Cerita ini berjudul " Hilangnya sebuah kepercayaan Hidup " yang sengaja saya buat sedemikian mungkin sekedar untuk menghibur para pembaca yang setia, semoga tulisan saya ini bisa bekenan dihati para pembaca, sekian dan terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis siti Maemunah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Nasinya bu satu lauknya pake tumis kentang sama kulit ?!" Pinta Siska kepada ibu warung, dan si Ibu warung pun memberikan apa yang diminta oleh Siska, yang lantas Siska langsung makan dengan lahapnya, dan setelah selesai makan baru Siska minum segelas es teh dingin sampai habis.
" Ah.. seger, kenyang lah sudah perutku kini ?!" Gumamnya, lantas Siska pun berdiri untuk memberikan sejumlah uang kepada si ibu warung lantas berpamitan lalu pergi keluar dari warung nasi tersebut.
Dan sesampainya ditepi jalan Siska merogo saku celananya mencari-cari kertas alamat yang disimpan disaku celananya, jln. Babakan nomer 10. membaca alamat yang mau didatanginya lalu Siska memangil becak yang lewat kedepan warung.
" Bang becak, sini bang, tau alamat ini gak bang ?" Tanya Siska sambil menyodorkan sebuah kertas alamatnya.
" Tau tau neng !" Jawab si abang becak.
" Tolong antar saya kealamat ini ya bang ?!" Kata Siska.
" Baik neng !" Jawab si abang becak.
Setelah Siska naik ke becak, si abang becak menggoes pedalnya, cukup lumayan jauh juga jaraknya dari terminal kealamat itu, dan sampai juga Siska ketempat tujuannya, setelah turun dari becak lalu Siska meberikan sejumlah uang ke si abang becak.
" Termakasih ya bang !" Kata Diska
" Sama-sama, neng kembali kasih !" Kata si abang becak sabil mendorong becaknya lalu naik dan pergi.
Siska memijit bel rumah, yang tidak lama keluar seorang perempuan setengah baya, terlihat Siska sedang berbicara dengan seorang wanita tengah baya tersebut, setelah itu wanita itu mengantarkan Siska kesebuah kamar, dan ibu tengah baya itu memberikan sebuah kuci kamar kepada Siska.
Lantas Siska membuka pintu kamar dan kamar itu sangat luas, memiliki temat tidur yang lumayan besar dengan jendela kamar yang terbuat dari kaca, mewah juga kamarnya dilengkapi kamar mandi dan dapur kecil.
Segera Siska membenahi barang-barangnya dia menata pakaiannya kelemari, dan menata seluruh kosmetiknya dimeja cermin.
" Cukup nyaman juga kamar ini !" Gumamnya.
Lalu Siska pergi membawa handuknya kekamar mandi, dibersihkannya badannya dengan sabun cairnya, karena merasa gerah dan kotor karena seharian menempuh perjalanan, setelah mandi Siska berpakaian rapi kini yang dipakainya celana jin berwarna biru dan kaosnya yang berwarna putih.
"Aku harus cek dulu, apakah tokonya masih dipakai orang lain atau tidak !" Gumamnya, sambil bergegas pergi kesebuah tempat dimana dia menyebutkan sebuah toko yang tidak jauh dari situ tempatnya, disebuah belokan lalu menyebrangi jalan baru terlihat toko yang dimaksud oleh Siska.
"Oh, sudah tutup berarti sudah tidak dipake lagi ?!" Gumamnya, dan segera Siska merogo poselnya lalu menelepon seseorang.
"Halo ?!" terdengar sebuah suara dari ponsel, yang terdengar suaranya sangat ramah dan lembut.
"Ya halo bi, ini Siska bi !" Sahut Siska.
"Ya ada apa nak ?" Tanya bibinya Siska Bi Dari namanya, yaitu adik dari Ibu Astuti ibunya Siska.
"Ini bi, Siska mau tanya, apa tokonya sudah bisa Siska pakai ?" Tanya Siska kepada bibinya.
" Sudah nak, tingal dibersihkan dulu saja, sudah lima hari kosong ko tokonya !" Kata Bi Dari.
" Oke, terimakasih Bibi !" Kata Siska senang.
" Ya nak, sama-sama ?!" Jawab Bi Dari.
Sepulang dari melihat toko, Siska menganti pakaiannya dengan memakai celana pendek sepaha dan kaos longgar ber tangan pendek juga, lalu berbaring diatas ditempat tidurnya dengan tangan terlentang, sambil menarik napas panjang lalu tertidur lelap karena cape.
Pagi hari sekitar jam setengah enam pagi Siska terbangun, lalu membuka gorden jendela kaca yang besar, terlihat wanita setengah baya Bo Atmi penjaga Rumah besar itu sedang menyiram tanaman dihalaman.
Dan dilain tempat ada seorang pemuda tampan Sandi namanya dia terhitung pemuda yang ramah dan sopan, tidak heran banyak wanita yang mengaguminya, selain ramah dan sopan, Andi juga orangnya baik suka menolong orang.
Sandi bekerja disebuah bengkel motor dipingir jalan yang tempatnya tidak jauh dari tokonya Siska.
Siska membuka toko kue serba ada, dan kue-kuenya dikirim oleh pembuat kue langganan Bibinya, dulu bibinya yang jualan ditoko itu, namun setelah menikah, suaminya membawanya pergi unruk tingal dirumahnya, yang rumahnya tidak jauh dari tempat kerjanya, maka bibinya dibawa suaminya dengan alasan karena tempat pekerjaannya lebih dekat dari rumah suami bibinya tersebut.
Siska jualannya sangat laris sekali, karena Siska termasuk orang yang ramah dan baik hati, membuat pelangan engan membeli kue kepada orang lain, maka tidaklah heran kalau jualan Siska semakin lama semakin banyak bertambah pelangan.
Sandi yang berada disebrang toko Siska sedang sibuk melayani para pelangannya, karena Sandi yang ramah kepada para pelangan, membuat kewalahan untuk menerima pekerjaannya yang sangat banya pelangan itu, tapi memang pria tangguh tidak pernah mengeluh, walaupun pekerjaannya sangat banyak Sandi tidak pernah mengeluh ataupun merasa cape karena tekah mengerjakan pekerjaannya dengan senang hati.
Sepertinya Siska dan Sandi memiliki sifat yang sama, sehinga keduanya cepat maju, tetapi ada yang berbeda, karena Sandi hanyalah seorang buruh kulir, sedangkan Siska adalah seorang bos ditoko kuenya.
Suatu hari Sandi mempunyai masalah dengan bos barunya, karena bos lamanya terserang penyakit sehinga digantikan oleh bos baru dibengkel dimana dia bekerja.
Pada hari itu Sandi dihina dicaci dan dimaki oleh bos barunya Leon nama bos barunya Sandi itu, yang sengaja ingin mengusir Sandi dari bengkel itu.
Pada waktu itu Leon sambil menunjuk-nunjuk kemuka Sandi, Leon juga memarahinya , yang tidak disengaja kejadian itu dilihat oleh Siska, dan Siska telah mendengar obrolan orang orang yang pro kepada Sandi, bahwa Sandi itu sebenarnya orangnya baik dan rajin, selain itu orangnya ramah dan sopan.
" Goblok lu pergi sana lu cari majikan baru lu mending mending kalau ada yang mau memberi kamu ?!" Begitu ocehan Leon mengejek Sandi, pada saat itu tiba-tiba ada suara yang datang dari seseorang yang sedang menyebrangi jalan.
" Ada yang mau memberi bekerja kepada dia, saya yang akan memberi pekerjaan buat dia ?!" Kata Siska sambil meraih tangan Sandi.
" Yo ikut aku ?!" Ajak Siska kepada Sandi.
Sandi cuma nurut sama ajakan Siska, yang membawanya pergi menyebrangi jalan dan mengajaknya masuk ketokonya.
Dengan terheran-heran Sandi menatap Siska dengan memberi senyuman manis, lalu Sandi mengucapkan banyak-banyak terimakasih, atas ajakan Siska yang telah mengerai pertengkaran Leon dan Sandi
Siska pun tersenyum manis, sambil bertanya kepada Sandi apakah Sandi mau membuka bengkel motor baru, dan Siska yang akan memberikan pinjaman modalnya kepada Sandi untuk dipakai membuat bengkel motor baru.
Sandi merasa keheranan atas tawaran yang tiba-tiba Siska akan meminjamkan modal untuknya, atas dasar apa wanita ini tiba-tiba mau memberikan pinjaman modal kepadanya secara tiba-tiba ini, begitu pikir Sandi pada waktu itu.
Siska tau apa yang dipikirkan oleh Sandi, maka dia menjelaskan, bahwa dia telah menguping pembicaraan orang-orang tadi, sewaktu Sandi sedang bertengkar dengan Leon.
Banyak orang-orang mengatakan bahwa Sandi itu orangnya baik, selain baik orangnya rajin dan juga jujur dan juga ramah, maka Siska menyayangkan kalo keahlian Sandi terbuang percuma dengan begitu saja, sedangkan Siska memiliki uang nganggur, apa salah nya kalau meminjamkan uangnya kepada orang lain yang membutuhkannya dan memiliki potensi kerja yang baik seperti Sandi ini.
Setelah mendengar penjelasan perkataan dari Siska lantas Sandi pun menyetujui atas pinjaman modal yang ditawarkan oleh Siska kepadanya
B e r s a m b u n g