"Ayo kita bercerai.." Eiser mengucapkannya dengan suara pelan. Kalea tersenyum, menelan pahitnya keputusan itu.
"Apa begitu menyakitkan, hidup dan tinggal bersama sama denganku?" tanyanya, kemudian menundukkan kepalanya. "Baik, aku akan menyetujui perceraiannya, tapi sebelum aku menyetujuinya, tolong beri aku waktu sebulan lagi, jika dalam waktu sebulan itu tidak ada yang berubah, maka kita resmi menjadi orang asing selamanya.."
Eiser mengangguk, keputusannya sudah bulat. Bagi Eiser, waktu sebulan itu tidak terlalu lama, dia akan melewati hari hari itu seperti biasanya, dan dia yakin tidak ada yang berubah dalam waktu sesingkat itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N. Egaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Kalea segera menjauh dari Eiser, dia berjalan cepat ke arah pemilik toko itu dengan jantung yang berdegup kencang. Walau bagaimana pun juga, dia harus tetap ingat, pria dengan seragam dinasnya itu ialah musuh!
Beberapa menit kemudian.. Kalea sedang memakai gaun yang ingin dia coba sebelumnya.
"Ya ampun, cantiknya, sudah kuduga kain ini sangat cocok untuk kulit anda nona!" ucap pemilik toko itu
Ucapan pemilik toko itu membuat telinga Eiser berdiri, menguping dan juga mendengarkan segala apa yang mereka ucapkan dibalik tirai itu.
'Aku tidak menguping kok, suaranya kedengaran begitu saja di telingaku!' monolog Eiser.
Srakk! Tirai penghalang itu terbuka, pemilik toko itu sengaja mempamerkan gaun yang dia buat kepada pelanggan barunya. Kalea merasa syok dan tak bisa berkata apa apa, tepat didepannya, ada seorang pria dari negara musuh sedang memperhatikannya.
Deg! Jantung Eiser berdegup kencang, matanya terus tertuju pada wanita didepannya, cantik dan sangat mempesona. Gaun yang melilit ditubuh indahnya itu membuat perasaannya gemetar seolah ikutan melilit disana.
"Ya ampun, ini seperti.. aku sedang memperlihatkan pengantin wanita kepada pengantin prianya ya, haha!" pemilik toko tertawa lepas.
Kalea segera berbalik, meminta pemilik toko itu segera menutup tirainya lagi. Jantungnya tak kalah cepat, sama seperti degupan jantung Eiser. Bahkan detaknya lebih cepat dan tak karuan.
Hari pun semakin sore, Kalea selesai dengan urusan kain disana. Dia akhirnya pulang bersama pelayannya, sebelum ia keluar dari toko itu. Kalea sedikit mencuri pandangannya ke Eiser. Namun mata itu tertangkap begitu saja, Kalea malu dan semakin salah tingkah.
Eiser tersenyum melihatnya, hatinya terasa hangat saat melihat Kalea. Sudah lama dia tidak merasakan hangatnya perasaan itu lagi, kini di Isyarh, tempat yang telah ia taklukkan...
Hati yang telah lama dingin ini kembali hangat.
Eiser akhirnya memutuskan untuk mengatakan hal tersebut pada Raja Sorya. Tentu hal itu tidak begitu mengejutkan, baginya wanita juga bisa dijadikan hadiah bagi sesiapa saja yang berhasil menaklukan sesuatu yang besar!
Raja Sorya akhirnya mengumumkan pernikahan politik itu demi memperkuat aliansi antara Isyarh dengan negaranya. Dengan kesepakatan bersama, akhirnya keluarga Fransikar yang dipilih untuk pernikahan itu.
Ingatan itu memudar..
"Menikah dengan musuh? Itu sama saja aku memilih mati! aku tidak bisa, aku tidak akan pernah bisa menerimanya!" teriak Kalea, dunia itu terlihat kacau, ada getaran dan guncangan disana.
Rasya berhasil menggerakkan seluruh tubuhnya dan berdiri, dia berlari ke arah Kalea dan berkata dengan tegas. "Tapi sebenarnya.. Jauh dilubuk hatimu yang paling dalam, kau juga mencintainya, kan!"
"Apa?"
Dunia itu semakin tak karuan, bergetar dan terguncang begitu hebat. "Katakanlah Kalea.. Kau mencintainya juga kan? Eiser Lee.. Suamimu?"
"Cinta?" Kalea bingung.
"Ya, Kau mencintainya, Kalea. Kau mencintai Eiser!"
"Aku.. Hikss Hikss.. Iya aku juga mencintainya, aku mencintai Eiser, Hikss.. Tapi.. aku tidak bisa.. aku tidak bisa kembali lagi ke tubuhku! aku sudah mati.. aku terus memohon, aku hanya ingin kembali hidup dan menghentikannya, tapi aku sudah tidak bisa.. aku gagal menghentikannya! aku.. aku hanya tidak ingin dia mati seperti itu, setidaknya teruslah hidup dan juga berbahagia.." Kalea terus menangis.
"Apa karena itu jiwaku berada disini?"
"Ya, semua itu untuk menghentikannya, tepat dimana nanti kau berhasil masuk ke tubuhku, itu ialah hari pertama dan terakhir Eiser menemuiku, dia akan mati karena meneguk racunnya, aku mohon.. hentikan dia sebelum itu terjadi!"
"Apa semua ini terjadi karena keinginan kita sama?" tanya Rasya
"Ya, aku juga ingin membuatnya bahagia.."
Srringhsss, perlahan tubuh mereka sama sama mulai menghilang seperti serbuk cahaya yang berkilauan. Kalea akhirnya menemui ajal dan benar benar pergi dari kisahnya.
Rasya pula, akhirnya masuk ke dalam tubuh Kalea dan hidup sebagai istri Eiser Lee. Awalnya sangat sulit untuk menggerakkan tubuhnya, ditambah tenggorokan Kalea terasa sangat panas dan perih.
Syutt!! Kalea bangun dan duduk begitu saja. 'Eh?'
Matanya memperhatikan seluruh ruangan itu, kamar pribadi milik Kalea. Rapi dan sangat nyaman. Kalea turun dari ranjang yang besar itu, dia berjalan pelan ke arah cermin.
Kemudian dia terpegun saat melihat pantulan dirinya didepan cermin. Bahkan dia saja terpesona dengan kecantikan wanita didepannya itu. 'Cantiknya..'
Clekk! Pintu terbuka, disana ada pelayan yang datang membawa kain dan semangkuk air seperti biasanya, namun pelayan itu terkejut melihat nona tidak ada lagi diatas kasur, matanya liar mencari sosok nonanya itu, tepat di saat mata itu menangkap sosok yang dia cari, dia berteriak penuh semangat.
"Nona! Nona akhirnya bangun!" pelayan itu tampak senang dan bahagia.
"I-iya.. aku sudah bangun, eh?" 'suaraku hilang! Apa ini efek dari racun itu, ah tenggorokanku terasa kering dan sakit!'
"Nona!! Tolong berbaringlah! Saya akan membawakan lima ekor ayam panggang untukmu!" ucapnya penuh semangat, pelayan itu meletakkan kain dan mangkuk itu di atas meja kecil disana.
"Lima ekor ayam? ah aku ingat, Kalea sering bercanda ingin memakan lima ekor ayam panggang saat dia sedang sakit saat datang bulan.." ucapannya tidak keluar, suaranya hilang.
"Nona..?"
"Suaraku hilang.."
"Nona??"
"Apa aku diamkan saja ya dia?"
"Nona jadi pendiam! Tolong, ini pasti karena efek racun itu, aku akan segera memanggil dokter! Ini bukan nona yang aku kenal, nona akan berbicara denganku walau ada seribu juta pelayan yang ada, dia pasti.. hikkss hikss, dia pasti tetap berbicara denganku!" ucapnya menangis sedih.
"Tenanglah.. aku baik baik saja kok!" ucapnya tanpa suara.
"Syukurlah nona sudah bangun, Tuan Eiser sangat khawatir pada nona, bahkan dia terus menyalahkan dirinya sendiri sampai sekarang, padahal itukan bukan kesalahannya.. Nona juga, nona dihasut oleh sesuatu yang jahatkan untuk meminum racun itu? Iya kan?"
'Eiser?'
"Padahal nona sedang hamil saat itu.. tapi aku.. aku malah tidak tau sama sekali tentang itu, aku salah, aku tidak memperhatikan nona dengan baik, harusnya aku tau karena aku selalu berada disamping nona, tapi nyatanya aku bodoh dan tidak tau apa apa.. Hikss.."
"Jangan ikutan menyalahkan diri sendiri dong!"
"Nona.. Jangan lakukan itu lagi ya.." ucap pelayan itu sambil menggenggam tangan Kalea.
Kalea tersenyum, dia ingat, nama pelayan itu Fiona, pelayan yang setia dan rela ikut bersama dengannya ke negara musuh.
"Ya, aku tidak akan melakukannya lagi." jawabnya tanpa suara. Kalea mengangguk dan tersenyum agar Fiona mengerti.
Fiona sangat bersyukur, tanpa sadar dia memeluk Kalea seperti keluarga. "Syukurlah, keajaiban tuhan itu benar benar nyata!" ucapnya dengan air mata yang berjatuhan.
'Ya, ini sungguh keajaiban yang nyata.. tapi sekarang bukan saatnya menangis, ada nyawa yang harus ku selamatkan, aku harus segera menemuinya!'
"Aku ingin bertemu dengan Eiser.." ucapnya tanpa suara. Kalea termenung, dia merasa sedikit frustasi karena tidak bisa berkomunikasi dengan baik disaat penting begini.
Kalea bangun mencari sesuatu, kemudian dia menulis di atas kertas. 'Aku ingin bertemu dengan Eiser' Kalea menyerahkan tulisan itu pada Fiona.
"Eh? Serius ni? Maafkan aku ya nona, aku tidak peka, harusnya aku peka dan segera memberitahunya, tapi aku tidak berani melakukannya karena biasanya nona akan marah kalau aku menyampaikan sesuatu pada Tuan, tapi kali ini nona sendiri yang memintanya, ini benar benar keajaiban! Tunggu sebentar ya, aku akan kembali dengan Tuan!" ucap Fiona, kemudian berlari kecil dan meninggalkannya sendiri.
'Jadi sepi..' ucap Kalea setelah Fiona pergi.
.
.
.
Bersambung!