimkan orang itu ke alam baka dalam waktu sepuluh detik!" terang Dirandra. "Tapi, dua elemen ini, tidak bisa didapatkan dengan mudah karena dilarang hampir semua negara di dunia."

"Sensei Pratomo, apakah anda pernah membuatnya?" tanya salah satu mahasiswa.

"Bukan aku, tapi eyang buyut aku. Bisa dibilang itu pertama dan terakhir kalinya dibuat serta dipakai. Aku menyebutnya, Legendary Poison." Dirandra menatap semua orang. "Karena racun ini tidak bisa dilacak, bahkan melebihi racun ikan buntal sekalipun."

"Sensei, bagaimana dengan racun yang bisa dibuat dengan bahan alami? Bukan dari ikan buntal saja tapi dari tanaman?" tanya mahasiswa lainnya.

"Siapa yang suka naik gunung?" balas Dirandra dan banyak mahasiswanya yang mengangkat tangannya. "Kita pelajari apa saja tumbuhan yang kita temukan di gunung dan mereka jauh lebih berbahaya dari poison ivy."

***

Ruang Kerja Hyde Bianchi

"Mentri Buruh tewas diracun?" Hyde menatap Chief Detektif Distrik Tokyo Pusat yang memasang wajah dingin. "Lalu, apa hubungannya dengan kami?"

Tora Matsumoto tidak menjawab namun dia memperlihatkan note yang di dalam plastik bukti.

"Ini keponakan anda bukan? Dia dulu juga dekat dengan Kapolri Republik Indonesia yang tewas karena dibunuh saat kekacauan disana hampir setahun lalu." Tora menatap datar ke arah Hyde Bianchi. Tora tidak perduli siapa yang dia hadapi karena baginya salah ya salah saja.

"Dirandra memang keponakan aku tapi dia tidak ada hubungannya dengan kematian Menteri Buruh!" jawab Hyde dengan nada tegas. "Dirandra malah sekarang mengajar di Todai University."

"Saya tahu sepak terjang keluarga Bianchi di Indonesia terutama Jakarta dan saya tidak heran jika anda melakukan hal yang sama disini," ucap Tora Matsumto dengan nada sinis.

Hyde pun berdiri dan nyaris menghajar pria di depannya. "Apa yang terjadi Jakarta, itu bukan urusan anda! Jika anda menuduh kami di balik kematian Menteri Buruh, anda salah! Kami tidak akan bertindak jika kami tidak disenggol!"

Tora hanya mendengus. "Saya tetap mengawasi anda semua dengan ketat!"

"Silahkan! Aku tidak perduli karena tidak ada yang aku sembunyikan!" balas Hyde dengan tatapan tajam. Kampret juga Chief satu ini!

"Baiklah. Saya akan ke Todai untuk menanyai nona Dirandra! Permisi!" Tora membungkuk hormat lalu dia kelurar dari ruang kerja Hyde Bianchi yang segera menghubungi adik, putra dan keponakannya.

Setelah mereka datang, ketiganya cukup terkejut karena Dirandra dituduh terlibat kasus kematian Menteri Buruh.

"Dira begitu pulang mengajar juga langsung pulang ke rumah induk dan lebih suka kumpul dengan kita-kita," ucap Tsuyoshi. "Tiga bulan disini, Dira juga seringnya pergi dengan aku atau Tsuyu."

"Kadang juga sama Ichi dan Tante Dewi," timpal Zenjin.

Yukhiro menatap kakaknya. "Memang Menteri Buruh tewas diracun? Pakai apa? Yakin bukan perbuatan partainya atau orang parlemen? Kita tahu kan Menteri itu memang suka hidup mewah."

Hyde tampak termenung. "Kita tidak ada senggolan dengan parlemen Jepang kan?"

"Tidak ada Otousan," jawab Tsuyoshi tegas.

Hyde bersedekap sambil memegang dagunya. "Siapa yang ingin Menteri Buruh itu mati?"

***

Fakultas Kedokteran Todai University, Tokyo

Tora Matsumoto menunggu Dirandra keluar dari gedung kampus Fakultas Kedokteran Todai University. Pria itu sudah menyelidiki latar belakang keluarga Bianchi dari Pratomo ke Al Jordan hingga Bianchi. Dirandra adalah putri seorang dokter di Penang Malaysia, dimana hampir semua anggota keluarganya menjadi dokter. Dirandra juga lulusan fakultas biologi bagian kimia forensik dan toksikologi di Harvard.

"Bagaimana bisa gadis secerdas ini malah menjadi Black Widow, Poison Ivy dan penjahat wanita lainnya? Aku tahu delapan puluh persen wanita lebih suka membunuh dengan racun. Kok sayang banget ya ... Otaknya dipakai buat kriminal?" gumam Tora sambil membaca data di tabnya.

Tak lama para mahasiswa banyak yang keluar dari gedung itu pertanda banyak dari mereka sudah menyelesaikan perkuliahannya. Mata Tora melihat ke arah wanita yang memakai gaun merah, dengan rambut panjangnya dibiarkan tergerai dan wajahnya tampak dingin ... Sangat kontradiksi dengan gaun merahnya tapi wajahnya macam putri es.

Wanita itu menghentikan langkahnya ketika ada seorang mahasiswa hendak berdiskusi dengannya. Dia tampak serius dan tersenyum tipis saat mahasiswa itu paham dengan penjelasannya. Darimana Tora tahu? Wajah mahasiswa itu tampak sumringah dan membungkuk hormat beberapa kali seolah mendapatkan lotere. Wanita bergaun merah itu pun melanjutkan langkahnya menuju parkiran. Tora segera menghampirinya.

"Dokter Dirandra Pratomo?" panggil Tora membuat wanita itu berbalik.

"Anda berbicara dengan saya?" tanya Dirandra dingin.

Tora mengangguk. "Iya. Saya ingin berbicara dengan anda. Saya Chief Tora Matsumoto dari Kepolisian Tokyo. Bisa kita bicara serius?"

Dirandra menatap wajah Tora. "Kepolisian Tokyo? Apakah saya melanggar hukum?"

"Tidak ... Belum," jawab Tora membuat Dirandra mengangkat sebelah alisnya.

"Maksudnya?"

"Dimana anda semalam?" tanya Tora mengacuhkan pertanyaan Dirandra.

"Semalam? Saya di rumah induk Yakuza Takara Bianchi."

"Anda tidak pergi menemui Menteri Buruh?"

Dirandra tampak bingung. "Menteri Buruh? Memang ada apa ya?"

Dirandra Pratomo

"Mentri Buruh semalam meninggal di Hotel Ginza ... Dia diracun. Apakah anda meracuninya?" tembak Tora membuat Dirandra melongo.

"Saya saja tidak kenal dengan Mentri Buruh!" balas Dirandra judes.

***

Yuhuuu up Siang Yaaaa gaaeeeessss

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu